Teknik Budidaya Jagung Konvensional, Organik, dan sistem Hidroponik





Teknik Budidaya Jagung Konvensional

  1. Pengolahan lahan / Penyiapan lahan                                                                                      Penyiapan lahan dengan teknologi tanpa olah tanah (TOT) atau teknologi pengolahan tanah, bergantung pada tekstur tanah setempat. Untuk menekan biaya produksi pada usaha tani jagung, salah satu cara yang perlu dilakukan adalah penyiapan lahan secara Tanpa Olah Tanah (TOT) atau Tanam dengan Olah Tanah Minimum (TOM).                                                                                                           
  2. Pembersihan gulma
          Pembersihan gulma di tujukan agar  tanaman tidak berbagi unsur hara yang ada dengan tanaman (gulma) lain. Pembersihan dapat di lakukan dengan cara pembakaran , namun ada juga yang harus di berantas sampai akar-akarnya misalnya rumput teki dan alang-alang.
  1. Pembajakan lahan (pencangkulan)
          Dibutuhkan untuk menyeimbangi unsur hara bagian atas  dan bawah. Hal ini juga di lakukan untuk menggemburkan tanah. Pencangkulan tanah di lakukan sedalam 15-20 cm. atau bekas penanaman, sedangkan tanah yang berat di lakukan sebanyak 2 kali dan setelah itu di garu pakai garpu .
  1. Pembuatan bedengan
          Di lakukan untuk tanah yang rawan terkena air yang berlebihan. Agar jagung dapat tumbuh dengan baik maka pembuatan bedengan perlu di lakukan, bedengan di buat selebar 70-100 cm dan dengan tinggi 10-20 cm. Kemudian di antara bedengan di buat parit selebar 10-30 cm untuk sirkulasi air, agar akar jagung tidak terendam.
  1. Pemupukan
Di tujukan untuk meningkatkan kandungan unsur hara tanah, pupuk yang di gunakan adalah pupuk kandang yang sudah jadi, jika pupuk pupuk belum jadi maka benih akan mati, karena pupuk kandang teksturnya panas. Waktu pemberian pupuk yang efektif adalah saat pembajakan lahan, sehingga pupuk dapat tercampur dengan rata. Sebagai patokan, pupuk kandang di berikan sebenyak 20-40 ton/hektar.
  1. Pembuatan saluran drainase
Saluran drainase diperlukan untuk pengaliran air,terutama pada musim hujan, karena tanaman jagung juga peka terhadap kelebihan air dan saluran drainase dibuat pada saat penyiangan pertama dengan menggunakan cangkul atau mesin pembuat alur.
  1. Pemberian bahan organik
Pupuk organik terdiri atas organic sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos (humus), yang telah mengalami proses pelapukan, berbentuk padat atau cair persyaratan teknis pupuk organic mengacu kepada permentan No 02/2006, kecuali diproduksi untuk keperluan sendiri, pupuk organik dapat di aplikasikan sebagai penutup lubang tanam benih dengan takaran 2-3 t/ha.
  1. Pembumbunan
  • Pembumbunan bertujuan untuk memberikan lingkungan akar yang lebih baik, agar tanaman tumbuh kokoh dan tidak mudah rebah
  • Pembumbunan bersamaan dengan penyiangan pertama dan pembuatan saluran atau setelah pemupukan kedua (35 HST), bersamaan dengan penyiangan kedua secara mekanis. Pembumbunan dapat menggunakan mesin pembuat alur atau cangkul.
 Pengendalian OPT
Kegiatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman jagung dilakukan agar tanaman jagung tidak mengalami gangguan kesehatan, yang akhirnya mengganggu hasil produksinya. Pengendalian terhadap hama dan penyakit dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:
  1. Secara tradisional 
Secara mekanisme atau penanganan secara langsung yaitu Ulat langsung diambil dan dibasmi, Tikus, dengan cara digeropyok beramai-ramai, Burung dengan diketapel, Tanaman liar dengan disiangi/dicabuti secara langsung dan dengan mengadakan rotasi tanaman agar terhindar dari hama dan penyakit. 
  1. Secara Modern 
Secara modern yaitu Untuk mencegah serangan penyakit digunakan fungisida/senyawa kimia pembasmi jamur/fungi. Misalnya, manzate, DIthane, Antracol, Cobox, dan Vitigran Blue, pengendalian hama digunakan insektisida/senyawa kimia pembasmi serangga/insekta, yang berbentuk cairan yang disemprotkan.
 Hama  pada tanaman jagung
  1. Hama Lalat bibit (Atherigona sp.)
Tanaman inang : jagung, padi gogo, sorgum, gandum, dan rumput Cynodon dactylon, panicum rapenserta
Penyebabnya : lalat Atherigona sp.


Imago aktif pada siang hari pukul 16.00 periode imago 7 hari. Telur diletakkan pada permukaan bawah daun secara terpisah satu sama lain. Periode telur 1-3 hari Lama stadium larva antara 8-10 hari dan stadium pupu antara 5-11 hari. Stadium imago rata-rata delapan hari. Pupa berada dalam tanah dekat dengan tanaman, namun kadang-kadang dalam tanaman.
Pengendalian :
  1. Pergiliran tanaman
  2. Aplikasi insektisida : tiodicarb 75 WP,15 g/kg benih; karbosulvan 2,5 g/kg benih; karbofuran 10 g/kg melalui titik tumbuh pada serangan mencapai 12%.
  3. Menyebar mulsa jerami padi merata sebanyak 5 t/ha setelah tanam jagung.
Hama Ulat grayak (Spodepter sp., Mythimna sp.)
Gejalanya :
  • Terjadinya bisul-bisul atau benjolan-benjolan pada kedua permukaan helaian daun jagung. Bagian bawah dan atas berwarna coklat kemerahan. Daun yang terserangang berat akan mengering.
Penyebabnya :
  • Tiga spesies penyebab penyakit karat pada jagung; dua spesies dari Genus Puccinia yaitu P. polysora dan P. sorghi dan satu spesies dari Genus Physopella yaitu P.zeae.
Pengendalian :
Komponen pengendalian untuk PHT meliputi :
  • Varietas tahan karat : Arjuna, kalingga, wiasa, Pioneer
  • Sanitasi kebun dari gulma inang
  • Fungisida manconeb (Dithane M45), triadomefon atau dithiokarbonat.

Penyakit busuk tongkol
  • Disebabkan cendawan Fusarium Verticillioides.
  • Gejala yang terlihat tongkol jagung berwarna merah atau merah kecoklatan dan busuk. Pengendalian dilakukan dengan pergiliran tanaman, membakar bagian tanaman yang terserang dan menanam varietas yang tahan.
PANEN TEPAT WAKTU DAN PENGERINGAN
  • Panen dilakukan jika kelobot tongkol telah mengering atau berwarna coklat, biji telah mengeras, dan telah terbentuk lapisan hitam minimal 50% pada setiap baris biji.
  • Panen lebih awal atau pada kadar air biji masih tinggi menyebabkan biji keriput, warna kusam, dan bobot biji lebih ringan.
  • Terlambat panen, apalagi pada musim hujan, menyebabkan tumbuhnya jamur,bahkan biji berkecambah.
  • Tongkol yang sudah dipanen segera dijemur, atau diangin-anginkan jika kondisi hujan.
  • Tidak menyimpan tongkol dalam keadaan basah karena dapat menyebabkan tumbuhnya jamur.
  • Pemipilan biji setelah tongkol kering (kadar air biji + 20%) dengan alat pemipil.
  • Jagung pipil dikeringkan lagi sampai kadar air biji mencapai sekitar 14%.
  • Jika cuaca hujan, pengeringan menggunakan mesin pengering, tidak dianjurkan menyimpan jagung pada kadar air biji > 14% dalam karung untuk waktu lebih dari satu bulan.

Teknik Budidaya Jagung Organik

 1. Persyaratan lokasi untuk budidaya jagung organik

Tanaman jagung bisa hidup di daerah dataran tinggi maupun rendah. Tingkat keasaman atau pH tanah untuk menanam jagung adalah sekitar 5 hingga 8. Selain itu, tanah yang digunakan juga harus memiliki unsur hara yang cukup.

2. Pengolahan lahan

Saat menjalankan budidaya jagung, Anda harus menjaga kondisi lahan agar tidak tergenang air. Saluran pengairan yang digunakan adalah sistem bedengan, dengan lebar 1 meter dan tinggi 20-30 cm.  Dalam satu bedengan, budidaya jagung dapat ditanam sebanyak 2 baris dan berjarak 30 hingga 40 cm antar bedengan.
Pemupukan awal bisa dilakukan dengan mempersiapkan campuran pupuk dari kotoran kambing atau sapi dengan kotoran ayam sebanyak 1:1. Fungsi dari kotoran kambing atau sapi adalah untuk meningkatkan unsur kalium dan fosfat. Sedangkan kotoran ayam bermanfaat untuk meningkatkan unsur nitrogen dalam tanah.

3. Proses penanaman

Penanaman jagung organik sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan dengan tujuan meminimalisir jumlah pengairan yang diperlukan sebelum menanam. Untuk memperoleh hasil panen yang maksimal, sebaiknya Anda lebih selektif dalam memilih jenis bibit jagung yang terbaik.
Setelah itu, buat lubang sedalam 2 hingga 3 cm untuk menanam 2 biji benih jagung pada setiap lubangnya. Setelah itu, tutup lubang tersebut dengan mencampurkan tanah dan pupuk kompos. Jarak penanaman yang ideal adalah sekitar 60 hingga 75 cm.
Bidudaya jagung organik dapat dikatakan sukses apabila jumlah populasi tanaman tersebut sekitar 34 ribu sampai 37 ribu untuk setiap hektar.

4. Tahap pemeliharaan

Lakukanlah penyiangan setiap dua minggu sekali untuk menghilangkan gulma atau rumput liar. Lakukan juga proses pembubuhan untuk memperkokoh jagung agar tidak mudah roboh dan membuat akar jagung tetap tertutupi dengan tanah secara keseluruhan.
Kemudian lakukan proses penjarangan atau penyortiran tanaman jagung yang tidak bisa tumbuh dengan baik, dengan cara memotong atau mencabutnya. Pada lubang jagung yang gagal tumbuh bisa dilakukan penyulaman untuk membuat tanaman tersebut bisa tumbuh secara normal dan bersama-sama.
Perlu juga untuk dilakukan pengendalian hama dan penyakit tanaman dengan cara penyemprotan dan pembasmian tanaman jagung yang sudah terkena penyakit. Hal tersebut dilakukan berdasarkan dari jenis hama atau penyakit yang menyerang.

5. Masa Panen

Pada umumnya, panen jagung dilakukan ketika tanaman tersebut mencapai usia 85 hingga 95 hari. Teknik memanen tanaman jagung yang benar yaitu dengan cara memutar bagian tongkol jagung organik hingga terpisah dari tangkainya.
Teknik Budidaya Jagung Hidroponik
        Anda tentunya tidak bisa membayangkan pohon jagung yang besar dan tinggi menjulang dicocok tanam dengan teknik hidroponik yang biasanya meminimalisir penggunaan tanah.
        Ternyata jawabannya adalah sangat bisa. 
        Metode yang digunakan pun bisa dengan metode-metode hidroponik seperti biasanya. Disini akan diambil contoh metode kultur porrus. 
Metode kultur porrus atau agregat adalah cara bertanam dengan menggunakan pasir, kerikil, pecahan genteng dan bata, serbuk kayu dan lain-lain untuk tempat tanaman tumbuh.
        Jika cara menanam jagung hidroponik biasanya menggunakan air atau tanah maka pada metode ini anda bisa menggunakan kerikil, pasir, serbuk kayu, bahkan pecahan genteng untuk dijadikan sebagai media tanam. Pasir mengandung zat yang mampu membunuh hama dan ini sangat menguntungkan karena tanaman jagung hidroponik anda jadi lebih bebas dari hama. Dengan terbebasnya tanaman anda dari hama maka anda tidak perlu pusing lagi memikirkan pestisida. Hadi tanaman yang anda tanam akan lebih sehat dan ramah lingkungan.
Caranya seperti cara menanam jagung hidroponik biasanya. Yaitu :
        Pertama lakukan penyemaian terhadap bibit atau benih jagung. Pilihlah kualitas benih yang tinggi. Karena sayang jika hasil akhirnya tidak maksimal hanya karena benih yang kurang bagus kualitasnya. Atau jika anda ingin langsung menanam jagung pada media tanam itu bisa saja dilakukan. Yang terpenting media tanamnya harus terbuat dari bahan yang kuat karena harus menyangga tanaman jagung yang besar dan tinggi.
Hal penting yang harus dilakukan adalah dengan memberi nutrisi untuk pasir, serbuk kayu, kerikil atau pecahan genteng tadi. Tanpa nutrisi tanaman anda akan layu dan kemudian mati. Jangan lupa untuk selalu menyiraminya secara rutin. 
Untuk wadah tanam dapat menggunakan ember seperti terlihat pada gambar diatas, ember yang digunakan tidak perlu dilubangi agar air nutrisi dapat tersimpan. 
Cara menanam jagung hidroponik ini sebenarnya gampang-gampang susah. Gampang karena tidak memerlukan ladang yang luas untuk bisa menanam jagung. Namun juga susah karena dibutuhkan ketelatenan untuk bisa menyiram dan memberikan nutrisi secara rutin pada tanaman.
Deskripsi: cara menanam jagung hidroponik sangat mudah dan praktis jika dibandingkan dengan cara menanam jagung pada ladang. Pada metode ini anda tidak perlu mencangkul dan membersihkan hama.

Sumber:

Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad