Studi Kelayakan Bisnis : ARR, ROI, PP, NPV, PI, IRR - Pengertian, Rumus dan Contoh soal


“studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari sarana mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan.”
~ Kasmir dan Jakfar (2003:17)

“Studi kelayakan bisnis merupakan suatu metode penjajagan dari suatu gagasan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya gagasan usaha tersebut dilaksanakan.”
~ Kasmir dan Jakfar (2007:4)

 “Studi kelayakan proyek adalah penelitian tentang dapat atau tidaknya suatu proyek investasi dilaksanakan dengan berhasil.”
~ Suad Husnan dan Suwarsono (2002:4)

“Studi Kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk baru.”
~ Husein Umar (2005:8)

Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Terdapat lima tujuan perlunnya melakukan studi kelayakan menurut Kasmir dan Jakfar (2003:13), yaitu:

1. Menghindari Risiko Kerugian
        Untuk mengatasi risiko kerugian di masa yang akan datang ada semacam kondisi kepastian. Kondisi ini ada yang dapat diramalkan akan terjadi atau memang dengan sendirinya terjadi tanpa dapat diramalkan. Dalam hal ini fungsi studi kelayakan adalah untk meminimalkan risiko yang tidak kita inginkan, baik risiko yang dapat kita kendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

2. Memudahkan Perencanaan
        Jika kita sudah dapat meramalkan apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang, maka akan mempermudah kita dalam melakukan perencanaan dan hal-hal apa saja yang perlu direncanakan. Perencanaan tersebut meliputi:
a. Berapa jumlah dana yang diperlukan
b. Kapan usaha akan dijalankan
c. Dimana lokasi usaha
d. Siapa yang akan melaksanakannnya
e. Berapa keuntungan yang akan diperoleh
f. Bagaimana cara mengatasinya jika terjadi penyimpangan

3. Memudahkan Pelaksanaan Pekerjaan
        Dengan adanya berbagai rencana yang sudah disusun akan sangat memudahkan pelaksanaan usaha. Para pelaksana yang mengerjakan bisnis tersebut telah memiliki pedoman yang harus diikuti. Pedoman tersebut telah tersusun secara sistematis, sehingga usaha yang dilaksanakan dapat tepat sasaran dan sesuai dengan rencana yang sudah disusun.

4. Memudahkan Pengawasan
        Dengan telah dilaksanakannya suatu usaha sesuai dengan rencana yang sudah disusun, makan akan memudahkan kita untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha. Pengawasan ini perlu dilakukan agar tidak melenceng dari rencana yang telah disusun.

5. Memudahkan Pengendalian
        Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan telah dilakukan pengawasan, maka jika terjadi penyimpangan akan mudah terdeteksi, sehingga dapat dilakukan pengendalian atas penyimpangan tersebut. Tujuan pengendalian adalah untuk mengendalikan pelaksanaan agar tidak melenceng dari rel yang sesungguhnya, sehingga pada akhirnya tujuan perusahaan akan tercapai.


Manfaat Studi Kelayakan Bisnis

        Hasil dari laporan studi kelayakan sebuah bisnis akan memiliki manfaat yang berguna bagi beberapa menurut Umar (2004:19), yaitu:

1. Pihak Investor
        Jika hasil studi kelayakan yang telah dibuat ternyata layak direalisasikan, pemenuhan kebutuhan akan pendanaan dapat mulai dicari, misalnya dengan mencari investor atau pemilik modal yang mau turut serta menanamkan modalnya pada proyek yang akan dikerjakan itu. 
        
        Sudah tentu calon investor ini akan mempelajari laporan studi kelayakan bisnis yang telah dibuat karena calon investor mempunyai kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang akan ditanamnkannya.

2. Pihak Kreditor
          Pendanaan proyek dapat juga dipinjam dari bank, sebelum memutuskan untuk memberikan kredit atau tidak, erlu mengkaji ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat, termasuk mempertimbangkan sisi lain, misalnya tersedianya agunan yang dimiliki perusahaan.

3. Pihak Manajemen Perusahaan
        Studi kelayakan bisnis dapat dibuat oleh pihak eksternal perusahaan maupun pihak internal perusahaan sendiri. 

        Terlepas dari siapa yang membuat, pembuatan proposal ini merupakan upaya dalam rangka merealisasikan ide proyek yang ujung-ujungnya bermuara pada peningkatan usaha untuk meningkatkan laba perusahaan. 

        Sebagai pihak yang menjadi project leader sudah tentu pihak manajemen perlu mempelajari studi kelayakan itu, misalnya dalam hal pendanaan, beberapa yang dialokasikan dari mmodal sendiri, rencana pendanaan dari investor dan dari kreditor.

4. Pihak Pemerintah dan Masyarakat
        Penyusunan studi kelayakan bisnis perlu memperhatikan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah karena bagaimanapun pemerintah dapat secara langsung mauun tidak langsung, mempengaruhi kebijakan perusahaan. 

        Penghematan devisa negara, penggalangan ekspor nonmigas dan pemakaian tenaga kerja massal merupakan contoh-contoh kebijakan pemerintah di sektor ekonomi. Proyek-proyek bisnis yang membantu kebijakan pemerintah inilah yang diprioritaskan untuk dibantu, misalnya dengan subsiidi dan keringanan lain.

5. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi
          Dalam menyusun studi kelayakan bisnis perlu juga dianalisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. 

        Aspek-aspek yang perlu dianalaisis untuk mengetahui biaya dan manfaat ersebut antara lain ditinjau dari aspek rencana pembangunan nasional, distribusi nilai rambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, semi analisis kemanfaatan dan beban sosial. 

        Jadi, jelas bahwa studi kelayakan bisnis yang dibuat perlu dikaji demi tujuan-tujuan pembangunan ekonomi nasional.


Accounting Rate of Return (ARR)

        Accounting Rate of Return (ARR) yang Juga dikenal dengan sebutan Average Rate of Return (ARR) adalah suatu metode analisis yang mengukur besarnya tingkat keuntungan dari suatu investasi.

         Accounting Rate of Return (ARR) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Tingkat Pengembalian Akuntansi adalah mengukur pendapatan atau laba tahunan yang diharapkan dari hasil suatu investasi. Dengan kata lain, ARR ini menghitung berapa banyak uang yang akan dikembalikan ke investor dari suatu investasi.

        Dengan perhitungan Accounting Rate of Return atau ARR ini, investor dapat menganalisis risiko yang terlibat dalam membuat keputusan investasi dan memutuskan apakah penghasilannya cukup tinggi untuk menerima tingkat risiko yang akan terjadi.

        Dengan perhitungan Accounting Rate of Return atau ARR ini, investor dapat menganalisis risiko yang terlibat dalam membuat keputusan investasi dan memutuskan apakah penghasilannya cukup tinggi untuk menerima tingkat risiko yang akan terjadi.

        Metode Average Rate of Return (ARR) merupakan metode yang digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi.

        Tingkat keuntungan yang digunakan dalam metode ini adalah laba setelah pajak dibandingkan dengan total atau rata-rata investasi. Metode ini tidak mendasarkan pada proceeds atau cash flow, melainkan pada keuntungan yang dilaporkan dalam buku (reporte accounting income) sehingga metode ini sering disebut dengan Accounting Rate of Return.

Kelebihan dan Kekurangan Average Rate of Return (ARR)

        Metode Average Rate of Return sebagai alat analisis untuk menentukan tingkat pengembalian investasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan
1. Kesederhanaannya dan mudah dimengerti
2. Metode ini dalam perhitungannya menggunakan data accounting yang suda tersedia sehingga tidak memerlukan perhitungan tambahan

Kekurangan
1. Tidak memperhatikan time value of money
2. Menitikberatkan pada masalah accounting dan kurang memperhatikan data cash flow dari investasi yang bersangkutan
3. Kurang memperhatikan panjangnya jangka waktu investasi 

        Rumus yang digunakan untuk menghitung Average Rate of Return (ARR) adalah sebagai berikut.

Average Rate of Return (ARR) atas dasar Initial Investment

𝐴𝑅𝑅 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑥100%
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙

Average Rate of Return (ARR) atas dasar Average Investment

𝐴𝑅𝑅 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑥100%
𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑅𝑎𝑡𝑎 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖

Atau
ARR = Pendapatan Bersih dari Investasi / Biaya Investasi

Atau
ARR = Rata-rata Pendapatan Bersih dari Investasi / Rata-rata Biaya Investasi

        Apabila laba setelah pajak suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka rata-rata laba setelah pajak setiap tahunnya harus dihitung terlebih dahulu untuk dapat menghitung dengan metode Average Rate of Return.

Contoh Perhitungan ARR (Accounting Rate of Return)

        Perusahaan PT. AMAZING mendapatkan sebuah proyek yang memerlukan Initial investment atau biaya investasi sebesar Rp. 500 juta. Proyek ini dapat menghasilkan Cash Inflow (arus kas masuk) sebesar Rp. 100 juta per tahun dengan usia ekonomis 10 tahun tanpa nilai residu. Berapakah Accounting Rate of Return (ARR) proyek tersebut?

Diketahui :
Biaya Investasi : Rp. Rp. 500 Juta
Usia Ekonomis : 10 tahun
Cash Inflow per tahun : Rp. 100 Juta
Depresiasi per tahun : Rp. Rp. 50 Juta (Rp. 500 Juta / 10 Tahun)

Penyelesaian :
ARR = Pendapatan Investasi / Biaya Investasi
ARR = (Rp. 100 Juta – Rp. 50 Juta) / Rp. 500 Juta
ARR = Rp. 50 Juta / Rp. 500 Juta
ARR = 0,1 atau 10%

        Jadi Tingkat Pengembalian Akuntansi atau Accounting Rate of Return (ARR) pada proyek tersebut adalah 10%.

        Pengusaha atau Investor dapat menilai apakah akan melanjutkan investasi atau membatalkannya dengan keuntungan sebesar 10% tersebut. Pada umumnya, Pengusaha atau investor dapat membandingkan faktor bunga yang berlaku untuk mengambil keputusan. Bila dianggap menguntungkan, maka investasi pada proyek yang bersangkutan akan dilanjutkan. Namun apabila merugikan, maka rencana investasi tersebut akan dibatalkan.

        Selain itu, Pengusaha atau investor juga dapat membandingkan dua atau lebih proyek dan menilai proyek mana yang paling menguntungkan sehingga dapat memberikan masukan untuk pemilihan proyek. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi nilai ARR-nya semakin tinggi pula pengembaliannya (semakin menguntungkan).


Return on Investment (ROI)

        Return on Investment yang sering disingkat dengan ROI adalah rasio profitabilitas yang mengukur efisiensi sebuah investasi dengan membandingkan laba bersih dengan total biaya atau modal yang diinvestasikan.

        Dengan kata lain, Return on Investment atau ROI ini mengukur keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari investasi terhadap jumlah uang yang diinvestasikan.

        Dalam bahasa Indonesia, Return on Investment (ROI) ini sering disebut dengan Laba atas Investasi atau Tingkat Pengembalian Investasi.

        Return on Investment atau ROI merupakan salah satu pendekatan yang paling umum digunakan untuk mengevaluasi konsekuensi keuangan dari suatu keputusan dan tindakan investasi bisnis.

        ROI ini dapat digunakan untuk keputusan keuangan pribadi, membandingkan profitabilitas perusahaan ataupun untuk membandingkan efisiensi investasi.

        Pada dasarnya, Return on Investment atau ROI ini adalah rasio keuangan yang penting untuk :

~ Membuat keputusan pembelian aset (gedung, komputer, kendaraan dan mesin produksi)
~ Membuat keputusan pendanaan untuk proyek dan berbagai jenis program (contohnya program pengrekrutan, program pelatihan dan program pemasaran)
~ Membuat keputusan investasi saham atau investasi pada modal ventura (venture capital).

        Perhitungan ROI ini sangat fleksibel dan dapat digunakan untuk investasi apapun. Manajemen perusahaan dapat menggunakan ROI ini untuk mengukur laba atas modal yang diinvestasikan, Investor dapat menggunakannya untuk mengukur kinerja saham yang mereka investasikan sedangkan Individu dapat menggunakan Return on Investment ini untuk mengukur laba atas aset mereka.

        Jika hasil perhitungan Return on Investment atau ROI ini pada suatu rencana investasi adalah positif dan tidak ada lagi peluang untuk memperoleh hasil ROI yang lebih tinggi lagi maka investasi tersebut dapat dilakukan.

        Umumnya, setiap Investasi yang bernilai ROI positif dapat dianggap sebagai investasi yang memberikan pengembalian yang baik.

        ROI positif menandakan bahwa total biaya investasi dapat dikembalikan dan juga dapat memperoleh laba dari sisa biaya investasi tersebut.

        Sedangkan ROI negatif menunjukan Pendapatan yang didapatnya tidak dapat menutupi total biaya investasi yang dikeluarkannya. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tingkat pengembalian atau ROI yang lebih tinggi akan lebih baik dari tingkat pengembalian atau ROI yang bernilai rendah.

Cara Menghitung Return on Investment (ROI) atau Laba atas Investasi

        Return on Investment (ROI) atau Laba atas Investasi dihitung dengan cara mengurangi biaya investasi dari Total Pendapatan dan membaginya dengan total biaya investasi. Hasil dari perhitungan ROI ini dapat berupa persentase ataupun Rasio. Berikut ini adalah persamaan atau rumus Return on Investment (ROI) atau Laba atas Investasi :

ROI = (Pendapatan dari Investasi – Biaya Investasi) / Biaya Investasi

Contoh Perhitungan Return on Investment (ROI) atau Laba atas Investasi

Contoh 1

        Seorang Investor membeli saham sebanyak 50.000 lembar saham dengan harga Rp. 1.000,- per lembar saham. Setahun kemudian Investor tersebut menjual sahamnya senilai Rp. 2.500,- per lembar saham. Berapakah ROI pada saham tersebut?

Diketahui :
Pendapatan dari Investasi = Rp. 125.000.000,- (dari perhitungan 50.000 x Rp, 2.500,-)
Biaya Investasi = Rp. 50.000.000,- (dari perhitungan 50.000 x Rp. 1.000,-)
ROI = ?

Penyelesaian :
ROI = (125.000.000  – 50.000.000) / 50.000.000
ROI = 75.000.000 / 50.000.000
ROI = 1,5 atau 150%
Return on Investment atau ROI pada saham yang dibeli Investor tersebut adalah sebesar 1.5 kali atau 150%.

Contoh 2

        Seorang Manajer Produksi ingin membeli mesin packing seharga Rp. 160 juta. Dengan mesin packing tersebut, produksi dapat menghemat penggunaan tenaga kerja sebanyak 9 orang. Gaji setiap tenaga kerja adalah sebesar Rp. 3 juta. Berapakah ROI untuk mesin packing tersebut selama setahun ?

Diketahui :
Pendapatan dari Investasi = Rp. 324.000.000,- (dari perhitungan 3 juta x 9 orang x 12 bulan)
Biaya Investasi = Rp. 160.000.000,-
ROI = ?

ROI = (324.000.000 – 160.000.000) / 160.000.000
ROI = (164.000.000) / 160.000.000
ROI = 1,025 atau 102,5%
Jadi ROI atau tingkat pengembalian investasi Mesin Packing tersebut adalah sebesar 1,025 kali atau 102,5%.


Payback Period (PP)

        Payback Period (Periode Payback) merupakan metode yang digunakan untuk menghitung lama periode yang diperlukan untuk mengembalikan uang yang telah diinvestasikan dari aliran kas masuk (Proceeds) taunan yang dihasilkan oleh proyek investasi tersebut.

Kelebihan dan Kekurangan Payback Period (PP)

        Metode Payback Period (PP) sebagai alat analisis untuk menentukantingkat pengembalian investasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan
1. Mudah dihitung, tidak memerlukan data yang banyak.
2. Berdasrkan pada cash basis, bukan accrual basis.
3. Cukup akurat untuk mengukur nilai investasi yang diperbandingkan untuk beberapa kasus dan bagi pembuat keputusan
4. Dapat diguakan untuk melihat hasil-hasil yang dapat diberbandingkan dan mengabaikan alternatif-alternatif investasi yang buruk (tidak menguntungkan)
5. Menekankan pada alternatif-alternatif investasi yang memililki periode pengembalian lebih cepat.

Kekurangan
1. Tidak mampu memberikan informasi tentang tingkat profitabilitas investasi
2. Tidak memperhitungkan ilai waktu uang
3. Sulit membuat kesimpulan jika terdapat dua peluang investasi atau lebih yang emiliki umur ekonomis yang tidak sama
4. Tidak memperhitungkan pengembalian investasi setelah melewati waktu Payback Period

        Dengan melihat kelebihan dan kekurangan pada metode Payback Period maka metode tersebut cocok digunakan jika dalam kondisi:
1) Kecepatan informasi atau estimasi nilai pengembalian investasi sangat penting
2) Ketepatan perhitungan tidak begitu penting
3) Risiko di masa yang akan datang diperkirakan cukup tinggi.

        Apabila proceeds setiap tahunnya jumlahnya sama maka Payback Period (PP) dari suatu investasi dapat dihitung dengan cara membagi jumlah investasi (outlays) dengan proceeds tahunan.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Payback Period (PP) adalah sebagai berikut.

𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 (𝑃𝑃)=
Investasi Kas Bersih
𝐴liran Kas Masuk Bersih Tahunan

        Untuk menghitung Payback Period (PP) yang mempunyai nilai proceeds yang tidak sama setiap tahunya maka dihitung akumulasi proceeds-nya terlebih dahulu sehinga diperoleh akumulasi kas masuk (nol).

        Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Payback Period adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Payback Period lebih pendek dibandingkan periode payback maksimum.

        Sebaliknya, jika Payback Period (PP) suatu investasi lebih panjang daripada period payback maksimum maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak.

        Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk menentukan alternatif terbaik dilakukan pemilihan investasi yang mempunyai Payback Period yang paling pendek. 


Net Present Value (NPV)

        Metode Net Present Value merupakan metode yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai sekarang dari aliran kas masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran suatu investasi (outlays).

        Metode Net Present Value (NPV) digunakan untuk mengurangi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada metode Payback Period (PP).

Kelebihan dan Kekurangan Net Present Value (NPV)

        Metode Net Present Value (NPV), sebagai alat analisis untuk menentukan tingkat pengembalian investasi, mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut

Kelebihan
1. Memperhitungkan tingkat bunga yang sebenarnya
2. Mudah diterapkan karena tidak menggunakan pendekatan trial and error
3. Mudah menyesuaikan dengan risiko, yaitu dengan menggunakan tingkat bunga yang berbeda untuk tahun-tahun berikutnya

Kekurangan
1. Sulitnya menentukan rate minimum yang diinginkan
2. Tidak menunjukkan rate of return sebenarnya
3. Adanya sumsi bawa semua aliran kas masuk bersih segera dapat diinventariskan kembali pada rate yang dipilih.

        Untuk melakukan perhitungan kelayakan investasi dengan metode NPV diperlukan data aliran kas keluar awal (initial cash outflow), aliran kas masuk bersih di masa yang akan datang (future net cash inflows), dan rate of return minimum yang diinginkan.

        Jika hasil perhitungan NPV positif berarti investasi akan memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rate of return minimum yang diinginkan. Sebaliknya jika NPV negatif berarti investasi akan memberikan hasil yang lebih rendah dibandingkan rate of return minimum yang diinginkan, maka investasi sebaiknya ditolak.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Net Present Value (NPV) adalah sebagai berikut.

Keterangan:
k = Discount rate yang digunakan
At = Cash flow pada periode t
n = Periode yang terakhir dimana cash flow diharapkan 

        Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Net Present Value (NPV) adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Net Present Value (NPV)lebih besar dari nol atau bernilai positif.

        Sebaliknya, jika Net Present Value (NPV) suatu investasi lebih kecil dari nol atau bernilai negatif maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak.

        Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka untuk alternatif investasi yang terbaik dipilih dengan cara menentukan alternatif investasi yang mempunyai Net Present Value yang paling besar.


Profitability Index (PI) 

        Metode Profitability Index (PI) atau sering disebut dengan Desirability Index (DI) merupakan metode yang menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih di masa yang akan datang (proceeds) dengan nilai sekarang investasi (outlays).

Kelebihan dan Kekurangan Profitability Index (PI)

        Metode Profitability Index (PI), sebagai alat analisis untuk menentukan tingkat pengembalian investasi, mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan

1. Memperhhitungkan tingkat bunga yang sebenarnya
2. Mudah diterapkan karena tidak menggunakan pendekatan trial and error
3. Mudah menyesuaikan dengan risiko yaitu dengan menggunakan tingkat bunga yang berbeda untuk tahun-tahun berikutnya.

Kekurangan

1. Sulit menentukan rate minimum yang diinginkan
2. Tidak menunjukkan rate of return yang sebenarnya
3. Adanya sumsi bahwa semua aliran kas masuk bersih segera dapat di-investasikan kembali pada rate yang dipilih

Rumus yang digunakan untuk menghitung Profitability Index (PI) adalah sebagai berikut.

𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑥 (PI)=
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑒𝑑𝑠
𝑂𝑢𝑡𝑙𝑎𝑦𝑠

        Apabila proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka, seperti halnya dalam NPV untuk menghitung dengan metode Profitability Index (PI), harus menghitung Present Value dari proceeds setiap tahunnya terlebih dahulu untuk dijumlahkan sehingga diperoleh jumlah Present Value dari keseluruhan proceeds yang diharapkan dari investasi.

        Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Profitability Index (PI) adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Profitability Index (PI) lebih besar dari satu.

        Sebaliknya, jika Profitability Index (PI) suatu investasi lebih kecil dari satu maka investasi terebut dinyatakan tidak layak.

        Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka alternatif investasi terbaik ditentukan dengan cara memilih alternatif investasi yang mempunyai Profitability Index (PI) yang paling besar.


Internal Rate of Return (IRR)

        Internal  Rate of  Return (IRR) adalah metode peerhitungan investasi dengan menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa datang.

        Internal Rate of Return disingkat IRR merupakan indikator tingkat efisiensi dari suatu investasi.

        Internal rate of return atau yang disingkat dengan IRR adalah tingkat bunga dimana nilai sekarang bersih dari semua arus kas (baik positif maupun negatif) dari suatu proyek atau investasi sama dengan nol.

        Metode Internal Rate of Return (IRR) pada dasarnya merupakan metode untuk menghitung tingkat bunga yang dapat menyamakan antara present value dari semua aliran kas masuk dengan aliran kas keluar dari suatu investasi proyek.

        Maka pada prinsipnya metode ini digunakan untuk menghitung besarnya rate of return yang sebenarnya.

 Kelebihan dan Kekurangan Internal Rate of Return (IRR)

        Metode Internal Rate of Return (IRR), sebagai alat analisis untuk menentukan tingkat pengembalian investasi mempunyai kelebihan dan kekurangan sebagai berikut.

Kelebihan

1. Menghindari pemilihan rate of return minimum yang diinginkan
2. Memperoleh rate of return yang sebenarnya
3. Berdasarkan preferensi rate of return yang sebenarnya bukan sekadar selisih NPV
4. Tidak memiliki beban untuk menginvestasikan kembali seperti yang digambarkan pada metode NPV

Kekurangan

1. Lebih rumit, terutama jika aliran kas bersih tidak sama untuk setiap periode
2. Harus menggunakan analisis sensitivitas

        Pada dasarnya Internal Rate of Return (IRR) harus dicari dengan trial and error.

Rumus yang digunakan untuk menghitung Internal Rate of Return (IRR) adalah sebagai berikut.

Keterangan:
r = Tingkat bunga yang akan menjadikan PV dan proceeds sama
dengan p.v. dari capital outlays
At = Cash Flow untuk periode t
n = Periode terakhir dimana cash flow diharapkan

Jika initial cash flow terjadi pada waktu 0 maka persamaanya dapat dinyatakan sebagai berikut.

        Selanjutnya, dengan mengadakan interpolasi dari 2 tingkat bunga yang dipilih secara coba-coba r-nya dapat dihitung seperti cara tersebut diatas.

        Dengan rumus Internal Rate of Return (IRR) seperti tersebut diatas maka langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menghitung nilai IRR adalah sebagai berikut.


1) Menghitung present value dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang dipilih secara apriori

2) Membandingkan hasil perhitungan present value dari proceeds dengan jumlah present value dari investasi atau outlays.

3) Jika present value dari proceeds lebih tinggi dibandingkan jumlah present value dari investasi atau outlays maka tingkat bunga yang lebih tinggi harus digunakan. Sebaliknya, jika present value dari proceeds lebih kecil dari present value dari outlay-nya maka tingkat bunga yang lebih rendah harus digunakan.

4) Ulangi langkah ketiga hingga menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan present value dari proceeds sama besarnya dengan present value dari outlays-nya.

5) Pada tingkat bunga yang dapat menjadikan present value dari proceeds sama besanya dengan present value dari outlay-nya, Net Present Value dari usul investasi tersebut adalah Rp 0 (nol) atau mendekati nol. Besarnya tingkat buga tersebut menggambarkan besarnya Internal Rate of Return (IRR) dari usul investasi tersebut.

Untuk menghitung Internal Rate of Return (IRR) dimana proceeds suatu investasi tidak sama besarnya dari tahun ke tahun maka dua tingkat bunga yang berbeda dipilih, kemudian dilakukan interpolasi untuk menentukan tingkat bunga yang mendekati rate yang sebenarnya, atau secara singkat dapat digambarkan sebagai berikut dengan asumsi menggunakan dua tingkat bunga yang berbeda:

Rumus Interpolasi:
Keterangan:
r = Internal Rate of Return (IRR) yang dicari
P1 = Tingkat bunga pertama
P2 = Tingkat bunga kedua
C1 = Net Present Value ke-1
C2 = Net Present Value ke-2

        Kriteria kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu investasi yang diusulkan dinyatakan layak jika Internal Rate of Return (IRR) lebih besar dari tingkat keuntungan yang dikehendaki.

        Sebaliknya, jika Internal Rate of Return (IRR) suatu investasi lebih kecil dari tingkat keuntungan yang dikehendaki maka investasi tersebut dinyatakan tidak layak.

        Apabila terdapat beberapa alternatif investasi maka pilih alternatif investasi terbaik dengan memilih alternatif investasi yang mempunyai Internal Rate of Return (IRR) yang paling besar. 

PUSTAKA
http://eprints.polsri.ac.id/3361/3/BAB%20II.pdf
https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-accounting-rate-of-return-arr-cara-menghitung-arr/
http://www.menghitung.com/rumus-menghitung-irr/

http://easylearn2010.blogspot.com/2011/10/internal-rate-of-return-irr_25.html
https://id.wikipedia.org/wiki/IRR

Comments

Post a Comment

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad