Jenis-jenis Motivasi



        Menurut Sardiman (2016, hlm 89- 90) menjelaskan bahwa motivasi dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1.       Motivasi Instrinsik

        Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setia individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dorongan yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu itu bersumber pada suatu kebutuhan.

        Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah dorongan yang berasal dari dalam diri siswa untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Motivasi intrinsik tersebut meliputi:

a.       Keinginan Berprestasi

        Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. (Tulus dalam Pujiati, 2006, hlm. 14). Keinginan berprestasi yang dimaksud disini adalah keinginan dari dalam diri siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi guna mengembangkan bakat, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki siswa untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Pada intinya, keinginan berpretasi merupakan keinginan untuk mencapai prestasi yang lebih baik dari sebelumnya.

b.      Keinginan Mencapai Cita-cita

       Dimyati dan Mudjiono (2006, hlm. 97) menjelaskan, ”Keberhasilan mencapai keinginan akan menumbuhkan kemauan bergiat, bahkan di kemudian hari menimbulkan cita-cita dalam kehidupan. Keinginan yang terpuaskan akan memperbesar kemauan dan semangat belajar. Dengan adanya penguatan seperti hadiah ataupun hukuman akan dapat mengubah keinginan menjadi kemauan, dan kemudian kemauan menjadi cita-cita. Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk menjadi seseorang akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar. Tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri”.

        Berdasarkan penjelasan di atas, dengan adanya keinginan dan kemauan untuk mencapai cita-cita, maka siswa akan berusaha supaya cita-citanya dapat tercapai. Dalam hal ini adalah cita-cita untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

2.       Motivasi Ekstrinsik

        Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya dorongan dari luar. Misalnya karena pengaruh dari orang tua atau keluarga, teman sekolah maupun teman bergaul.

        Perihal yang dimaksud motivasi ekstrinsik atau motivasi (dorongan) yang berasal dari luar diri siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dalam penelitian ini adalah karena adanya dorongan dari orang tua atau keluarga dan dorongan dari teman, baik teman sekolah maupun teman bergaul yang dijelaskan sebagai berikut:

a.       Dorongan dari keluarga

        Keluarga merupakan lingkungan pendidikan pendidikan yang pertama dan utama. Disebut sebagai lingkungan atau lembaga pendidikan pertama karena sebelum manusia mengenal lembaga pendidikan yang lain, lembaga pendidikan inilah yang pertama ada. Selain itu manusia mengalami proses pendidikan sejak lahir bahkan sejak dalam kandungan pertama kali adalah keluarga. Interaksi dalam keluarga biasanya didasarkan atas rasa kasih sayang yang menjiwai hubungan orang tua dengan anaknya dan rasa tanggung jawab sosial dari keluarga yang diwujudkan dengan perhatian, kerjasama, dan rasa peduli terhadap masa depan anaknya. Rasa kepedulian orang tua terhadap anak akan mendorong anak untuk termotivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

b.      Dorongan dari teman

        Menurut Samuel dan Suganda (1997, hlm 60) memaparkan bahwa teman sepermainan merupakan kelompok sebaya terdiri dari sejumlah kecil orang yang memiliki umur hampir sama, mereka melakukan interaksi dalam frekuensi yang cukup tinggi atau sering melakukan berbagai kegiatan bersama-sama.

        Karena sering melakukan kegiatan bersama-sama inilah yang menyebabkan dorongan dari teman ikut andil dalam pengambilan keputusan seseorang (siswa). Dorongan dari teman merupakan salah satu motivasi melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi. Jika lingkungan tempat tinggalnya dihuni oleh orang atau teman yang berpendidikan tinggi, maka akan mempengaruhi motivasi anak untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

      Interaksi sosial anak tidak hanya di lingkungan keluarga saja, melainkan dengan teman (baik teman sekolah maupun teman sepermainan) juga, biasanya seorang anak memiliki teman yang dianggap dekat atau biasa disebut dengan sahabat, peranan sahabat di sini sangat menunjang motivasi dan keberhasilan studi dari seorang anak karena dengan mereka biasanya terjadi proses saling mengisi, yang berbentuk persaingan yang sehat

Baca Juga: Motivasi - Pengertian dan Tujuannya
                  Motivasi sebagai Kebutuhan

Sumber:
http://repository.unpas.ac.id/30347/4/13.%20BAB%20II.pdf

Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad