Dibalik penyebaran dan perkembangan suatu ide, sistem, maupun
kepercayaan, terdapat kerja keras para tokoh-tokoh yang memiliki
motivasi dan kemauan, serta keyakinan kuat bahwa apa yang diupayakannya
akan memberi perubahan yang lebih baik bagi orang lain. begitu pula
pada Natural Farming.
Berikut 4 Natural Farmers yang paling dikenal:
1. Masanobu Fukuoka
Masanobu Fukuoka merupakan tokoh praktisi natural farming yang paling dikenal luas oleh para peminat teknik pertanian ini.
Masanobu Fukuoka merupakan lulusan jurusan patologi (penyakit) tanaman. Setelah menyelesaikan studinya di Gifu Prefecture Agricultural College, Masanobu Fukuoka bekerja memeriksa tanaman yang masuk dan keluar Jepang.
Pada tahun 1937, Masanobu Fukuoka terkena
pneumonia dan dirawat di rumah sakit. Penyakit tersebut hampir
merenggut nyawanya, namun Masanobu Fukuoka berhasil melalui masa kirtis
dan kembali sehat.
Dari pengalaman menghadapi masa kritis, Masanobu Fukuoka
seperti telah mengalami pengalaman spiritual yang mengubah cara
pandangnya. Masanobu Fukuoka memperhatikan saling keterkaitan yang
terjadi di alam yang beroperasi dengan sempurna dan ideal, ia merasa
bahwa campur tangan manusia lah yang menciptakan ketidakseimbangan pada
alam melalui praktik pertanian modern yang telah dilakukan.
Masanobu Fukuoka mengundurkan diri dari kantornya dan kembali
ke kampung halaman untuk bekerja di lahan ayahnya memanfaatkan ilmu dan
pengalamannya untuk mengembangkan idenya mengenai natural farming.
Teknik natural farming yang dikembangkan oleh Masanobu Fukuoka dipopulerkan melalui bukunya “The One Straw Revolution” pada tahun 1970.
2. Dr. Cho Han Kyu
Dr. Cho mengembangkan natural farming di Janong Natural Farming Institute di
Korea Selatan. Dr. Cho awalnya bermaksud menghentikan praktik metode
pertanian dengan bahan kimia berbahaya yang saat itu sedang digunakan di
Korea.
Bersama dengan petani-petani yang memiliki pemikiran yang sama
dengannya, Dr. Cho berhasil menciptakan sistem pertanian inovatif yang
tidak hanya ramah lingkungan, tapi juga memberikan hasil lebih banyak
dengan biaya dan tenaga kerja lebih sedikit.
Pada tahun 1965, ketika masih menjadi mahasiswa S2 tingkat akhir, Dr. Cho dan sahabatnya memboikot pergerakan Green Revolution Technology (teknologi revolusi hijau) di wilayah Asia.
Dr.
Cho dan sahabatnya mengkaji praktik pertanian yang telah digunakan oleh
komunitas petani selama 3 generasi di Korea Selatan dan Jepang. Dr. Cho
berhasil mengidentifikasi potensi dari konsep dan strategi dari praktik
pertanian dengan mikro organisme.
Dr.cho berhasil mendemonstrasikan kelebihan dari praktik
pertanian dengan mikro organisme dibandingkan dengan teknologi revolusi
hijau.
Namun, karena keberhasilan ini, Dr. Cho dianggap sebagai
Anti-nasional oleh pemerintah yang di tekan oleh perusahaan besar yang
mendominasi dan mengontrol teknologi revolusi hijau.
Meskipun pernah dipenjara beberapa kali karena dianggap ancaman
oleh perusahaan besar, Dr. Cho tidak pernah berhenti menyebarkan
pengetahuannya untuk menjaga kelestarian lingkungan, walaupun pada saat
itu isu lingkungan belum menjadi masalah besar.
3. Mokichi Okada
Pada tahun 1936, ketika pertanian dengan menggunakan bahan
kimia mulai menyebar di Jepang. Banyak petani dan ilmuwan pertanian
percaya bahwa pupuk dan pestisida kimia merupakan hal yang baik yang
dapat membasmi hama dan kemudian mengakhiri kelaparan.
Mokichi Okada, seorang filsuf dan pengusaha asal Tokyo,
mengajukan sebuah sistem pertanian yang dinamakan “pertanian tanpa
pupuk” atau “pertanian alami”.
Diantara banyak pemikirannya tentang pertanian, berikut 4 diantaranya:
1. Pupuk dapat mencemari tanah dan menurunkan produktivitasnya
2. Penggunaan pupuk yang berlebihan akan menyebabkan semakin merebaknya hama
3. Nutrisi menguntungkan bagi patogen akan menyebabkan tanaman rentan terhadap penyakit
4. Buah
dan sayur yang diproduksi dengan budidaya pertanian secara alami
memiliki rasa yang lebih baik daripada yang dibudidayakan dengan bantun
bahan kimia.
Saat ini bisa kita perhatikan, penggunaan pupuk dan pestisida
kimia secara berlebihan mengkibatkan terjadinya degradasi lingkungan dan
pencemaran makanan secara kimiawi telah menjadi sumber dari berbagai
masalah-masalah serius dalam masyarakat.
4. Yoshikazu Kawaguchi
Yoshikazu Kawaguchi dikenal sebagai praktisi terkemuka generasi kedua dari natural farming, juga merupakan seorang penulis, dan pendiri Akame Natural Farming School.
Yoshikazu Kawaguchi yang bercita-cita menjadi pelukis, terpaksa
harus bekerja di sawah milik keluarganya setelah ayahnya meninggal saat
dia berumur 11 tahun.
Setelah 22 tahun menjalankan budidaya pertanian secara
konvensional, Yoshikazu Kawaguchi menderita kerusakan hati yang parah
akibat pupuk kimia, herbisida, dan pestisida yang digunakan dalam
praktik budidayanya.
Kejadian ini mengarahkannya mengenal sebuah buku yang berjudul The One Straw Revolution karya Masanobu Fukuoka. Sejak saat itu, Yoshikazu Kawaguchi mulai menyibukkan diri mempromosikan natural farming.
Meskipun bersumber dari prinsip natural farming oleh Masanobu Fukuoka, metode
natural farming oleh Yoshikazu Kawaguchi dinilai lebih fleksibel.
Yoshikazu Kawaguchi menyatakan nilai-nilai inti dalam natural farming, sbb:
1. Jangan membajak lahan.
2. Gulma dan serangga bukanlah musuh.
3. Tidak perlu menggunakan pupuk.
4. Sesuaikan tanaman yang ditanam dengan iklim dan kondisi lingkungan.
Baca juga: Apa Itu Natural Farming (Pertanian Alami)?
Pustaka
https://en.wikipedia.org/wiki/Masanobu_Fukuoka
http://www.finalstraw.org/what-is-natural-farming/
http://www.finalstraw.org/masanobu-fukuoka-and-natural-farming/
Cho’s Global natural oleh Rohini Reddy
https://www.researchgate.net/publication/242234795_Scientific_Proof_of_Mokichi_Okada's_Nature_Farming_Theories
https://en.wikipedia.org/wiki/Mokichi_Okada#Nature_Farming
https://en.wikipedia.org/wiki/Yoshikazu_Kawaguchi
https://en.wikipedia.org/wiki/Natural_farming#Yoshikazu_Kawaguchi
Oleh: Ghia G. Vinansyah, SP
Comments
Post a Comment