Gambaran Umum Komoditas Padi



Padi (Oryza sativa) merupakan tanaman pangan yang dihasilkan dalam jumlah terbanyak di dunia dan menempati daerah terbesar di wilayah tropika (Sanchez, 1993 dalam Sumiati, 2003).

Siregar (1981) menyatakan bahwa begitu banyak kontroversi mengenai asal usul tanaman padi. Namun berdasarkan beberapa pihak, tanaman padi berasal dari Cina, karena di wilayah tersebut banyak ditemukan jenis-jenis padi liar, terlebih dibagian negara Cina yang berbatasan dengan negara India sebelah utara. Hal ini didasarkan pada teori vavilov yang menyatakan bahwa daerah asal-usul suatu tanaman ditandai dengan terdapatnya pemusatan jenis-jenis tanaman liar tersebut (Manurung, 1998 dalam Sumiati, 2003). Sastra-sastra Cina, menyatakan bahwa tanaman padi telah dibudidayakan oleh kaisar Shen-Mung di Cina 5000 tahun sebelum Masehi. Jenis-jenis padi liar inilah yang mepelopori, mendahului dan menjadi saudara dari tanaman padi yang dikenal sekarang yaitu tanaman padi tergolong Oryza sativa L. dan yang dibudidayakan oleh umat manusia diseluruh dunia.

Tanaman padi pada umumnya merupakan tanaman semusim dengan empat fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif cepat, vegetatif lambat, reproduktif dan pemasakan. Secara garis besar, tanaman padi terbagi kedalam dua bagian yaitu bagian vegetatif dan bagian generatif, dimana bagian vegetatif terdiri dari akar, batang, daun dan bagian generatif terdiri dari malai yang terdiri dari bulir-bulir daun dan bunga.

Tanaman padi memerlukan unsur hara, air dan energi. Unsur hara merupakan unsur pelengkap dari komposisi asam nukleit, hormon dan enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam merombak fotosintesis atau respirasi menjadi senyawa yang lebih sederhana. Air diperoleh tanaman padi dari dalam tanah dan energi diperoleh dari hasil fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari.

Tumbuhan padi (Oryza sativa L.) termasuk golongan tumbuhan Gramineae yang ditandai dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Ruasruas itu merupakan bubung kosong. Pada kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjang ruas tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pangkal batang. Ruas yang kedua, ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah yang membalut ruas sampai buku bagian atas. Tepat pada buku bagian atas ujung dari daun pelepah memperlihatkan percabangan di mana cabang yang terpendek menjadi apa yang disebutkan ligulae (lidah) daun, dan bagian yang terpanjang dan terbesar menjadi daun kelopak. Dimana daun pelepah itu menjadi ligulae dan daun kelopak terdapat dua embel sebelah kiri dan kanan embel-embel mana disebutkan auricle. Warna dari ligulae dan auricle kadang-kadang hijau dan kadang-kadang ungu dan dengan demikin auricle itu dapat dipergunakan sebagai determinatie identitas suatu varietas.



Tumbuhan padi bersifat merumpun, artinya tanaman-tanamannya anakberanak. Demikianlah misalnya jika bibit yang hanya sebatang saja ditanamkan dalam waktu yang sangat singkat telah dapat membentuk satu dapuran, dimana terdapat 20-30 atau lebih anakan/tunas-tunas baru (Siregar, 1981).

Surono (2001) menyatakan bahwa sebagai salah satu Tim Pengkaji Kebijakan Perberasan Nasional produksi padi pada prinsipnya tergantung pada dua variabel, yaitu luas panen/tanam dan hasil per hektar (produktivitas). Musim panen raya berlangsung dari bulan Februari sampai dengan bulan Mei. Diperkirakan luas panen pada periode tersebut mencapat 55,5 persen. Panen berikutnya (disebut panen gadu) antara bulan Juni-September mengambil porsi sebanyak 30 persen, sisanya disebut musim paceklik berlangsung antara bulan Oktober-Januari tahun berikutnya. Pola produksi ini juga mengikuti pola panen, curah hujan dan proses pertumbuhan tanaman. Pola tanaman seperti itu akan terus berlangsung sampai sekarang maupun masa mendatang.

Ciri khusus padi sawah adalah adanya penggenangan selama pertumbuhan tanaman. Budidaya padi sawah dilakukan pada tanah yang berstruktur lumpur. Oleh sebab itu, tanah yang ideal untuk sawah harus memiliki kandungan liat minimal 20 persen. Waktu pengolahan tanah yang baik tidak kurang dari 4 minggu sebelum penanaman. Pengolahan tanah terdiri dari pembajakan, garu, dan perataan. Sebelum diolah lahan digenangi air terlebih dahulu sekitar 7 hari. Kemudian untuk benih disarankan menggunakan benih bersertifikat atau berlabel biru dan pada setiap musim tanam perlu adanya pergiliran varietas benih yang digunakan memperhatikan ketahanan terhadap serangan wereng dan tungro.

Padi gogo adalah budidaya padi di lahan kering, sumber air seluruhnya tergantung pada curah hujan. Oleh karena itu, untuk pertumbuhan yang baik, tanaman padi gogo membutuhkan curah hujan lebih dari 200 mm per bulan selama tidak kurang dari 3 bulan. Lahan kering yang digunakan untuk padi gogo di Indonesia umumnya adalah lahan marjinal yang sebenarnya kurang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman. Pemberian bahan organik pada lahan kering sebanyak 2-20 ton per ha sangat disarankan karena dapat memperbaiki struktur fisik, kimia, dan biologi tanah. Pada lahan masam sebaiknya dilakukan pengapuran dengan kapur pertanian atau dolomit untuk menaikkan pH dan memperbaiki kesuburan tanah.

Kebutuhan benih untuk padi gogo lebih banyak daripada padi sawah, yaitu sekitar 50 kg per ha. Hal ini disebabkan karena persentase pertumbuhan padi gogo lebih kecil. Meskipun demikian, padi gogo memiliki kalebihan yaitu tidak perlu disemai terlebih dahulu, benih dapat langsung ditanam dalam lubang atau diperlakukan seperti pada padi sawah.

Budaya konsumsi beras cukup sulit untuk dihilangkan dari masyarakat Indonesia. Alasan yang sangat mendasar ialah karena telah menjadi kebiasaan masyarakat. Jika belum mengkonsumsi beras, maka belum dikatakan makan oleh sebagian besar penduduk Indonesia. Selain itu, makan nasi merupakan budaya yang telah mengakar sejak zaman nenek moyangnya dahulu.

        Beras bukan hanya berfungsi sebagai komoditi pangan dan ekonomis, tetapi juga merupakan komoditas politik dan keamanan. Betapa pentingnya beras dalam perekonomian Indonesia dan negara-negara asia serta berbagai belahan dunia menginspirasi FAO untuk menjadikan tahun 2004 sebagai tahun beras sedunia. Program ini bertujuan untuk menuntaskan kelaparan dinegara-negara miskin dan berkembang yang penduduknya sangat tergantung konsumsinya pada komoditi beras.

Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad