Ekonomi Islam - pengertian, prinsip, tujuan


Definisi Ekonomi Islam

        Beberapa ahli mendefinisikan ekonomi Islam sebagai ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan dengan alat pemenuh kebutuhan yang terbatas di dalam kerangka syariah Islam. Definisi lain merumuskan bahwa ekonomi Islam adalah ilmu yang mempelajari perilaku seorang muslim dalam suatu masyarakat Islam yang dibingkai dengan syariah Islam. Definisi yang lebih lengkap harus mengakomodasikan sejumlah prasyarat, yaitu karakteristik dari pandangan Islam. Syarat utama adalah memasukkan nilai-nilai Islam dalam ilmu ekonomi.

        Menurut Hasanuzzaman, ekonomi Islam adalah ilmu dan aplikasi petunjuk dan aturan syariah yang mencegah ketidakadilan dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya material agar memenuhi kebutuhan manusia dan agar dapat menjalankan kewajibannya kepada Allah dan masyarakat.

        Ekonomi Islam yang tengah berkembang saat ini baik tataran teori maupun praktik merupakan wujud nyata dari upaya operasionalisasi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin, melalui proses panjang dan akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.Perkembangan teori ekonomi Islam telah dimulai pada masa Rasulullah dengan turun QS. Al-Baqarah: 275 dan 279 tentang jual beli dan riba, QS. An-Nisaa’ :5 dan 10 tentang pengaturan pencairan, penitipan, dan pembelanjaan harta, dan masih banyak ayat lainya yang menjelaskan tentang berbagai aktivitas ekonomi masyarakat.




Prinsip Ekonomi Islam

        Walaupun pemikiran para pakar tentang ekonomi Islam terbagi-bagi ke dalam tiga mazhab (Mazhab Baqir as-Sadr, Mazham Mainstream, dan MazhabAlternatif-Kritis).Namun pada dasarnya mereka setuju dengan prinsip-prinsip umum yang mendasarinya.Prinsip-prinsip ini yang membentuk keseluruhan kerangka ekonomi Islami. Ekonomi Islam didasarkan atas lima nila universal, yakni :

1) Tauhid (Keimanan);
2) ‘Adl (Keadilan);
3) Nubuwwah (Kenabian);
4) Khilafah (Pemerintahan);
5) Ma’ad (Hasil);

        Kelima nilai ini menjadi dasar inspirasi untuk menyusun teori-teori ekonomi Islam. Namun, teori yang kuat dan baik tanpa diterapkan menjadi sistem, akan menjadikan ekonomi Islam hanya sebagai kajian ilmu saja tanpa member dampak pada kehidupan ekonomi. Oleh karena itu, dari kelima nilai-nilai universal tersebut, dibangunlah tiga prinsip derivatif yang menjadi ciri-ciri dan cikal bakal sistem ekonomi Islam.Ketiga prinsip derivatif itu adalah multitype ownership, freedom to act, dan social justice.




Tujuan Ekonomi Islam

        Secara umum tujuan-tujuan ekonomi Islam dapat digolongkan sebagai berikut:

1.  Menyediakan dan menciptakan peluang-peluang yang sama dan luas bagi semua orang untuk  erperan serta dalam kegiatankegiatan ekonomi. Peran serta dalam kegiatan-kegiatan ekonomi merupakan tanggung jawab keagamaan. Islam yakin bahwa kerja sama ekonomi adalah kunci sukses. Efisiensi dan kemajuan ekonomi dapat dicapai dan dipertahankan dalam suatu lingkungan yang membuat setiap orang bekerja secara serasi.

2.  Memberantas kemiskinan absolut dan memenuhi kebutuhankebutuhan dasar bagi semua individu masyarakat. Kemiskinan bukan hanya merupakan penyakit ekonomi, tetapi juga mempengaruhi spiritualisme individu. Pendekatan Islam dalam memerangi kemiskinan ialah dengan merangsang dan membantu setiap orang untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan ekonomi.

3. Mempertahankan stabilitas ekonomi dan pertumbuhan, dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Islam memandang posisi ekonomi manusia tidak statis, dengan ungkapan yang sangat jelas, Allah telah menjamin bahwa semua makhluk diciptakan untuk dimanfaatkan oleh manusia. Gagasan tentang peningkatan kesejahteraan ekonomi manusia merupakan sebuah proposisi religius.karena terdapat aspek-aspek material dan spiritual dalam skema Islam mengenai kesejahteraan manusia, kemajuan ekonomi yang diciptakan oleh Islam juga member sumbangan bagi perbaikan spiritual manusia.

        Tujuan ekonomi Islam tidak bisa terlepas dari tujuan syari’ah, yang menurut Asy-Syatibi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh manusia, yang terletak pada pada terlindunginya keimanan (addin), jiwa (an-nafs), akal (al-‘aql), keturunan (an-nasl) dan kekayaan (almal).

        Tujuan syari’ah akan menjiwai manusia untuk bertindak baik bagi dirinya maupun lingkungan sekitarnya, untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut tidak dapat kita lepaskan dari kegiatan ekonomi kita sehari-hari adalah dengan menjalankannya dengan bentuk ekonomi Islam dalam meningkatkan produk Domestik Regional Bruto melalui potensi daerah pada sektor-sektor potensial yang ditingkatkan dengan baik dan benar sesuai dengan syariat.

        Seperti yang telah dijelaskan dalam firman Allah SWT, dalam QS. At-Taubah (9) : 105 yang Artinya :

Dan katakanlah : “Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.




Sumber:
Skripsi PENGARUH SUB SEKTOR TANAMAN HORTIKULTURA TERHADAP PENINGKATAN PDRB SEKTOR PERTANIAN DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM. oleh Endah Suryani. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 1439 H / 2018 M.

Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad