Pengertian Hidroponik
Hidroponik merupakan kata serapan
dari bahasa inggris yaitu hydroponic. Hydroponic berasal dari bahasa latin yang
terdiri dari hydro (air) dan phonos (budidaya). Sehingga secara bahasa hidroponik
adalah budidaya dengan air.
Hidroponik adalah teknik
budidaya tanaman dengan menggunakan air sebagai sumber unsur hara dan menggunakan
media tanam bukan tanah.
Sejarah Hidroponik
William Frederick Gericke
Pada tahun 1933, ilmuwan Amerika
bernama William
Frederick Gericke mulai mempopulerkan sebuah ide bahwa tanamn bisa
dibudidayakan di air nutrisi tanpa tanah. Walaupun ide ini deragukan oleh
rekan-rekannya sesama peneliti di universitas California namun Gericke
berhasil membuktikan bahwa idenya tersebut dapat bekerja dan berhasil. Gericke
pun mematenkan penemuannya dan menamakan teknik ini dengan sebutan Hydroponic.
Pertengahan 1960-an, teknik hidroponik mulai diperhatikan di kanada saat
banyaknya tanaman tomat yang hancur akibat penyakit yang dibawa oleh tanah. tanaman
tomat yang masih bisa diselamatkan kemudian ditanam dalam wadah berisi pasir
dan ditetesi oleh air mengandung nutrisi tanaman. Keberhasilan dari solusi ini
membuat semakin gencarnya dilakukan penelitian terhadap hidroponik.
Periode 1980-an, para peneliti belanda menemukan kandungan metil bromid
yang membahayakan di dalam air tanah. Kandungan tersebut berasal dari pensteril
tanah yang digunakan oleh banyak petani disana. Pemerintah belanda langsung
melarang obat steril tersebut. Karena adanya larangan tersebut, para petani
beralih menggunakan rockwool sebagai media tanam dan teknik penetesan untuk
pemberian nutrisi. Teknik ini dirasa menguntungkan sehingga pada 1989 luas area
penanaman hidroponik meningkat pesat sampai 6000 ha.
Kekurangan dan Kelebihan Hidroponik
a. Penggunaan air dan pupuk lebih sedikit
Penggunaan air dan pupuk dalam teknik hidroponik 90% lebih hemat dari
teknik budidaya konvensional. Hal ini dimungkinkan karena air yang digunakan
untuk menyegarkan dan menyediakan nutrisi bagi tanaman tetap tersimpan dan
tersedia bagi tanaman, tidak hilang diserap tanah ataupun menguap ke udara.
b. Pengendalian hama dan penyakit lebih mudah
Mudahnya pengendalian hama dan penyakit dalam hidroponik dimungkinkan
karena teknik tidak menggunakan tanah sebagai media tanam. Media tanam pada
sistem-sistem hidroponik diletakkan ke dalam wadah sehingga dapat diletakkan
dimana saja, jadi bisa dipilih lokasi yang terlindungi dari hama dan penyakit
yang akan menyerang tanaman.
c. Hidroponik Butuh modal besar
Pada beberapa sistem hidroponik butuh modal besar untuk memulainya apabila
ingin dilakukan dalam skala besar. Biaya banyak dikeluarkan untuk menyiapkan
alat-alat untuk merangkai wadah tempat media tanam dan tempat menyimpan air
nutrisi. Terdapat juga sistem hidroponik yang dapat dimulai tanpa modal besar namun
harus mengeluarkan tenaga lebih untuk menyiapkannya.
d. Butuh ketelitian lebih
Pada budidaya hidroponik harus benar-benar diperhatikan terhadap ph larutan
nutrisi dan campuran air nutrisi. pH dan dosis campuran pada air nutrisi harus
diperiksa secara rutin agar tidak terjadi gangguan pada pertumbuhan tanaman. Untuk
mengukur pH dan kepekatan larutan dapat menggunakan pH meter dan TDS meter
e. Hemat tenaga
Dibandingkan dengan teknik budidaya tradisional, pada budidaya sacara hidroponik
lebih sedikit menggunakan tenaga karena tidak perlu melakukan pemupukan, dan
penyiangan. Selain itu, kegiatan tanam dan panen pada hidroponik lebih mudah
daripada teknik tradisional.
f. Berorientasi hasil produksi
Berbeda dengan Natural Farming, tujuan utama dari
hidroponik hanya untuk menghasilkan produk pertanian dengan proses lebih
mudah. Hidroponik tidak memberi keuntungan kembali kepada lingkungan, dilihat
dari cara kerjanya yang mengasingkan tanah dari kegiatan pertanian, sementara
tanah merupakan input yang tersedia secara Cuma-Cuma dan harus dijaga
kesehatannya untuk kelangsungan hidup jangka panjang.
Macam-macam media tanam dalam hidroponik
3 Sistem Hidroponik Paling Populer
1. Sistem wick (Sumbu)
Sistem wick (sistem sumbu) adalah sistem hidroponik paling sederhana karena itu sistem ini
sangat cocok untuk pemula. Pada sistem ini umumnya menggunakan kain flanel
sebagai sumbu yang menghubungkan air nutrisi dan media tanam. Cara kerja sistem
ini yaitu sumbu flanel menyerap air nutrisi dan mengantakannya ke media tanam
yang kemudian diserap oleh akar tanaman. Media tanam yang digunakan dapat juga berupa
tanah. tanah digunakan sebagai media tanam karena fungsinya yang dapat menyerap
air dan menegakkan tanaman, tidak dimanfaatkan sebagai sumber unsur hara bagi
tanaman. Dari semua sistem hidroponik, sistem wick merupakan sistem yang paling
hemat biaya, karena anda dapat memulai hidroponik dengan sistem ini menggunakan
botol bekas sebagai wadah media tanam dan air unsur hara.
2. Sistem Rakit Apung
Sistem rakit apung termasuk sistem hidroponik yang masih sederhana. Cara kerja
sistem ini adalah dengan menggenangi tanaman diatas air nutrisi, di dalam wadah,
dengan menggunakan styrofoam sebagai media tanam untuk menahan tanaman
tenggelam ke air, jadi hanya akar tanaman yang menyentuh ait nutrisi. Untuk menyediakan
kebutuhan oksigen pada akar yang berada dalam air, digunakan pompa udara (aerator) dan
batu udara untuk membuat gelembung dari dasar wadah.
3. Sistem NFT (Nutrient Film Technique)
Sistem NFT bekerja dengan
cara mengalirkan air nutrisi secara terus-menerus bersikulasi dengan menggunakan
bantuan pompa air listrik. Sistem ini sangat bergantung pada tenaga listrik
dalam prosesnya, apabila listrik dipadamkan maka tanaman mengalami kekeringan. Sistem
ini paling banyak digunakan pada usaha hidroponik skala besar.
Sekian tentang Pertanian Hidroponik dari saya, semoga dapat bermanfaat bagi anda :)
Oleh: Ghia G. Vinansyah
Comments
Post a Comment