Usahatani - Biaya Usahatani, Pendapatan Usahatani, Perhitungan Usahatani, Efisiensi Usahatani


Usahatani

      Ilmu usahatani bukanlah ilmu pengetahuan yang tidak dilandasi oleh keadaan sebenarnya pada usahatani dan petani. Kewajiban pokok studi usahatani adalah memperoleh informasi yang sesungguhnya agar hasil studi bernilai tinggi.

        Data yang digunakan harus mempunyai tingkat penelitian setinggi mungkin, relevan dengan persoalan dan ekonomis. Menurut Mosher (1968), Usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikanperbaikan yang dilakukan di atas tanah itu, sinar matahari, bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah tersebut dan sebagainya

        Sedangkan Isaskar (2014) menyatakan bahwa usaha tani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempatitu yang diperlukan untuk produksi pertanian seperti tubuh tanah dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan yang didirikan di atas tanah dsb.

Biaya Usahatani

        Menurut Soekartawi (1986), data ini merupakan data pokok dalam survei usahatani. Informasi ini bisanya dikumpulkan terpisah antara yang berasal dari rumahtangga, tetapi kadang pula disatukan. Data yang dikumpulkan adalah data yang nyata atau mencakup juga hal-hal yang sukar dinilai dengan uang,misalnya penggunaan tenaga kerja keluarga dan produksi.

        Menurut Sari (2011), biaya produksi merupakan semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan untuk menciptakan barangbarang yang diproduksinya. Menurut Taufiq (2014), pada prinsipnya terdapat tiga langkah yang diperlukan untuk mrnyusun anggaran pembangunan usahatani.

        Ketiga langkah dimkasud yakni mengumpulkan rincian fisik dan keuangan, merencanakan pembangunan fisik secara rinci, dan menyusun anggaran. Langkah penyusunan anggaran dilakukan dengan menghitung nilai rupiah berdasarkan segi fisik dalam memperkirakan kebutuhan modal, pendapatan tunai dan biaya. Biaya pembangunan usahatani diperkirakan dari besarnya biaya-biaya operasi, modal kerja, bunga bank (untuk modal pinjaman) dan keuangna lainnya yang terkait.

        Berdasarkan bentuknya biaya dibedakan menjadi biaya tunai dan tidak tunai. Biaya tunai adalah pengeluaran dalam bentuk uang tunai untuk berbagai pembayaran sedangkan tidak tunai adalah biaya yang diperhitungkan dari penggunaan faktor produksi seperti tenaga kerja dalam keluarga, bibit dan pupuk sendiri, dan sebagainya. Sedangkan berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi Biaya tetap (fixed cost) dan Biaya tidak tetap (variable cost) (Tain, 2005).

        Menurut Tain (2005), biaya tetap (fixed cost) yaitu pengeluaran yang besarnya tidak tergantung atau tidak ada kaitannya dengan besarnya produksi. Biaya ini bisa berbentuk tunai maupun non tunai. Biaya tunai yaitu sewa tani/pajak bumi dan bunga uang sedangkan non tunai yaitu biaya yang diperhitungkan seperti penyusutan alat-alat. Biaya tidak tetap (variable cost) yaitu pengeluaran yang besarnya tergantung atau ada kaitannya dengan besarnya produksi, misalnya biaya sarana produksi (bibit, pupuk, obat-obatan), tenaga kerja, biaya ini juga bisa berupa tunai atau tidak tunai. Total biaya (Total cost) adalah penjumlahan dari biaya tetap dan biaya tidak tetap.

Pendapatan Usahatani

        Pendapatan petani padi dalam penelitian ini dibedakan atas pendapatan biaya tunai, pendapatan biaya total dan pendapatan tunai. Pendapatan atas biaya tunai diperoleh dari pengurangan penerimaan total usaha tani dengan biaya tunai yang benar-benar dikeluarkan dalam bentuk uang tunai atau pendapatan atas biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani (explicit cost).

        Pendapatan atas biaya total adalah pendapatan yang diperoleh dengan memperhitungkan biaya input milik keluarga sebagai biaya (imputed cost). Pendapatan biaya total didapat dari penerimaan total petani setelah dikurangi oleh biaya tunai ditambah biaya yang diperhitungkan. Sedangkan pendapatan tunai adalah pendapatan dari hasil penerimaan tunai dalam bentuk uang tunai setelah dikurangi oleh biaya tunai.

        Penerimaan tunai didapat dari penerimaan total yang dikurangi dengan penerimaan diperhitungkan yang merupakan penerimaan atas nilai produksi dari jumlah fisik produk yang dikonsumsi sendiri (Hantari, 2007).

        Menurut Tain (2005), pendapatan dalam usahatani dibedakan menjadi         pendapatan kotor dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor usahatani (gross farm income) adalah total penerimaan (total revenue) dari pemakaian sumber daya dalam usaha tani. Atau dengan kata lain pendapatan kotor adalah nilai dari semua produksi. Produksi tanaman merupakan penjumlahan dari nilai produksi yang dijual, dikonsumsi sendiri, yang digunakan untuk benih, dan pembayaran upah (bawon). Sedangkan pendapatan bersih (net farm income) merupakan selisih antara pendapatan kotor usahatai dengan total biaya. Pendapatan bersih berarti juga sebagai keuntungan (profit) dari usahatani.

Perhitungan Usahatani

        Menurut Dwi (2013), data yang dikumpulkan kemudian diolah dan dianalisis. Analisis meliputi biaya, penerimaan, pendapatan dan keuntungan petani dalam usahatani tanaman padi. Untuk mengetahui tujuan pertama yaitu besarnya biaya produksi, penerimaan, pendapatan dan keuntungan digunakan perhitungan:

a. Biaya Usahatani

1. Biaya Implisit (IC) Biaya implisit merupakan biaya yang tidak dikeluarkan secara langsung atau yang tidak benar-benar dikeluarkan dalam kegiatan usahatani. Biaya ini tidak benar-benar dikeluarkan, namun perlu dimasukkan ke dalam perhitungan, seperti tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), benih, biaya lahan sendiri dan bunga modal

2. Biaya Eksplisit (EC) Biaya eksplisit adalah biaya yang terlihat secara fisik, misalnya berupa uang atau barang yang dikeluarkan secara langsung dalam kegiatan usahatani seperti tenaga kerja luar keluarga (TKLK), obat-obatan dan penyusutan alat.

        Pendapatan kotor pertanian organik lebih besar dari pada pertanian anorganik akibat tingginya harga jual GKP dari usahatani padi organik. Pendapatan kootr ini pengaruh dari harga jual GKP yang diperoleh petani. Pada petani organik, GKP yang mereka peroleh adalah hasil kesepakatan petani dengan pengusaha yang menampung hasil produksi mereka. Harga yang disepakati merupakan harga yang ditetapkan oleh seorang petani organik atas beberapa pertimbangan dari sisi petani, sedangkan yang terjadi pada harga GKP jual petani anorganik adalah harga yang ditetapkan oleh pembeli hasil produksi dari petani.

         Hasil produksi pertanian anorganik disalurkan ke pengepul, dimana kebanyakan pengepul akan memberi harga yang agak rendah dari yang sewajarnya. Hal ini dapat terhadi karena pengepul juga memperhitungkan biaya-biaya lain yang harus mereka tanggung, seperti biaya transportasi. Dari harga jual GKP yang saat ini hanya ditetapkan pengepul, pendapatan kotor petani anorganik menjadi rendah (Kristanto, 2012).

        Menurut Tain (2005), perhitungan usahatani berdasarkan sifatnya dibedakan dalam dua cara yaitu perhitungan riil dan perusahaan. Perhitungan riil didasarkan biaya-biaya riil atau biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani. Sedangkan perhitungan perusahaan diperhitungkan dari semua faktor produksi yang digunakan baik yang secara nyata (tunai) maupun yang diperhitungkan.

        Dalam perhitungan perusahaan biaya tetap terdiri dari sewa tanah, bunga bank dan penyusutan alat. Tanah yang dimiliki sendiri akan dinilai sebesar harga sewa bila tanah tersebut disewakan. Saprodi adalah semua faktor produksi yang digunakan baik dari pembelian maupun miliki sendiri dan pemberian dinilai sebagai biaya. Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang berasal dari dalam maupun luar keluarga yang diperhitungkan upahnya, serta biaya variabel lain yang bila ada harus diperhitungkan (Tain, 2005)

Efisiensi Usahatani

        Sebelum melakukan pengembangan usaha hendaknya dilakukan suatu kajian yang cukup mendalam untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan itu layak atau tidak layak. Apek yang perlu dikaji adalah aspek financial (keuangan ) Universitas Sumatera Utara dan pasar (bagaimana permintaan dan harga atas produksi yang dihasilkan). Jika aspek ini jelas maka prospek ke depan untuk usaha tersebut jelas, begitu juga sebaliknya apabila aspek ini tidak jelas maka prospek ke depan juga tidak jelas ( Umar, 2005).

           Efisiensi menurut Maulidah (2012), merupakan gambaran perbandingan terbaik antara suatu usaha dan hasil yang dicapai. Efisien tidaknya suatu usaha ditentukan oleh besar kecilnya hasil yang diperoleh dari usaha tersebut serta besar kecilnya biaya yang diperlukan untuk memperoleh hasil tersebut. Tingkat efisiensi suatu usaha biasa ditentukan dengan menghitung per cost ratio yaitu imbangan antara hasil usaha dengan total biaya produksinya.Untuk mengukur efisiensi suatu usahatani digunakan analisis R/C Ratio.

        R/C adalah singkatan dari Return Cost Ratio, atau dikenal sebagai perbandingan (nisbah) antara penerimaan dan biaya. Secara matematik hal ini dituliskan : a = R/C Keterangan: a = pembanding (nisbah) antara penerimaan dan biaya R = penerimaan C = Biaya Kriteria uji: jika R/C > 1, layak untuk diusahakan Jika R/C < 1, tidak layak untuk diusahakan (Soekartawi, 1995).



Baca Juga:
Usahatani - Usahatani Semi Organik, Usahatani Anorganik
Usahatani Padi Sawah

Sumber:
umm - jiptummpp gdl ganghofar 47160 3 bab2

Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad