Ekonomi Pembangunan - Pengertian, Ruang Lingkup, faktor kesejahteraan, tujuan pembangunan, Aspek Sosial dalam Ekonomi Pembangunan, Millenium Development Goals
Pengertian dan Ruang Lingkup Ekonomi Pembangunan
Menurut Mahyudi (2004), ekonomi pembangunan adalah suatu cabang dari ilmu
ekonomi yang betujuan menganalisis masalah-masalah yang dihadapi dan memperoleh
cara penyelesaian dalam pembangunan ekonomi, terutama di negara-negara
berkembang, agar pembangunan ekonomi menjadi lebih cepat dan harmonis.
Pembangunan ekonomi ialah serangkaian usaha dalam suatu perekonomian untuk mengembangkan
kegiatan ekonomi sehingga infrastruktur lebih banyak tersedia, perusahaan
semakin banyak dan semakin berkembang, taraf pendidikan semakin tinggi dan
teknologi semakin meningkat (Sukirno, 2006).
Selain memerhatikan masalah efisiensi alokasi sumber daya produktif yang langka
(atau tidak terpakai) serta kesinambungan pertumbuhan dari waktu ke waktu, ekonomi
pembangunan juga berbicara mengenai mekanisme-mekanisme ekonomi, sosial,
politik, dan kelembagaan, dalam sektor swasta maupun sektor publik.
Semua mekanisme itu diperlukan demi terciptanya suatu perbaikan standar
hidup secara cepat yang mengarah pada peningkatan kesejahteraan (Todaro, 2006).
Bank Dunia melalui World Development Report tahun 1991 menegaskan bahwa
tantangan utama pembangunan ialah memperbaiki kualitas kehidupan.
Menurut Sukirno kesejahteraan ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu:
a.
Pendapatan
Perkapita
b.
Komposisi
umur penduduk
c.
Pola
pengeluaran masyarakat
d.
Komposisi
pendapatan nasional
e.
Perbedaan
masa lapang (leisure time) yang dinikmati masyarakat
f.
Keadaan
pengangguran
Todaro (1991) merumuskan tiga tujuan utama pembangunan, yaitu:
a. Untuk
meningkatkan ketersediaan dan memperluas penyebaran barang-barang kebutuhan
pokok seperti bahan makanan, tempat
tinggal, sarana kesehatan dan perlindungan bagi semua anggota masyarakat.
b. Untuk
meningkatkan taraf hidup yang meliputi, selain pendapatan yang lebih tinggi, ketersediaan
lapangan kerja yang lebih banyak, sarana pendidikan yang lebih baik, dan
perhatian yang lebih besar terhadap pelestarian nilai-nilai budaya dan kemanusiaan.
Semua itu tidak hanya dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan material
semata-mata melainkan juga untuk menciptakan martabat atau harga diri masing-masing
pribadi dan bangsa yang bersangkutan secara keseluruhan.
c. Untuk
memperluas ragam pilihan ekonomi dan sosial bagi masing-masing pribadi maupun
negara atau bangsa yang bersangkutan melalui suatu usaha untuk memerdekakan
diri dari perbudakan dan ketergantungan pihak lain, tidak hanya dalam
hubungannya dengan negara lain tetapi juga dalam kaitannya dengan kebodohan dan
kepapaan manusiawi yang membelenggu kehidupan mereka. Dengan demikian, jelas
bahwa prioritas pertama perpindahan dari suatu tingkat keterbelakangan yang
ironis menuju suatu tingkat kehidupan yang disebut pembangunan seharusnya
berarti suatu peningkatan taraf hidup masyarakat yang bersangkutan. (Todaro,
1995)
Aspek Sosial dalam Ekonomi Pembangunan
Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa pembangunan tidak hanya memusatkan
perhatian pada aspek ekonomi, melainkan juga aspek nonekonomi. Hubungan-hubungan
yang saling terkait antara apa yang dinamakan faktor-faktor ekonomi dan faktor-faktor
nonekonomi dianamakan sistem sosial. Termasuk dalam faktor-faktor nonekonomi
adalah sikap masyarakat dan individu dalam memandang kehidupan (norma budaya),
kerja, dan wewenang: struktur administrasi, hukum, dan birokrasi dalam sektor
pemerintah, tingkat partisipasi rakyat dalam perumusan keputusan dan kegiatan
pembangunan; serta keluwesan atau kekakuan stratifikasi ekonomi dan sosial
(Todaro, 2006).
Menurut Rachbini (2001) perubahan sosial yang sitemik pun amat
diperlukan agar faktor-faktor manusia dan nonmanusia dapat diintegrasikan
menuju self sustained growth yang diharapkan.
Perubahan sosial juga merupakan usaha bagaimana mengagregasikan seluruh
potensi masyarakat yang ada.Pada tahun 1960-an dan tahun 1970-an embangunan
dikenal sebagai suatu upaya untuk mencapai target pertumbuhan GNP 6% setahun.Sedangkan
pandangan yang dianggap sebagai keniscayaan untuk mempercepat proses
pembangunan di sebuah wilayah seperti halnya pada suatu negara adalah dengan
cara menempuh strategi industrialisasi. Industrialisasi dipandang sebagai satu-satunya
jalan pintas untuk meretas nasib kemakmuran suatu negara secara lebih cepat.
Bahkan paralelisme antara jalannya pembangunan dan strategi industrialisasi
dapat dikatakan sebagai pemaknaan pembangunan yang identik dengan
industrialisasi sehingga keduanya tidak terpisahkan. (Yustika, 2003).
Namun seiring dengan berjalannya waktu teori tersebut dianggap tidak
relevan lagi dengan kebutuhan pembangunan yang sebenarnya. Pada tahun 2000
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merumuskan delapan butir sasaran utama
pembangunan yang kemudian dikenal dengan Millenium Development Goals (MDGs),
antara lain:
a.
Memberantas
kemiskinan dan kelaparan secara eksterm,
b.
Memberikan
pendidikan dasar secara universal,
c.
Mendukung
persamaan gender dan pemberdayaan wanita,
d.
Mengurangi
tingkat mortalitas anak,
e.
Meningkatkan
kesehatan ibu,
f.
Memerangi
HIV/AIDS, malaria, dan penyakit-penyakit lainnya,
g.
Menjaga
keseimbangan lingkungan, dan
h.
Mengembangkan
kerja sama global untuk pembangunan.
Peran aspek nonekonomi dalam pembangunan juga ditegaskan oleh Schultz yang
menyatakan bahwa masalah sumber daya manusia menempati posisi sentral dalam setiap
perbincangan tentang pertumbuhan ekonomi, di samping tentunya masalah modal,
teknologi dan sebagainya (Rachbini, 2001).
Pembangunan memiliki dimensi yang lebih luas dibandingkan upaya pengejaran
pertumbuhan ekonomi semata. Selain sebagai pertumbuhan ekonomi plus perubahan-perubahan
sosial, pembangunan bisa juga diartikan sebagai pertumbuhan nilai-nilai etika
yang menekankan pada perubahan kualitas dalam seluruh aspek kemasyarakatan,
kelompok, dan individu.
Lebih jauh lagi Rachbini berpendapat bahwa pembangunan ekonomi dan materi
merupakan bagian tak terpisahkan dari pembangunan nilai dan peradaban manusia.
Demikianlah faktor sosial ekonomi memainkan peran pentingnya dalam pembangunan.
Comments
Post a Comment