Konsep Pembangunan Ekonomi - pengertian, sifat, faktor yang mempengaruhi, dampak, sasaran, dan arah kebijaksanaan oleh pemerintah
Pembangunan
menurut Nugroho dan Rochman Dahuri (2004) dapat diartikan sebagai suatu upaya
yang terkoordinasi untuk menciptakan alternatif yang lebih banyak secara sah
kepada setiap warga negara untuk memenuhi dan mencapai aspirasinya yang paling
manusiawi.
Sedangkan
menurut Tikson (2005), pembangunan nasional dapat pula diartikan sebagai
transformasi ekonomi, sosial dan budaya secara sengaja melalui kebijakan dan
strategi menuju arah yang diinginkan. Transformasi dalam struktur ekonomi
misalnya, dapat dilihat melalui peningkatan atau pertumbuhan produksi yang
cepat di sektor industri dan jasa, sehingga kontribusinya terhadap pendapatan
nasional semakin besar. Sebaliknya, kontribusi sektor pertanian akan menjadi
semakin kecil dan berbanding terbalik dengan pertumbuhan industrialisasi dan
modernisasi ekonomi.
Transformasi
sosial dapat dilihat melalui pendistribusian kemakmuran melalui pemerataan
memperoleh akses terhadap sumber daya sosial-ekonomi, seperti pendidikan, kesehatan,
perumahan, air bersih dll. Sedangkan transformasi budaya sering dikaitkan
antara lain dengan bangkitnya semangat kebangsaan dan nasionalisme, disamping
adanya perubahan nilai dan norma yang dianut masyarakat, seperti perubahan dan
spiritualisme ke materialisme/sekulerisme. Pergeseran dari penilaian yang
tinggi kepada penguasaan materi, dari kelembagaan tradisional menjadi
organisasi modern dan rasional.
Analisa
pembangunan ekonomi atau lebih dikenal dengan ekonomi pembangunan (development
economic), merupakan cabang ilmu ekonomi yang khusus membahas mengenai
masalah-masalah pembangunan di negara yang sedang berkembang. Tujuan dari
analisanya adalah untuk menelaah faktor-faktor yang menimbulkan keterlambatan
pembangunan ekonomi di negara-negara sedang berkembang dan selanjutnya
mengemukakan cara-cara pendekatan yang dapat ditempuh untuk mengatasi
masalah-masalah yang dihadapi sehingga dapat mempercepat jalannya pembangunan
ekonomi di negara-negara sedang berkembang.
Beberapa
pengertian dan definisi pembangunan ekonomi menurut para ahli :
1. Adam Smith dalam
Suryana (2000: 55) :
Pembangunan ekonomi merupakan proses perpaduan antara
pertumbuhan penduduk dan kemajuan teknologi.
2. Simon Kuznets dalam Jhingan (2000: 57) :
Pembangunan ekonomi adalah kenaikan jangka panjang
dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis
barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan
kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukan. Definisi
ini mempunyai 3 (tiga) komponen yaitu, pertama pertumbuhan ekonomi suatu bangsa
terlihat dari meningkatnya secara terus menerus persediaan barang, kedua
teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang menentukan
derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada
penduduk dan ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan
adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan ideologi sehingga inovasi yang
dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat.
3. Prof. Meier dalam
Adisasmita (2005: 205) :
Pembangunan ekonomi bertindak sebagai proses kenaikan
pendapatan riil perkapita dalam suatu jangka waktu yang panjang.
4. Schumpeter dalam Suryana (2000: 5)
Pembangunan ekonomi bukan merupakan proses yang
harmonis atau gradual, tetapi merupakan perubahan yang spontan dan tidak
terputus-putus. Pembangunan ekonomi disebabkan oleh perubahan terutama dalam
lapangan industri dan perdagangan. Pembangunan ekonomi berkaitan dengan pendapatan
perkapita dan pendapatan nasional. Pendapatan perkapita yaitu pendapatan
rata-rata penduduk suatu daerah sedangkan pendapatan nasional merupakan nilai
produksi barang-barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian
di dalam masa satu tahun.
Pertambahan pendapatan nasional dan pendapatan
perkapita dari masa ke masa dapat digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan
ekonomi dan juga perkembangan tingkat kesejahteraan masyarakat suatu daerah.
Dalam pengertian pembangunan ekonomi yang dijadikan pedoman adalah suatu
sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk suatu
masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
Dengan
bahasa lain, Boediono (1999: 8) menyebutkan pertumbuhan ekonomi adalah proses
kenaikan output dalam jangka panjang. Pengertian tersebut mencakup tiga aspek,
yaitu proses, output perkapita, dan jangka panjang. Jadi tanpa bermaksud
menggurui, Boediono menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan suatu
proses, bukan gambaran ekonomi atau hasil pada saat itu.
Boediono
juga menyebutkan secara lebih lanjut bahwa pertumbuhan ekonomi juga berkaitan
dengan kenaikan output perkapita. Dalam pengertian ini teori tersebut harus
mencakup teori mengenai pertumbuhan GDP dan teori mengenai pertumbuhan
penduduk. Sebab apabila kedua aspek tersebut dijelaskan, maka perkembangan
ouput perkapita bisa dijelaskan. Kemudian aspek yang ketiga adalah pertumbuhan
eknomi dalam perspektif jangka panjang, yaitu apabila selama jangka waktu yang
cukup panjang tersebut output perkapita menunjukkan kecenderungan yang
meningkat.
Dari
beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pembangunan
ekonomi adalah cara yang digunakan oleh suatu negara untuk meningkatkan
pendapatan nasional.
Pembangunan
ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan pendapatan per kapita penduduk
suatu masyarakat meningkat dalam jangka yang panjang, disertai dengan perubahan
ciri-ciri penting suatu masyarakat, yaitu perubahan dalam hal teknologi, pola
pikir masyarakat maupun kelembagaan. Berdasarkan kesimpulan tersebut
pembangunan ekonomi memiliki 3 sifat penting diantaranya adalah (Bannock, 2004)
:
1. Pembangunan sebagai suatu proses
Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses, artinya
pembangunan ekonomi merupakan suatu tahap yang harus dijalani oleh setiap
masyarakat atau bangsa. Hal ini berlangsung secara terus menerus dan bukan
merupakan kegiatan yang sifatnya tidak disengaja.
2. Pembangunan
sebagai usaha untuk meningkatkan pendapatan perkapita
Sebagai suatu usaha, pemabangunan merupakan tindakan
aktif yang harus dilakukan oleh suatu negara dalam rangka meningkatkan
pendapatan per kapita. Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta
masyarakat, pemerintah, dan semua elemen yang terdapat dalam suatu negara untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena
kenaikan pendapatan perkapita mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan
masyarakat.
3. Kenaikan pendapatan per kapita berlangsung
dalam jangka panjang.
Suatu perekonomian dapat dinyatakan dalam keadaan
berkembang apabila pendapatan per kapita dalam jangka panjang cenderung
meningkat. Namun, hal tersebut bukan berarti bahwa pendapatan per kapita harus
mengalamikenaikan secara terus-menerus, tetapi pada suatu waktu tertentu dapat
turun, namun turunnya tidak terlalu besar. Namun,kondisi tersebut hanyalah
bersifat sementara dan yang terpenting bagi negara tersebut kegiatan ekonominya
secara rata-rata meningkat dari tahun ke tahun.
Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pembangunan ekonomi, namun pada hakikatnya
faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor ekonomi dan
faktor non ekonomi (Bannock, 2004).
a. Faktor Ekonomi
Faktor ekonomi yang mempengaruhi pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi diantaranya adalah sumber daya alam (SDA), sumber daya
manusia (SDM), sumber daya modal, dan keahlian atau kewirausahaan.
Sumber daya alam yang meliputi tanah dan kekayaan alam
seperti kesuburan tanah, keadaan iklim/ cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil
laut, sangat mempengaruhi pertumbuhan industri suatu Negara, terutama dalam
penyediaan bahan baku produksi. Sementara itu, keahlian dan kewirausahaan
dibutuhkan untuk mengolah bahan mentah dari alam, menjadi sesuatu yang memiliki
nilai lebih tinggi atau disebut juga sebagai proses produksi.
Sumber daya manusia juga menentukan keberhasilan
pembangunan nasional melalui jumlah dan kualitas penduduk. Jumlah penduduk yang
besar merupakan pasar yang berpotensi untuk memasarkan hasil-hasil produksi,
sementara kualitas penduduk menentukan seberapa besar produktivitas yang ada.
Sementara itu, sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah bahan mentah
tersebut. Pembentukan modal dan investasi ditujukan untuk menggali dan mengolah
kekayaan. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi
perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga
dapat meningkatkan produktivitas.
b. Faktor non ekonomi
Faktor non ekonomi mencakup kondisi sosial kultur yang
ada di masyarakat, keadaan politik, kelembagaan, serta sistem yang berkembang
dan berlaku.
Pembangunan
ekonomi juga memiliki dampak diantaranya terdapat dampak positif dan dampak
negatif (Bannock, 2004):
a. Dampak positif
1) Melalui
pembangunan ekonomi, pelaksanaan kegiatan perekonomian akan berjalan lebih
lancar dan mampu mempercepat proses pertumbuhan ekonomi.
2) Adanya
pembangunan ekonomi dimungkinkan terciptanya lapangan pekerjaan yang dibutuhkan
oleh masyarakat, dengan demikian akan mengurangi jumlah pengangguran.
3) Terciptanya
lapangan pekerjaan akibat adanya pembangunan ekonomi secara langsung dapat
memperbaiki tingkat pendapatan nasional.
4) Melalui
pembangunan ekonomi dimungkinkan adanya perubahan struktur perekonomian dari
struktur akonomi agraris menjadi ekonomi industri, sehingga kegiatan ekonomi
yang dilaksanakan oleh Negara akan semakin beragam dan dinamis.
5) Pembangunan
ekonomi menuntut peningkatan kualitas SDM sehingga dalam hal ini, dimungkinkan
ilmu pengetahuan dan teknologi akan berkembang dengan pesat, dengan demikian,
akan semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
b. Dampak negatif
1) Jika dalam
pelaksanaan pembangunan ekonomi tidak terencana dengan baik dapat mengakibatkan
adanya kerusakan lingkungan hidup
2) Perubahan
struktur ekonomi agraris menjadi industri (industrialisasi) mengakibatkan
berkurangnya lahan pertanian.
3) Perubahan
struktur ekonomi agraris menjadi industri juga dapat mengakibatkan hilangnya
habitat alam baik hayati atau hewani.
Pembangunan
ekonomi dipandang sebagai proses multidimensional yang mencakup segala aspek
dan kebijaksanaan yang komprehensif baik ekonomi maupun non ekonomi. Oleh sebab
itu, sasaran pembangunan yang minimal ada dan pasti ada menurut Todaro dalam
Suryana (2000:6) adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan
persediaan dan memperluas pembagian atau pemerataan bahan pokok yang dibutuhkan
untuk bisa hidup, seperti perumahan, kesehatan, dan lingkungan
2. Mengangkat taraf
hidup termasuk menambah dan mempertinggi pendapatan dan penyediaan lapangan
kerja, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian yang lebih besar terhadap
nilai-nilai budaya manusiawi, yang semata-mata bukan hanya untuk memenuhi
kebutuhan materi, akan tetapi untuk meningkatkan kesadaran akan harga diri baik
individu maupun nasional.
3. Memperluas
jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu dan nasional dengan
cara membebaskan mereka dari sikap perbudakan dan ketergantungan, tidak hanya
hubungan dengan orang lain dan Negara lain, tetapi dari sumber-sumber kebodohan
dan penderitaan.
Pembangunan
yang terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya
mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi dengan kehidupan sosial,
politik yang demokratis, yang telah menyebabkan krisis moneter dan ekonomi yang
nyaris berlanjut dengan krisis moral yang memprihatinkan. Hal tersebut kemudian
menjadi penyebab timbulnya krisis nasional (tahun 90-an) yang membahayakan
persatuan dan kesatuan serta mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Oleh karena itu, reformasi di segala bidang harus dilakukan untuk bangkit
kembali dan memperteguh kepercayaan diri dan kemampuan untuk melakukan
langkah-langkah penyelamatan, pemulihan, pemantapan, dan pengembangan
pembangunan ekonomi dengan paradigma baru yang berwawasan kerakyatan.
Aktualisasi
dari pembaharuan tersebut dengan dikeluarkannya kebijaksanaan pembangunan di
bidang ekonomi yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun
1999-2004 (Tap MPR No. IV/MPR/1999). Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara
1999-2004 ditetapkan arah kebijaksanaan pembangunan di bidang ekonomi,
diantaranya :
1. Mengembangkan
sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar.
2. Mengembangkan
persaingan yang sehat dan adil.
3. Mengoptimalkan
peranan pemerintah untuk melakukan regulasi, layanan publik, subsidi, dan
insentif yang dilakukan secara transparan.
4. Mengembangkan
kehidupan yang layak, terutama bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar.
5. Mengembangkan
perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan
memanfaatkan secara maksimal sektor-sektor unggulan setiap daerah.
6. Mengelola
kebijakan makro dan mikro ekonomi secara terkoordinasi dan sinergis.
7. Mengembangkan
kebijakan fiscal.
8. Mengembangkan
pasar modal yang sehat, transparansi dan efisien.
9. Mengoptimalkan
penggunaan pinjaman luar negeri untuk kegiatan ekonomi produktif.
10. Mengembangkan
kebijakan industri, perdagangan dan investasi.
11. Memberdayakan
pengusaha kecil, menengah dan koperasi agar lebih efisien dan produktif.
12. Menata Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) secara efisien, transparan, dan professional.
13. Mengembangkan
hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan
menguntungkan antara koperasi dan Badan Usaha Milik Negara.
14. Mengembangkan
sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya bahan pangan,
kelembagaan, dan budaya lokal.
15. Meningkatkan
penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik yang relatif murah.
16.Mengembangkan
kebijakan pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan tanah secara
transparan dan produktif.
17. Meningkatkan
pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana public, termasuk transportasi,
telekomunikasi, energi, listrik, dan air bersih.
18. Mengembangkan
ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu.
19. Meningkatkan
kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan
memperhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja.
20. Meningkatkan
penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi,
terutama teknologi bangsa sendiri.
21. Melakukan
berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses pengentasan kemiskinan dan
pengangguran.
22. Mempercepat
penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna meningkatkan sektor riil terutama bagi
pengusaha kecil, menengah, dan koperasi.
23. Menyehatkan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan mengurangi defisit negara
melalui peningkatan disiplin anggaran, pengurangan subsidi, dan pinjaman luar
negeri secara bertahap.
24. Mempercepat
rekapitalisasi sektor perbankan dan restrukturisasi utang swasta.
25. Melaksanakan
restrukturisasi aset negara, terutama aset yang berasal dari likuidasi
perbankan dan perusahaan.
26. Melakukan
negosiasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar negeri bersama-sama dengan
Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, lembaga keuangan lainnya, dan negara
donor.
27. Melakukan secara
proaktif negosiasi dan kerja sama ekonomi bilateral dan multilateral dalam
rangka meningkatkan volume dan nilai ekspor.
28. Menyehatkan Badan
Usaha Milik Negara (BUMN) / Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terutama yang
usahanya berkaitan dengan kepentingan umum.
Beberapa
arah kebijaksanaan pembangunan ekonomi tersebut di atas menunjukkan bahwa
pembangunan ekonomi tersebut merupakan rangkaian upaya pembangunan ekonomi yang
berkesinambungan dalam rangka meningkatkan taraf hidup bangsa untuk keluar dari
keterpurukan ekonomi.
Suryana
(2000) menyatakan bahwa ada 4 (empat) model pembangunan yaitu model pembangunan
ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan, penciptaan lapangan pekerjaan,
penghapusan kemiskinan dan model pembangunan yang berorientasi pada pemenuhan
kebutuhan dasar. Berdasarkan atas model pembangunan tersebut, keseluruhan model
tersebut bertujuan pada perbaikan pola kualitas hidup, peningkatan
barang-barang dan jasa, penciptaan lapangan kerja baru dengan upah yang layak,
dengan harapan tercapainya tingkat hidup minimal untuk semua rumah tangga yang
kemudian sampai dengan batas maksimal.
Pembangunan
ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth) dimana
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan
ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Baca Juga: Pembangunan Ekonomi Daerah
Sumber:
http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/F0111006_bab2.pdf
Comments
Post a Comment