Kontribusi dan Kinerja Sektor Pariwisata dalam Pembangunan



        Kinerja sektor pertanian diukur dengan indikator pertumbuhan sektor pertanian, kontribusi sektor pertanian dalam pembentukan PDRB, pangsa tenaga kerja sektor, dan PDRB per kapita sektor pertanian.

Kontribusi Sektor Pariwisata dalam Pembangunan

        Pertumbuhan pariwisata mempunyai akibat langsung maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan ekonomi. Akibat langsung pariwisata ditimbulkan oleh uang yang dibelanjakan (langsung) para wisatawan. Sedangkan akibat tidak langsung pariwisata ditimbulkan melalui efek pengganda pertumbuhan pembelanjaan yang dilakukan oleh wisatawan meliputi: pengganda pendapatan, pengganda pekerjaan, dan pengganda upah (Mill, 2000; Lundberg, 1997). Selanjutnya dalam buku yang berjudul Dimension of Tourism, Fridgen (1996) menguraikan tiga elemen kontribusi pariwisata terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu:
1)   direct impact, yaitu efek putaran pertama dari pembelanjaan wisatawan,
2) indirect impact, yaitu efek riak atau ripple effect dari perputaran tambahan dari pembelanjaan awal, dan
3)  induce impact, yaitu efek yang diakibatkan oleh pembelanjaan pada perusahaan lain sebagian upah karyawan perusahaan penerima pembelanjaan langsung wisatawan. Total impak adalah jumlah direct impact, indirect impact dan induce impact. Besarnya efek-efek ini sangat ditentukan oleh besarnya koefisien Multiplier effect.

        Dalam bukunya yang berjudul Tourism Principles, Practices, Philosophies, McIntoh dan Goeldner (dalam Lunberg, 1997), dengan menggunakan asumsi kurun waktu satu tahun dan terjadi 7 ronde pembelanjaan dari sejumlah uang yang dibelanjakan langsung wisatawan dengan pengaruh dorongan setiap ronde pembelanjaan terhadap perekonomian berkurang oleh karena tabungan-tabungan, pembelian barang impor dan pajak-pajak atau meningggalkan perekonomian dengan alasan lain, menemukan nilai dampak pengganda (multiplier) adalah 2 (dua).

        Berbagai studi kepariwisataan yang telah dilaksanakan dengan memasukkan kriteria tambahan antara lain pajak-pajak, kesempatan kerja dan segmen ekonomi lainnya (induced expenditures) menemukan hasil angka pengganda yang tidak jauh berbeda. Multiplier dapat dihitung dengan cara membagi suatu unit pembelanjaan exogenous (yang datang dari luar perekonomian) yang masuk jadi tabungan atau dibelanjakan untuk keperluan impor dari perekonomian itu. Dengan kata lain, multiplier sama dengan 1 (satu) dibagi kebocoran-kebocoran (Lundberg, 1997):

        Warpani (2007) mengungkapkan bahwa bagi suatu daerah tujuan wisata (DTW), kegiatan pariwisata mempunyai peranan penting dalam perekonomian daerah. Hal ini karena pariwisata akan menciptakan peluang pertukaran atau aliran valuta asing, peningkatan penerimaan sektor pajak, perambatan pertumbuhan pada sektor ekonomi lainnya ke hulu maupun ke hilir, pemicu daya cipta seni, dan peluang lapangan kerja.

        Di samping dampak positif, pariwisata juga menimbulkan dampak negatif. Mill (2000) mengungkapkan beberapa permasalahan yang ditimbulkan oleh pertumbuhan pariwisata dalam aspek ekonomi, antara lain: memacu inflasi dan harga tanah, ketergantungan pada musim (high dan low seasons), tuntutan jasa pelayanan, biaya oportunitas, ketergantungan berlebihan kepada sektor pariwisata.

        Selanjutnya diungkapkan pengaruh pariwisata terhadap aspek sosial masyarakat antara lain: densitas tinggi wisatawan, efek demonstratif (sikap masyarakat setempat/lokal meniru tingkah laku atau gaya hidup wisatawan), migrasi ke wilayah-wilayah dimana pariwisata berkembang, konsumisme (kebiasaan mengonsumsi barang-barang impor), kerentanan wawasan dan budaya lokal sebagai akibat keinginan memuaskan kebutuhan wisatawan asing, dan memicu munculnya permasalahan moral (contoh: kejahatan, perjudian, prostitusi).

        Sedangkan permasalahan terkait dengan aspek lingkungan hidup, antara lain: kemacetan lalu-lintas dan pencemaran, perubahan fungsi lahan dan perubahan keseimbangan ekologi mahluk hidup, hilang dan berkurangnya kawasan-kawasan dan atraksi-atraksi alami, dan munculnya biaya-biaya.

Kinerja Sektor Pariwisata dalam Pembangunan

        Kinerja sektor pariwisata dalam pembangunan ditunjukkan oleh indikator-indikator pertumbuhan sektor, kontribusi sektor, pangsa tenaga kerja, dan PDRB per kapita sektor pariwisata.

a.   Pertumbuhan sektor
        Pertumbuhan sektor dihitung dengan menghitung peningkatan nilai tambah sektor pariwista, melalui Persamaan 2.16 berikut:




b.   Kontribusi sektor dalam pembetukan PDRB
          Kontribusi PDRB sektor pariwisata dalam pembentukan PDRB adalah rasio antara PDRB yang dihasilkan oleh sektor pariwisata terhadap PDRB seluruh sektor, dan dapat ditulis sebagaimana Persamaan 2.17 (Widodo, 1990):




c.   Kontribusi Pangsa Tenaga Kerja
        Kontribusi pangsa tenaga kerja sektor pariwisata adalah rasio jumlah tenaga kerja yang diserap oleh sektor priwisata terhadap total tenaga kerja yang diserap oleh keseluruhan sektor yang dapat dihitung dengan Persamaan 2.18:





d.   PDRB per kapita
        PDRB per kapita sektor pertanian atas dasar harga konstan adalah PDRB sektor pertanian atas dasar harga konstan dibagi jumlah penduduk pada pertengahan tahun, sebagaimana diformulasikan Persamaan 2.19.






Sumber:
http://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/6fdcf13438d4598d1fb41bbdf70eacf0.pdf


Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad