Usahatani
padi sawah merupakan
kegiatan di bidang pertanian yang mengorganisasikan alam, tenaga kerja, modal
dan manajemen, yang ditujukan untuk produksi padi. Keempat unsur, yaitu lahan
yang mewakili untuk alam, tenaga kerja yang bertumpu pada anggota keluarga
tani, modal yang beraneka ragam jenisnya serta unsur pengelolaan atau manajemen
yang peranannya dibawakan oleh seseorang yang disebut petani, saling terkait
satu sama lain karena kedudukannya dalam usahatani sama pentingnya sehingga
keempat unsur tersebut tidak dapat dipisahkan (Handayani, 2006).
Menurut
Tjakrawiralaksana dan Soeriatmadja dalam Hantari (2007), usahatani
adalah suatu organisasi produksi di lapangan pertanian dimana terdapat unsur
lahan yang mewakili alam, unsur tenaga kerja yang bertumpu pada anggota
keluarga tani, unsure modal yang beraneka ragam jenisnya dan unsur pengelolaan
atau manajemen yang perannya dibawakan oleh seseorang yang disebut petani untuk
memenuhi kebutuhan keluarganya dan mencari keuntungan atau laba. Ilmu usahatani
pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh dan memadukan
sumberdaya (lahan, tenaga kerja, modal, waktu, dan pengelolaan) yang terbatas
untuk mencapai tujuannya (Soekartawi, 1986).
Adapun
tujuan usahatani menurut Soekartawi (1986) adalah memaksimumkan keuntungan atau
meminimumkan biaya. Konsep memaksimumkan keuntungan adalah bagaimana
mengalokasikan sumberdaya dengan jumlah tertentu seefisien mungkin untuk
mendapatkan keuntungan maksimum. Sedangkan konsep meminimumkan biaya yaitu
bagaimana menekan biaya sekecil-kecilnya untuk mencapai tingkat produksi
tertentu. Adapun ciri-ciri usahatani di Indonesia adalah : (1) sempitnya lahan
yang dimiliki petani, (2) kurangnya modal, (3) pengetahuan petani yang masih
terbatas serta kurang dinamis, dan (4) masih rendahnya tingkat pendapatan
petani.
Kegiatan
usahatani berdasarkan coraknya dapat dibagi menjadi dua, yaitu usahatani
subsisten bertujuan dalam memenuhi kebutuhan konsumsi keluarga, sedangkan
usahatani komersil adalah usahatani dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan
yang sebesar-besarnya. Dari segi petani, pengelolaan usahatani pada dasarnya
terdiri dari pemilihan antara berbagai alternatif penggunaan sumberdaya yang
terbatas yang terdiri dari lahan, tenaga kerja, modal, waktu, dan pengelolaan.
Hal ini dilakukan agar ia dapat mencapai tujuan sebaik-baiknya dalam lingkungan
yang penuh resiko dan kesukarankesukaran lain yang dihadapi dalam melaksanakan
usahataninya.
Beberapa
faktor kendala yang mempengaruhi produksi usahatani yaitu faktor intern dan
faktor ekstern. Faktor kendala intern terdiri dari kualitas dan kuantitas
unsur-unsur produksi seperti lahan, tenaga kerja, dan modal. Faktor ekstern
meliputi adanya pasar bagi produksi yang dihasilkan, tingkat harga sarana
produksi dan hasil, termasuk tenaga kerja buruh dan sumber kredit, tersedianya
informasi dan teknologi yang mutakhir dan kebijaksanaan yang menunjang
(Tjakrawiralaksana dan Soeriatmadja, 1983 dalam Dewi, 2007). Tingkat
produksi dan produktivitas usahatani dipengaruhi oleh teknik budidaya, yang
meliputi varietas yang digunakan, pola tanam, pemeliharaan dan penyiangan.
Pemupukan serta penanganan pasca panen. Ketersediaan berbagai macam sarana
produksi di lingkungan petani mendukung teknik budidaya. Berbagai sarana produksi
yang perlu diperhatikan yaitu bibit, pupuk, obat-obatan serta tenaga kerja.
Brown
(1979) mengemukakan bahwa setiap usahatani membutuhkan input untuk menghasilkan
output, sehingga produksi yang dihasilkan akan dinilai secara ekonomi
berdasarkan biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh. Selisih
keduanya merupakan pendapatan dari kegiatan usahatani. Pendapatan ini dianggap
sebagai balas jasa untuk faktor-faktor produksi yang digunakan.
Penerimaan usahatani
merupakan nilai produk total usahatani dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan
pengeluaran usahatani adalah nilai semua input yang habis terpakai dalam proses
produksi tetapi tidak termasuk biaya tenaga kerja keluarga. Pengeluaran tunai
adalah pengeluaran yang harus dibayar dengan uang, seperti pembelian sarana
produksi, biaya untuk membayar tenaga kerja. Sedangkan pengeluaran yang
diperhitungkan digunakan untuk menghitung berapa sebenarnya pendapatan kerja
petani apabila bunga modal dan nilai kerja keluarga diperhitungkan. Selisih
antara penerimaan dan pengeluaran usahatani disebut pendapatan usahatani (net
farm income).
Pendapatan bersih usahatani mengukur imbalan yang diperoleh
keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi. Oleh karena itu
pendapatan usahatani merupakan ukuran keuntungan usahatani yang dapat dipakai
untuk membandingkan keragaan beberapa usahatani.
Comments
Post a Comment