Pasar barang - Pengertian, Ciri-ciri, Macam-macam, Fungsi, Manfaat, Struktur, Bentuk, Dalam Teori Klasik dan Teori Keynes
Pasar Barang Adalah Tempat Dimana Para Pembeli Melakukan Interaksi Untuk Menentukan Jumlah Dan Harga Barang Atau Jasa Yang Diperjualbelikan.
Pasar barang atau pasar komoditas adalah interaksi antara
permintaan dan penawaran terhadap barang dan jasa.
Ciri-Ciri Pasar Barang
Adanya Calon Penjual Dan Pembeli Didalam Pasar
Adanya Suatu Barang Atau Jasa Yang Hendak Diperjual
Belikan Didalam Pasar
Adanya Sebuah Interaksi Antara Sih Penjual Dan Pembeli
Baik Secara Langsung Maupun Tidak Langsung
Adanya Suatu Proses Permintaan Dan Penawaran Oleh Kedua
Belah Pihak.
Macam-Macam Pasar Barang
Pasar
Barang Bisa Dibagi Lagi Menjadi Dua Macam, Yaitu Sebagai Berikut :
1. Pasar Barang Nyata/Riil
Pasar Barang Nyata Ialah Sebuah Pasar Yang
Menjual Produk Dalam Bentuk Barang Yang Bentuk Dan Fisiknya Jelas. Pasar Ini
Mempertemukan Antara Penjual Dengan Pembeli Secara Langsung (Face To Face) Dan
Ada Tawar-Menawar, Ada Barang Dagangan, Ada Transaksi, Penyerahan Barang Secara
Langsung.
2. Pasar Barang Abstrak
Pasar Barang Abstrak Yaitu Sebuah Pasar Yang
Menjual Produk Yang Tidak Terlihat Atau Tidak Riil Secara Fisik. Pasar Ini
Mempertemukan Penjual Dan Pembeli, Di Mana Penjual Hanya Membawa Contoh Barang Saja
Atau Dalam Pasar Tersebut Tawar-Menawar Dilakukan Melalui Internet, Surat
Kabar, Telepon, Faximile.
Fungsi Pasar Barang
Fungsi pasar Barang
antara lain sebagai berikut.
1) Sebagai tempat
atau sarana untuk memperoleh informasi tentang beberapa jenis barang yang
diperdagangkan di pasar dunia.
2) Sebagai tempat
atau sarana untuk mengadakan transaksi berbagai barang yang berlaku di pasaran
dunia.
3) Sebagai tempat
atau sarana untuk memantau dan mengatur perdagangan barang.
Manfaat Pasar Barang
Manfaat pasar Barang
antara lain sebagai berikut.
1) Bagi Penjual
(Produsen)
Pasar barang dapat mempermudah pemasaran atau penjualannya.
2) Bagi Pembeli
(Konsumen)
Pasar barang
dapat mempermudah konsumen dalam mendapatkan barang yang
diinginkan dengan kualitas terjamin.
3) Bagi Pemerintah
Pembentukan pasar barang bagi pemerintah dapat
memberikan tambahan devisa. Dengan devisa akan memudahkan pemerintah untuk
melakukan berbagai transaksi internasional yang dapat meningkatkan pendapatan
nasional.
Dalam perekonomian tertutup, permintaan utama berasal
dari sektor rumah tangga dan pemerintah. Permintaan tersebut umumnya merupakan
permintaan akan barang dan jasa akhir. Penawaran barang dan jasa berasal dari
sektor perusahaan.
Struktur Pasar
Barang
Berdasarkan struktur pasarnya bentuk-bentuk pasar
dibedakan menjadi sebagai berikut:
a. Pasar Persaingan Sempurna (Perfect Competition Market)
Beberapa karakteristik dari
pasar persaingan sempurna, yaitu:
1) di pasar terdapat banyak
perusahaan (penjual) dan konsumen (pembeli);
2) penjual menjual produk yang
homogen;
3) baik penjual maupun pembeli
secara bebas dapat masuk dan keluar pasar;
4) adanya mobilitas yang
sempurna dari sumber daya;
5) baik penjual maupun pembeli
memiliki pengetahuan sempurna.
b. Pasar Persaingan Tidak Sempurna (Imperfect Competition
Market)
Pasar persaingan tidak
sempurna jika dilihat dari aspek penjual dan pembelinya dapat dikelompokkan
menjadi pasar monopoli, pasar oligopoli, pasar persaingan monopolistik, pasar
monopsoni, dan pasar oligopsoni.
1) Pasar Monopoli
Pasar monopoli merupakan
situasi pasar di mana hanya terdapat satu penjual (single firm) komoditi atau
barang ini tidak ada penggantinya (substitusi) yang sangat mirip (close
substitute).
Oleh karena dalam pasar
monopoli hanya ada satu penjual, pada pasar ini tidak terdapat pesaing sehingga
penjual (monopolis, berasal dari bahasa Yunani mono = satu dan polist = penjual)
berkuasa untuk mengubah jumlah dan harga barang di pasar.
Dewasa ini bentuk pasar
monopoli sudah jarang sekali. Di Indonesia pasar monopoli dikenal pada
Perusahaan Listrik Negara (PLN), perusahaan Kereta Api Indonesia (KAI), dan Perusahaan
Air Minum (PDAM).
2) Pasar Oligopoli
Sebagaimana istilah monopoli,
istilah oligopoli juga berasal dari bahasa Yunani, yakni oligospolein yang
berarti “beberapa penjual”.
Berdasarkan arti kata
tersebut, pasar oligopoli dapat diartikan sebagai pasar yang hanya terdiri atas
beberapa perusahaan atau penjual yang menjual produk homogen (sejenis).
Pasar oligopoli terdiri atas
dua perusahaan atau dua penjual saja disebut pasar duopoli. Produk yang dijual
dapat berupa produk yang identik (homogen) maupun produk yang terdiferensiasi.
Produk yang identik (homogen)
misalnya, sama-sama menjual besi. Adapun yang dimaksud dengan diferensiasi
produk adalah produk yang memiliki karakteristik yang bervariasi. Misal, produk
telepon seluler masing-masing memiliki banyak karakteristik yang berbeda
baik dari ukuran, berat, model, dan fitur.
3) Pasar Persaingan
Monopolistik
Dalam kehidupan sehari-hari,
jarang dilihat pasar persaingan sempurna maupun pasar monopoli secara murni.
Justru bentuk pasar yang banyak ditemui adalah bentuk pasar monopolistik.
Bentuk pasar monopolistik ini
ada di antara pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Dikatakan
mengandung persaingan sempurna karena pada pasar monopolistik terdapat banyak
perusahaan atau penjual tersebut yang memiliki pangsa pasar (market share) yang
cukup besar sehingga tidak dapat memengaruhi pasar. Oleh karena itu, dalam
industri terdapat banyak perusahaan.
Perbedaan pasar monopolistik
dengan pasar persaingan sempurna terletak pada produk yang dijual. Jika pada
pasar persaingan sempurna produk yang dijual identik (bersifat sama), pada
pasar monopolistik produk yang dijual merupakan produk yang terdiferensiasi
(diferensiasi produk).
Adanya diferensiasi produk
telah mendorong perusahaan atau penjual melakukan persaingan nonharga
(non-price competition) melalui iklan, diskon, dan hadiah-hadiah. Oleh karena
itu, jika dalam persaingan sempurna produsen tidak menjadi pertimbangan bagi
konsumen dalam membeli produk, dalam pasar monopolistik produsen suatu produk
justru menjadi penting bagi konsumen.
Perdagangan di
pasar Barang dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Perdagangan
Fisik (Physical Trading) yang Bersifat Efektif
b. Perdagangan Berjangka (Future Trading) yang
Bersifat Spekulatif
Pasar Barang Dalam Teori klasik
Menurut teori klasik, di
pasar barang tidak akan kekurangan produksi atau kelebihan produksi dalam
jangka panjang. Sehingga selalu terjadi pasar bersih (clearing market) atau pasar dalam
kondisi keseimbangan atau ekuilibrium.
Jika pada suatu waktu terjadi
kelebihan atau kekurangan produksi, maka mekanisme pasar akan secara otomatis
mendorong kembali perekonomian tersebut pada kondisi dimana tingkat produksi
total masyarakat (penawaran agregat) akan memenuhi permintaan total masyarakat secara tepat (full employment level of activity).
Pendapat semacam ini dilandasi oleh adanya kepercayaan di kalangan kaum klasik bahwa di
dunia yang nyata ini:
a. Hukum Say ( Say’s law) yang mengatakan bahwa
setiap barangyang diproduksi selalu ada yang membutuhkannya/memintanya
(supply creates its own demand) berlaku
b.
harga-harga dari hampir semua barang-barang dan jasa-jasa
adalah fleksibel, yaitu bias dengan mudah berubah (naik atauturun) sesuai
dengan tarik-menarik antara penawarannya danpermintaannya.
Ditinjau dari segi kebijakan ekonomi, berarti pemerintah
tidak perlu melakukan campur tangan atau intervensi apapun. Kalau terjadi
resesi atau depresi (GDP menurun dan terjadi pengangguran) kita cukup menunggu
saja sampai perekonomian tersebut melakukan proses penyesuaian, dan keadaan
keseimbangan pasti akan kembali terjadi.
Pasar Barang Dalam teori Keynes
Menurut Keynesian, permintaan barang tidak selalu sama dengan
penawaran, karena tidak semua income dibelanjakan tetapi sebagian dari
pendapatan tersebut akan disimpan dalam bentuk tabungan (saving).
Tabungan tidak menambah permintaan efektif terhadap barang
dan jasa kalau tidak segera diinvestasikan sehingga akan terjadi kelebihan stok
barang atau kelebihan produksi barang (penawaran).
Ada dua akibat yang akan terjadi dari ketidakseimbangan
permintaan dengan penawaran ini terhadap perekonomian negara.
1
para produsen akan mengurangi jumlah produksi mereka pada tahun atau periode
berkutnya, artinya output atau GDP akan berkurang pada tahun berikutnya.
Bila output berkurang
maka dampaknya akan sangat serius terhadap variabel makro karena income,
lapangan pekerjaan, konsumsi, investasi dan seterusnya akan menurun.
2
Akibat dari turunnya GDP dan income maka harga-harga akan turun karena turunnya
permintaan akibat penurunan income.
Apabila harga-harga (harga barang dan harga tenaga kerja)
tidak kaku tetapi fleksibel dan turun sebanding dengan penuruan income, seperti
yang diasumsikan oleh teori Klasik, maka keadaan down turn ini tidak akan
berlangsung lama karena harga yang turun akan kembali mendorong naiknya
permintaan (sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran).
Naiknya permintaan akan mendorong produsen kembali menggenjot
produksi mereka dan keadaan terpuruk akan segera terkoreksi kembali. Pabrik dan
industri tidak akan tutup sehingga para buruh tidak banyak yang kena PHK.
Berbeda dengan teori Klasik yang mengasumsikan harga-harga
adalah fleksible, kenyataannya menurut Keynes, harga-harga adalah tidak
fleksible tetapi kaku (rigid), tidak mau turun. Akibatnya permintaan tetap
turun dan produksi tidak akan naik sehingga ekonomi akan terjebak pada resesi
atau depresi.
Keynes menolak hukum Say. Suatu waktu tertentu daya beli
masyarakat memang tersedia dalam jumlah yang cukup untuk membeli barang/jasa
yang diproduksikan.
Tetapi daya beli yang dimiliki masyarakat
tersebut tidak selalu harus sama dengan daya beli yang betul-betul dibelanjakan
oleh masyarakat di pasar barang.
Dengan kata lain, sebagian dari daya beli tersebut
diterjemahkan sebagai permintaan efektif, namun sebagian yang lain dari daya
beli tersebut akan digunakan ditabung oleh masyarakat. Menabung tidak menambah
permintaan efektif dimasyarakat.
Keadaan
sebaliknya bisa juga terjadi yaitu terjadinya kelebihan permintaan dan
kekurangan produksi.
kekurangan
produksi secara umum juga mungkin terjadi. Kalau para produsen
ternyata memutuskan untuk melakukan investasi dalam jumlah lebih besar daripada
daya beli yang ditabung oleh masyarakat, maka permintaan efektif di pasar
barang menjadi terlalu besar dibanding nilai output yang tersedia dipasar. Kenaikan permintaan dan kekurangan produksi ini akan
ditransmisikan kedalam inflasi.
Besar kecilnya permintaan efektif (total) sangat tergantung
pada keputusan para konsumen (rumah tangga) mengenai besar pengeluaran
konsumsinya dan keputusan para produsen mengenai besarnya investasi yang mereka
ingin laksanakan dalam periode tersebut
Mengenai keputusan pengeluaran konsumsi rumah tangga,
Keynes berpendapat bahwa keputusan tersebut cukup stabil dan biasanya hanya
berubah apabila tingkat pendapatan rumah tangga berubah.
Yang sulit diterka justru pada perilaku produsen dalam
pengeluaran investasinya. Padahal pengeluaran investasi sangat menentukan
gejolak GDP (dan ada kesempatan kerja).
Misal perekonomian tertutup (yaitu tidak melakukan
transaksi luar negeri). Permintaan agregat (aggregate demand) sama dengan
pengeluaran agregatif dari masyarakat secara keseluruhan (Z).
Tiga unsur permintaan agregat meliputi:
1) Permintaan efektif dari rumah tangga akan barang konsumsi
(C).
2) Permintaan efektif sector produsen untuk investasi (I).
3) Permintaan efektif dari pemerintah (G).
Z = C + I + G
Pustaka
Pustaka
https://www.academia.edu/4727139/BAB_2_TEORI_KLASIK_DAN_TEORI_KEYNES_TENTANG_PASAR_MAKRO_Bahan_Ajar_Teori_Ekonomi_Makro_GSEP_308_
http://shevalina13.blogspot.com/2013/08/teori-ekonomi-klasik-vs-teori-ekonomi.html
http://anescynthiadewi.blogspot.com/2014/11/teori-ekonomi-keyness-pasar-barang.html
http://ekonomi17.blogspot.com/2012/10/pasar-barang.html
Comments
Post a Comment