Kegiatan Ekonomi


Kegiatan Ekonomi adalah kegiatan yang meliputi usaha individu-individu, perusahaan-perusahaan dan perekonomian secara keseluruhannya untuk memproduksikan barang dan jasa yang mereka butuhkan. Dilain pihak, kegiatan ekonomi meliputi pula kegiatan untuk menggunakan barang dan jasa yang diproduksikan dalam perekonomian. Dengan demikian kegiatan ekonomi dapat didefinisikan sebagai kegiatan seseorang atau suatu perusahaan ataupun suatu masyarakat untuk memproduksi barang dan jasa maupun mengonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut (Sukirno, 2014).

Kegiatan Dasar Ekonomi


Kegiatan ekonomi menurut ahli ekonomi, Boediono (1982), terdiri atas 3 kegiatan, yaitu kegiatan produksi, kegiatan tukar menukar (distribusi) dan kegiatan konsumsi. Kegiatan tersebut antara satu dengan yang lainnya saling berhubungan.

Berdasarkan pendapat diatas, kami simpulkan bahwa kegiatan ekonomi adalah segala bentuk kegiatan dari individu, perusahaan-perusahaa, atau masyarakat dalam memproduksi suatu barang atau jasa sampai dengan mengonsumsi barang dan/atau jasa tersebut. Kegiatan ekonomi ini dilakukan adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia yang tidak ada batasnya sedangkan sumber daya yang mengalami kelangkaan sehingga terwujudkan kemakmuran.


a.  Produksi


Produksi adalah segala kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan atau menambah guna atas suatu benda, atau segala kegiatan yang ditujukan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran (Partadireja, 1985).

Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-faktor produksi (Sumiarti dkk, 1987).

Produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan  suatu barang atau jasa, untuk kegiatan mana dibutuhkan faktor-faktor produksi dalam ilmu ekonomi berupa tanah, tenaga kerja, dan skill (Assauri, 1980).

Dari beberapa pendapat dapat kami simpulkan bahwa produksi mrupakan suatu kegiatan untuk menstransformasi faktor-faktor produksi, sehingga dapat meningkatkan atau menambah kegunaan baik dari bentuk, waktu dan tempat suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia yang diperoleh melalui pertukaran.

1)    Faktor Produksi
Suatu individu, perusahaan mauoun masyarakat jika ingin melakukan suatu produksi maka diperlukan empat faktor-faktor produksi. Adapun keempat faktor-faktor produksi menurut Sukirno (2014), antara lain:
(a)    Tanah dan sumber alam
Factor produksi ini disediakan alam meliputi tanah, berbagai jenis barang tambang, hasil hutan dan sumber alam yang dapat dijadikan modal seperti air yang dibendung untuk irigasi atau untuk pembangkit tenaga listrik.
(b)  Tenaga kerja
Factor produksi ini bukan saja berarti jumlah buruh yang terdapat dalam perekonomian. Pengertian tenaga kerja meliputi juga keahlian dan ketrampilan yang mereka miliki. Dari segi keahlian dan pendidikannya, tenaga kerja dibedakan kepada tiga golongan:
(1)  Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang tidak berpendidikan atau rendah pendidikannya dan tidak memiki keahlian dalam suatu bidang pekerjaan.
(2)  Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dari pelatihan atau pengalaman kerja seperti  montir mobil, tukang kayu dan ahli mereparasi TV dan radio.
(3)  Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang memiliki pendidikan cukup tinggi dan ahli dalam bidang tertentu seperti dokter, akuntan, ahli ekonomi dan insinyur.
(c)  Modal
Factor produksi ini merupakan benda yang diciptakan oleh manusia dan digunakan untuk memproduksi barang–barang dan jasa yang mereka butuhkan. Beberapa contohnya adalah sistem pengairan, jaringan jalan raya, bangunan pabrik dan pertokoan, mesin–mesin dan peralatan pabrik dan alat–alat pengangkutan.
(d)  Keahlian keusahawanan
Factor produksi ini berbentuk keahlian dan kemampuan pengusaha untuk mendirikan dan mengembangkan berbagai kegiatan usaha. Dalam menjalankan  suatu  kegiatan ekonomi, para pengusaha akan memerlukan ketiga factor produksi yang lain.

2)    Sistem Produksi
Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi (berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi) menjadi output produksi (barang dana tau jasa). Adapun tingkatan dalam sistem produksi menurut Sukirno (2014), adalah:
(a)  Tahap produksi primer
Yaitu kegiatan produksi yang menghasilkan kegunaan dasar (elementary utility). Tahp produksi ini terjadi dibidang ekstraktif, seperti pengambilan pasir dan batu dari sungi untuk dijadikan bahan bangunan atau penebangan kayu dihutan.
(b)  Tahap produksi sekunder
Yaitu tahap produksi yang menghasilkan kegunaan bentuk (form utility) Tahapan produksi sekunder terdapat pada industri manufaktur dan kerajinan.
(c)  Tahap produksi tersier
Yaitu tahap produksi yang menghasilkan berbagai kegunaan. Tahapan produksi tersier terdapat pada bidang produksi perdagangan dan jasa.

b. Tukar menukar/Distribusi


Distribusi adalah kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk mempermudah penyaluran barang dan/atau jasa dari pihak produsen ke konsumen (Tjiptono, 2008).

Distribusi menurut Daniel (2001) merupakan suatu kegiatan dari sebuah organisasi yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan penyaluran barang atau jasa dari produsen kepada konsumen.

Dari dua pendapat tersebut, kami simpulkan bahwa kegiatan distribusi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang ataupun suatu organisasi yang bertujuan untuk mempermudah penyaluran barang atau jasa dari produsen kepada konsumen sehingga terjadi suatu pertukaran.

Distribusi yang efektif akan memperlancar arus atau akses barang oleh konsumen sehingga dapat memperoleh barang sesuai dengan yang diperlukan. Sistem distribusi secara umum dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu sistem distribusi langsung dan sistem distribusi tidak langsung.

(1)     Sistem distribusi langsung mendistribusikan barang secara langsung dari produsen ke konsumen. Sistem distribusi langsung tidak menggunakan perantara yang independen.
(2)     Sistem distribusi tidak langsung menggunakan perantara (middleman) sehingga tidak langsung bertemu dengan konsumen. Sistem distribusi tidak langsung menggunakan satu atau berbagai perantara untuk sampai ke konsumen. Dapat berbentuk sistem pendistribusian konventional (tradisional), maupun sistem pemasaran vertical. Sistem pendistribusian konvensional menggunakan perantara yang independen dari pengendalian produsen. Sedangkan sistem pemasaran vertical dapat dilakukan dengan melalui: administrasi, kontraktual, maupun koorporasi.

Setiap jenis distribusi tentu memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihan dan kekurangan dari jenis distribusi adalah sebagai berikut:


Tabel 1. Kelebihan dan Kekurangan Setiap Jenis Distribusi

Jenis Distribusi
Distribusi Langsung
Distribusi Tidak Langsung
Kelebihan
1.   Harga barang lebih murah sampai pada konsumen, karena hanya satu pihak saja yang mengambil keuntungan yaitu produsen dan tidak ada yang mengambil keuntungan lagi.
2.   Produsen dapat lebih cepat mengetahui perubahan selera konsumen. Karena produsen & konsumen berhadapan langsung, sehingga dapat lebih cepat mengetahui perubahan selera konsumennya.
3.   Penyampaian barang lebih cepat sampai kepada konsumen. Karena sampai langsung ke konsumen tanpa melalui perantara.
1.     Perbedaan keinginan anatara produsen & konsumen dapat diselesaikan melalui perantara agar keinginan kedua belah pihak terpenuhi.
2.     Barang dapat sampai kepada konsumen yang tempatnya jauh, terpencil, dan terpencar (dapat sampai dengan mudah ke konsumen melalui perantara).
3.     Harga barang lebih stabil karena jika ada kelebihan produksi akan ditahan oleh perantara yang disebabkan persediaan barang berkurang.
Kekurangan
1.  Distribusi sulit didapatkan bila terdapat perbedaan keinginan antara produsen dengan konsumen. Produsen keinginannya menjual barang dalam jumlah banyak, tetapi konsumen keinginannya membeli barang dengan jumlah satuan/eceran.
2.  Distribusi sulit didapatkan bila konsumen terdapat ditempat yang jauh, terpencil, dan terpencar.
3.  Harga barang kurang stabil, terdapat kenaikan & penurunan harga. Tergantung pada volume produksi. Apabila volume produksi kecil maka harga barang menjadi tinggi, dan sebaliknya.
1.     Harga barang lebih mahal sampai pada konsumen karena banyak pihak yang mengambil keuntungan.
2.     Produsen sulit/lambat mengetahui perubbahan selera konsumen. Karena jarak antara produsen konsumen dibatasi oleh perantara.
3.     Penyampaian barang lebih lambat samapai kepada konsumen. Karena sering kali perantara menjalankan spekulasi dengan menahan barang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi/besar.


c.  Konsumsi

Konsumsi adalah pembelanjaan atas barang-barang dan jasa-jasa yang dilakukan oleh rumah tangga dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan. Barang – barang yang diproduksi digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dinamakan barang konsumsi (Mankiw, 2003).

Kata konsumsi dalam kamu besar  ekonomi diartikan sebagai tindakan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung untuk menghabiskan atau menurangi kegunaan suatu benda pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya (Sigit dan Sujanan, 2007).

Berdasarkan pendapat diatas, kami simpulkan bahwa kegiatan konsumsi adalah kegiatan pembelanjaan atas barang dan/atau jasa oleh rumah tangga yang secara tidak langsung menghabiskan atau mengurangi nilai guna barang suatu barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhannya.

Contoh kegiatan konsumsi yaitu kegiatan konsumsi barang seperti kegiatan mengkonsumsi makanan dan kegiatan konsumsi jasa seperti pasien yang sakit berobat ke dokter.

Pelaku-pelaku Kegiatan Ekonomi

Setiap orang melakukan kegiatan ekonomi yang berbeda dengan seorang lainnya. Berdasarkan perbedaan tersebut maka dibuatlah golongan masyarakat yang melakukan kegiatan ekonomi tersebut. Pelaku-pelaku kegiatan ekonomi dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu: rumah tangga, perusahaan dan pemerintah (Sukirno, 2014).

a.    Rumah Tangga
Rumah tangga adalah pemilik berbagai faktor produksi yang tersedia dalam perekonomian. Sektor ini menyediakan barang-barang modal, kekayaan alam, harta tetap seperti tanah dan bangunan serta menyediakan tenaga kerja. Rumah tangga menawarkan faktor-faktor produksi kepada perusahaan dan sebagai imbalannya, rumah tangga akan mendapatkan pendapat. Pedapat yang diperoleh akan digunakan oleh rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan mereka, baik itu membeli barang ataupun menggunakan jasa.

b.    Perusahaan
Perusahaan-perusahaan adalah organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekumpulan orang dengan tujuan untuk menghasilkan berbagai jenis barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat. Seorang atau kumpulan orang tersebut disebut pengusaha. Pengusaha inilah yang memiliki keahlian keusahawanan dan kegiatan mereka dalam perekonomian ialah mengorganisasikan faktor-faktor produksi secara sedemikian rupa sehingga berbagai jenis barang dan jasa yang diperlukan oleh rumah tangga dapat diprodukdi dengan cara sebaik-baiknya.

c.    Pemerintah
Yang dimaksud dengan pemerintah adalah badan-badan pemerintah yang bertugas mengatur kegiatan ekonomi. Badan-badan ini termasuklah bebrbagai departemen pemerintah, badan yang mengatur penanaman modal, bank sentral, parlemen, pemerintah daerah, angkatan bersenjata dan sebagainya. Badan-badan tersebut akan mengawasi kegiatan rumah tangga dan perusaha supaya mereka melakukan kegiatan dengan cara yang wajar dan tidak merugikan  masyarakat secara menyeluruh. Selain itu, kegiatan pemerintah adalah melakukan kegiatan ekonomi yang kurang menguntungkan kepada pihak swasta, seperti kegiatan pengembangan prasarana ekonomi meliputi jalan-jalan, jembatan, pelabuhan, terminal, bandara dan sebagainya.

 Diagram Arus Lingkaran Kegiatan Ekonomi

Untuk memberikan gambaran yang lebih pasti mengenai corak kegiatan ekonomi maka para ahli membuat suatu diagram yang disebut diagram arus lingkaran kegiatan ekonomi atau Circular Flow Diagram. Circular flow giagram ini menyatakan bahwa kegiatan ekonomi bersifat melingkar (Sukirno, 2014). Gambar tersebut menunjukkan arus dari pelayanan dan barang-barang, serta input yang dimasukkan dalam sistem produksi. Lembaga-lembaga usaha (firma) memberikan jasa atau barang untuk rumah tangga yang membutuhkan. 

Sementara itu, rumah tangga memberikan pasokan input menyediakan faktor-faktor produksi yang dibutuhkan untuk usaha sehingga memperoleh pendapatan. Lingkaran luar menunjukkan aliran uang. Rumah tangga membelanjakan uangnya untuk barang dan jasa yang akan masuk ke firma sebagai pendapatan. Prinsip ini yang menjadikan sistem ekonomi bergulir terus - menerus.

Dalam sirkulasi aliran pendapat yang sederhana dimisalkan bahwa pemerintah tidak wujud dan tidak melakukan campur tangan dalam kegiatan perekonomian. Dengan demikian sirkulasi ini biasanya hanya menunjukan aliran kegiatan ekonomi (produksi, distribusi dan komsumsi).


Contoh Kegiatan Ekonomi

Ibu “AN” yang sedang hamil merasakan tanda-tanda persalinan. Ibu “AN” dan suami segera pergi ke Puskesmas yang melayani persalinan. Ibu “AN” sangat membutuhkan bidan dalam proses melahirkannya. Beberapa saat berkat bantuan bidan, Ibu “AN” bisa melahirkan dengan lancar dan selamat. Selama beberapa 2 hari Ibu “AN” mendapat rawat inap dan sebelum pulang suami dari ibu “AN” membayar tagihan pelayanan yang telah didapatkan oleh istrinya. Disisi lain, pemasukan yang didapatkan oleh puskesmas, digunakan untuk membiaya operasional puskesmas tersebut agar pelayanan di puskesmas tetap dapat berlangsung.
Dengan menggunakan model circular flow, puskesmas dapat dianggap  sebagai suatu lembaga usaha yang memberi pasokan pelayanan kesehatan di pasar produksi. Dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat, maka puskesmas akan mendapatkan pendapatan. Pada sisi pasar faktor-faktor produksi, puskesmas memerlukan faktor-faktor prosuksi seperti tenaga kerja dari rumah tangga. Dengan menggunakan pendapatan dan tenaga kerja, puskesmas mempunyai biaya produksi yang sebagian akan masuk ke rumah tangga. 




Sumber:
https://caridokumen.com/download/-pengantar-teori-ekonomi-_5a46440bb7d7bc7b7afd44da_pdf

Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad