Pengertian Surplus Konsumen
Kamus Webster menyebutkan, surplus adalah “more than what
is needed or used; excess”. Surplus adalah kelebihan atau sesuatu yang lebih
dari cukup. Dalam ekonomi, konsumen adalah orang yang mengkonsumsi barang atau jasa.
Surplus konsumen adalah keuntungan yang didapat konsumen
dalam rupa uang, kesejahteraan atau kepuasan yang diperoleh dari adanya selisih
antara harga yang dibayarkan untuk suatu barang atau jasa dengan harga yang mau
dibayarkan, dimana harga yang berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah
dari harga yang mau dibayarkan konsumen.
Pengertian Surplus Konsumen Menurut Ahli
Menurut Bhisma Murti (2015), Surplus konsumen dapat
didefinisikan sebagai perbedaan antara jumlah total uang yang konsumen bersedia
membayar (willing to pay) untuk suatu barang atau pelayanan, dan jumlah total
yang sesungguhnya dia bayar untuk barang atau pelayanan tersebut.
Menurut Dr.Boediono (1999), Surplus Konsumen adalah
kelebihan atau perbedaan antara kepuasaan total atau total utility (yang
dinilai dengan uang) yang dinikmati konsumen dari mengkonsumsikan sejumlah
barang tertentu dengan pengorbanan totalnya (yang dinilai dengan uang) untuk
memperoleh atau mengkonsumsikan jumlah barang tersebut.
Menurut N.Gregory Mankiw (2014), Surplus konsumen adalah
kerelaan pembeli untuk membayar dikurangi dengan jumlah yang sebenarnnya dibeli
pembeli.
Menurut Sugiarto dkk (2007), Surplus konsumen
menunjukkan keuntungan yang diperoleh konsumen karena mereka membeli suatu
komoditas. Keuntungan tersebut diperoleh oleh konsumen karena harga yang
berlaku pada kondisi keseimbangan lebih rendah daripada harga yang mau mereka
bayarkan.
Pentingnya Surplus Konsumen
Surplus konsumen dan surplus produsen
merupakan pembentuk dari surplus ekonomi.
Dalam ekonomi kesejahteraan, Surplus Ekonomi
digunakan untuk menganalisis apakah suatu struktur pasar dapat memberikan
keadaan ekonomi yang optimal secara sosial, dengan kata lain sejauh mana
struktur pasar dapat menyejahterakan masyarakat.
Konsumen membeli barang sebab
membuat mereka
sejahtera atau memberikan nilai guna. Surplus Konsumen mengukur berapa banyak ksejehateraan yang
mereka peroleh. Naik turunnya surplus konsumen menggambarkan bertambah
dan berkurangnya kesejahteraan konsumen.
Dengan diketahuinya surplus konsumen maka dapat
dilakukan penilaian normatif tentang diinginkan atau tidaknya hasil yang
dibuahkan oleh mekanisme suatu struktur pasar, juga dapat diketahui biaya dan
keuntungan yang diberikan oleh alternatif struktur-struktur pasar yang berbeda
yang selanjutnya digunakan oleh pemerintah untuk menentukan kebijakan.
Cara menghitung Surplus Konsumen
Surplus
konsumen dapat ditunjukkan secara grafis dengan diagram standar penawaran dan
permintaan.
Kurva permintaan menunjukkan
hubungan antara harga dan jumlah barang yang bersedia dibayarkan oleh konsumen.
Hubungan harga dan kuantitas barang pada kurva permintaan adalah berbanding terbalik
atau negatif. artinya apabila harga barang turun maka permintaan akan barang
tersebut akan bertambah.
Pada gambar diatas, kurva
permintaan digabung dengan kurva penawaran, titik pertemuan kedua kurva disebut
titik keseimbangan (E) yang menggambarkan kesepakatan antara pemberi dan penjual
dalam harga dan kuantitas suatu barang.
Surplus konsumen ditunjukkan
oleh luas area segitiga Pe-E-A di bawah kurva permintaan (D) hingga di atas
harga keseimbangan Pe. Jumlah uang yang sesungguhnya dibayar konsumen sebesar
segi empat Pe-E-Qe-0.
Surplus konsumen
dapat dihitung dengan menggunakan integral tertentu. Integral tertentu
adalah
integral yang mempunya batas atas dan batas bawah. Perhitungan surplus
konsumen dengan intergral tertentu adalah sebagai berikut (Iskandar
putong, 2015):
Dimana:
SK =
Surplus konsumen
P = Harga
Q = Jumlah penawaran
F(Q) = Fungsi permintaan
Fungsi permintaan berbentuk
P = a – bQ
Dimana:
a = Konstanta
b = Koefisien
Q = jumlah permintaan
P = Harga
Nilai
konstanta (a) pada fungsi permintaan merupakan harga maksimal konsumen bersedia membeli.
Nilai koefisien merupakan tingkat pengaruh faktor harga terhadap faktor permintaan.
Koefisien permintaan bersifat mutlak, dengan demikian tidak akan dijumpai angka
koefisien bernilai positif. Apabila dalam perhitungan didapat angka positif,
maka angka positif tersebut ditulis sebagai negatif pada fungsi permintaan.
Fungsi permintaan dapat diperoleh dengan analisis regresi
linier sederhana pada program SPSS dengan memasukkan data variabel bebas dan
variabel terikat. Fungsi permintaan juga dapat dihitung manual dengan rumus
sebagai berikut:
P – P1 = Q
– Q1
P2 P1 Q2 –
Q1
Dimana:
P1 = Harga awal
P2 = Harga akhir
Q1 = kuantitas awal
Q2 = kuantitas akhir
Q = jumlah permintaan
P= Harga
Baca Juga: Surplus Produsen - Pengertian, Pentingnya, dan Cara menghitung
Pustaka
Puthong, Iskandar. 2015. Teori Ekonomi Mikro: Konvensional dan Syariah. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sugiarto, dkk. 2015. Ekonomi Mikro: Sebuah Kajian Komprehensif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Anonim.
2015. “fungsi permintaan dan penawaran”,
https://e-kurnas.weebly.com/fungsi-permintaan-dan-penawaran/fungsi-permintaan-dan-penawaran,
diakses pada 30 Januari 2019 pukul 20.17
Kharisma, Mutia. 2016. “Surplus Konsumen”, http://mutiakhrsm3.blogspot.com/2016/03/surplus-konsumen.html, diakses pada 31 Januari 2019 pukul 10.11
murti, Bhisma. 2013. “Surplus Ekonomi”, https://rossisanusi.files.wordpress.com/2013/09/surplus-ekonomi.pdf, diakses pada 28 Januari 2019 pukul 09.55
Oleh: Ghia G. Vinansyah, SP
Comments
Post a Comment