Metode dan Tenik Penyuluhan Secara Kelompok - pengertian, tujuan, dan karakteristik serta jenis-jenis




        Pada artikel kali ini kita akan membahas topik tentang Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok. Artikel ini akan membantu anda dalam memahami pengertian, tujuan, dan karakteristik Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok, serta mengetahui jenis-jenis Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok.

Pengertian Metode dan Tenik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok

        Berdasarkan klasifikasi Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian yang ditinjau dari jumlah sasaran, Metode dan Teknik ini tergolong pada kelompok kedua, dimana penggolongan pertama adalah Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Individual, dan penggolongan ketiga adalah Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Massal.

        Dalam kamus bahasa indonesia disebutkan bahwa, Kelompok merupakan kumpulan, golongan atau gugusan, dikaitkan dengan kehidupan manusia, kelompok merupakan kumpulan manusia yang merupakan kesatuan yang beridentitas dengan adat istiadat dan sistem norma  yang mengatur pola-pola interaksi antara manusia.

        Cartwright dan zander mengemukakan bahwa kelompok atau grup sering diartikan sebagai kumpulan dari 2 orang atau lebih yang berinteraksi dan saling bergantung dalam rangka memenuhi kebutuhan dan tujuan bersama sehingga menyebabkan satu sama lain saling mempengaruhi.

        Contoh kelompok antara lain keluarga, kelompok diskusi, kelompok belajar, kelompok petani dll.

        Kelompok yang sedang melakukan komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antara pribadi, karena itu kebanyakan teori komunikasi antar pribadi biasanya berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

        Dengan demikian, Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok adalah metode dan teknik penyuluhan pertanian yang ditujukan bagi sekelompok petani yang sudah saling atau akan saling mengenal ketika program penyuluhan diberikan kepada kelompok tersebut.

Tujuan Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok

        Jika dikaitkan dengan proses adopsi, Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok ini bertujuan untuk mengajak sasaran mencoba suatu ide baru atau teknologi baru.

        Metode dan teknik ini cukup efektif dilakukan karena keputusan yang diambil secara berkelompok mempunyai kekuatan yang lebih besar untuk dilaksanakan oleh sekelompok petani dibandingkan dengan keputusan yang hanya diambil secara perorangan.

        Tujuan lain dari metode dan teknik ini adalah untuk menumbuhkan interaksi kelompok dan membuat kelompok tani menjadi lebih dinamis. Kegiatan penyuluhan yang dilakukan secara berkelompok menuntut adanya kerjasama dan partisipasi dari para anggota kelompok agar memperoleh hasil yang baik.

Karakteristik Metode dan Tenik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok.

        Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok pada kenyataannya lebih sering digunakan oleh penyuluh daripada Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Individu. Hal ini karena Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok memiliki karakteristik dapat menjangkau sasaran dalam jumlah yang lebih banyak dengan pesan yang langsung bisa diterima sasaran dan feedback-nya langsung bisa diterima oleh penyuluh.

        Karakteristik lain dari Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok ini sejalan dengan ciri-ciri komunikasi kelompok, antara lain:

1. prosesnya berlangsung secara dialogis / dua arah dan biasanya bersifat tatap muka. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti dan menyanggah jika tidak setuju.

2. umpan balik / feedback terjadi secara verbal dan cepat. Yang dimaksud dengan verbal adalah tanggapan secara lisan baik berupa jawaban dari pertanyaan diskusi atau pendapat dan sanggahan atas pernyataan orang lain.

3. penyampaian pesan relatif cepat sehingga langsung diolah dalam kelompok untuk mencari persepsi yang sama.

4. berdampak pada perubahan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sasaran.

Jenis-jenis Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok

       Jenis Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok ini cukup banyak, antara lain:

1. ceramah
        Metode dan Teknik ceramah merupakan metode pembelajaran kepada petani dengan cara menyajikan informasi secara verbal dari pembicara kepada sekelompok pendengar. Bahan yang akan dibicarakan penceramah biasanya telah disiapkan terlebih dahulu, bisa berupa teks penuh yang akan dibacakan, atau poin-poin penting yang akan dijelaskan secara spontan.

        Ada yang menyampaikan ceramahnya secara verbal, namun ada juga yang menggunakan alat bantu media lain sebagai bahan yang dapat memperkuat keyakinan sasaran atas materi yang dijelaskannya. Ada yang menjadi pembicara dari awal sampai akhir acara, ada juga yang memberikan kesempatan kepada pendengar untuk bertanya.

       Jadi konsep pelaksanaan ceramah juga bisa bermacam-macam. Dalam Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian Secara Kelompok, penerapan metode ceramah yang direkomendasikan adalah ceramah yang disertai dengan alat bantu penyuluhan serta dilakukan dengan memberikan kesempatan bagi sasaran penyuluhan untuk bertanya.

       Adapun beberapa persiapan yang dapat dilakukan, antara lain:
       penguasaan materi secara utuh berikut jawaban yang dipersiapkan apabila nanti mendapat beberapa pertanyaan dari para petani;
       perlu ada penyiapan suasana pembelajaran yang melibatkan para petani atau kelompok tani dalam pembicaraan ceramah misalnya dengan menyapa pendengar atau memberikan materi ice breaking / pemanasan yang menyegarkan;
       mempersiapkan objek / media penyuluhan lain yang dapat membantu tersampaikannya pesan secara efektif misalnya penayangan gambar, film atau skema atau benda objek yangs sedang dibicarakan;
       penting diperhatikan kompetensi penyuluh dalam melakukan kegiatan ceramah ini, dimana selain menguasai materi secara utuh, penceramah juga harus memiliki keahlian membuak dan menutup ceramah, mengatasi kejenuhan sasaran, mendorong sasaran untuk tetap berinteraksi dan memperhatikan penjelasan penceramah, bertanya atau menggali potensi sasaran untuk bertanya serta memanfaatkan berbagai media pendukung ceramah, serta mampu mengambil intisari dari materi ceramah untuk menutup pembicaraan.

2. demonstrasi
       Demonstrasi dalam kegiatan penyuluhan terbagi menjadi 2 jenis yaitu demonstrasi cara dan demonstrasi hasil. Demonstrasi cara merupakan salah satu metode penyuluhan pertanian yang dilaksanakan untuk menunjukkan suatu cara usahatani kepada para petani sasarannya. Sedangkan demonstrasi hasil hanya menunjukkan hasil dari penerapan teknologi baru.

       Dalam demonstrasi cara, penyuluh menunjukkan proses mengatur, membuat, atau melakukan sesuatu berikut langkah-langkahnya secara sistematis, misalnya cara menggunakan pembukuan, membuat kompos, atau melakukan pemupukan. Sedangkan dalam demonstrasi hasil, penyuluh menunjukkan hasil dari penerapan cara baru, misalnya hasil dari penerapan sistem jajar legowo, atau hasil dari pemberian pakan alami untuk ternak ayam terhadap kualitas telurnya.

       Prosedur demonstrasi, baik cara maupun hasil, diawali dengan identifikasi kebutuhan petani, selanjutnya menentukan dan menyiapkan materi yang akan didemonstrasikan sesuai kebutuhan petani, menyiapkan bahan dan peralatan, menentukan demonstrator, membuat jadwal dan menyiapkan tempat pelaksanaan, dan melakukan demonstrasi dengan tetap melibatkan petani lain untuk ikut mencoba mempraktikkan langkah-langkah yang diberikan atau merasakan hasilnya.

       Keunggulan-keunggulan teknik yang didemonstrasikan perlu diungkapkan secara jelas. Dalam hal ini sebaiknya ada cara atau hasil pembanding ketika cara yang didemonstrasikan belum diterapkan. Jangan lupa untuk melakukan pencatatan terhadap hal-hal yang diperlukan, terutama catatan tentang hasil diskusi kelompok tentang cara atau hasil yang didemonstrasikan.

3. diskusi
       Diskusi merupakan metode penyuluhan yang paling sering digunakan oleh penyuluh ketika mendatangi kelompok tani. Diskusi dalam kegiatan penyuluhan merupakan suatu cara penyajian materi penyuluhan pertanian dengan memberdayakan fungsi dan prosedur yang demokratis, dimana sasaran atau kelompok tani dihadapkan pada suatu masalah yang akan dibahas bersama-sama.

       Walaupun secara prosedur, diskusi cenderung bersifat formal, namun suasana yang dibangun dalam diskusi dapat dibuat agar lebih santai. Sebagaimana prosedur umu, langkah-langkah diawali dengan:
a. identifikasi masalah
       mengidentifikasi masalah yang terjadi dalam usahatani petani secara umum, bisa juga topik yang dibahas adalah masalah yang sedang hangat dibicarakan oleh media yang mungkin dapat dialami juga oleh kelompok tani, misalnya tentang serangan hama ulat bulu, kekurangan sumber air dsb.

b. perumusan masalah
       berikutnya, merumuskan masalah mana yang lebih penting untuk segera ditanggulangi.

C. analisis masalah
       setelah itu masalah yang telah dirumuskan tersebut dianalisis terutama menganalisis apa penyebabnya.

d. alternatif pemecahan masalah
       hasil analisis terhadap penyebab masalah menjadi bekal bagi kelompok untuk merumuskan cara pemecahannya.

       Semua langkah tersebut dilakukan dalam forum diskusi dengan memunculkan pihak penyaji dan pembahas. Selanjutnya forum diberikan kesempatan untuk memberikan pertanyaan atau pendapat. Penyuluh disini biasanya bertindak sebagai fasilitator yang mengarahkan jalannya diskusi. Terakhir penyuluh mengungkapkan intisari atau hasil diskusi yang dilakukan oleh kelompok.

4. kontes
       Kontes merupakan Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian yang didasarkan pada prinsip kompetisi dan aktivitas yang berorientasi pada kelompok, artinya kegiatan kontes ini dilakukan dalam kelompok masyarakat petani atau dimungkinkan juga bagi gabungan beberapa kelompok tani. Dari pengertiannya sendiri, kontes mengandung unsur persaingan dalam mencari yang terbaik, diantara peserta kontes.

       Dalam konteks Metode dan Teknik Penyuluhan Pertanian kontes bertujuan untuk mempersiapkan petani-petani unggul terutama para pemuda tani yang memiliki motivasi untuk memajukan usahatani di wilayahnya. Kegiatan kontes ini juga memberikan kesempatan bagi suatu kelompok tani untuk memiliki keunggulan di bidang pertanian atau pengetahuan khusus yang menunjang keberhasilan usahatani mereka.

       Contoh kontes ini adalah Klompencapir, yang sering dilakukan disaat era orde lama. Secara individu atau kelompok, peserta menunjukkan bakat-bakat khususnya misalnya mengoperasikan traktor, memperlakukan cara memindahkan ikan dari plastik ke kolam, mengidentifikasi gulma dsb. Penyuluh bertindak sebagai pihak yang melatih saat mempersiapkan kontes. Sehingga dapat dikatakan bahwa penyuluh juga merupakan tim dari kelompok tani yang dilatihnya. Penilaian dilakukan oleh juri yang memiliki kompetensi relevan dengan yang di konteskan.

       Dari teknik kontes yang telah dipaparkan tadi, dapat dikatakan bahwa kontes efektif untuk meningkatkan semangat belajar dan bekerja di dalam diri petani untuk memperoleh hasil yang baik.

5. sekolah lapang
       Metode ini cukup sering dilakukan dalam program penyuluhan pertanian oleh dinas pertanian. Pengertian sekolah lapang  adalah proses belajar nyata pada situasi yang sebenarnya di lapangan. Disebut sekolah karena kegiatan ini dirancang secara formal dengan mengacu pada pedoman proses pembelajaran yang berlaku dan baku yang ditetapkan oleh pebuat program sekolah lapang.

       Salah satu sekolah lapang yang terkenal di Indonesia adalah sekolah lapang pengendalian hama terpadu atau disingkat dengan SLPHT dan yang sekarang sedang berkembang di masyarakat petani adalah sekolah lapang pengelolaan tanaman terpadu atau SLPTT.

       Tujuan diselenggarakannya sekolah lapang ini adalah untuk menumbuhkan sikap kemandirian petani, sikap percaya diri, dan jiwa kepemimpinan, mengembangkan daya imajinasi, kreativitas dan inisiatif, meningkatkan kemampuan bekerja sama, serta menumbuhkan kemampuan bagi petani untuk menyebarkan ilmu yang diperolehnya dari sekolah lapang.

       Sekolah lapang dirancang dengan model pembelajaran yang menggunakan sarana belajar yang ada di lahan petani. Peran penyuluh sangat diperlukan sebagai pihak yang memberikan arahan agar semua peserta sekolah lapang terlibat dalam proses belajar secara fisik dan emosional. Prinsip belajar yang diusung sekolah lapang adalah cara belajar melalui pengalaman, artinya pengalaman yang pernah dialami petani diungkapkan sebagai materi belajar yang akan dibahas bersama dan dibandingkan dengan materi baru yang diperkenalkan pemandu dalam sekolah lapang tersebut.

       Dalam pelaksanaannya sekolah lapang dirancang untuk periode waktu tertentu, misalnya 1 siklus musim tanam. Hal ini dilakukan supaya kegiatan praktik dapat dilakukan secara utuh dimulai dari persiapan sampai menghasilkan produk. Dalam sekolah lapang perlu dikondisikan supaya semua peserta terlibat aktif sehingga muncul kedinamisan dalam kelompok dimana semua anggota aktif terlibat dalam kegiatan kelompok belajarnya.

6. widyawisata
       Widyawisata merupakan kegiatan suatu kelompok tani untuk mengunjungi beberapa tempat yang menarik dan mengandung unsur rekreasi. Widyawisata juga sering diartikan sebagai kunjungan lapang yang diartikan sebagai kegiatan dengan membawa kelompok ke tempat khusus untuk tujuan khusus. Tujuan tersebut antara lain untuk mengamati situasi, mengamati praktik atau kegiatan yang sedang berlangsung di suatu tempat atau mengamati suatu objek yang tidak dapat dibawa ke tempat belajar. Pada umumnya kunjungan ini dilakukan dalam waktu yang singkat tidak sampai lebih dari satu hari bahkan mungkin hanya beberapa jam saja.

       Beberapa manfaat widyawisata dalam kegiatan penyuluhan antara lain:dapat memotivasi petani untuk mengamati secara langsung objek yang dipelajarinya; meningkatkan pengetahuan dan pengalaman; meningkatkan dinamika kelompok; dan hubungan interpersonal antara anggota kelompok; meyakinkan petani mengenai isi pesan; serta memberikan kesempatan bagi sasaran untuk melakukan penilaian; membantu sasaran lebih mengenal permasalahan di lokasi lain; serta meningkatkan sikap dan tanggungjawab sasaran; dan menumbuhkan jiwa kepemimpinan dengan mengorganisasikan sendiri kegiatan widyawisata.

        Agar tujuan widyawisata dapat dicapai, maka materi atau isi pesan harus sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Selain itu materi atau isi pesan harus sesuai dengan kebutuhan sasaran didik sehingga hasil yang diperoleh dapat membantu pemecahan masalah yang sedang dihadapi sasaran didik.

        Dalam perjalanan pulang penyuluh dapat mengajak petani untuk berdiskusi atau membahas kembali apa yang dilihatnya di lokasi kunjungan dan pelajaran apa yang bisa dipetik untuk kemajuan usahatani mereka.

7. pertemuan
        Ada 4 jenis metode dan teknik pertemuan yang biasa dilakukan dalam kegiatan penyuluhan, yaitu:

a. mimbar saresehan
        mimbar saresehan dilakukan untuk menjembatani antara pemerintah dan kelompok petani andalan dalam mensosialisasikan kebijakan pertanian baru yang akan diterapkan sehingga petani mengetahui penjelasan kebijakan tersebut secara langsung dan terhindar dari opini yang simpang-siur.

b. temu wicara
        temu wicara dilakukan untuk mengakomodasi penyampaian program penyuluhan serta penyamaan persepsi tentang program tersebut dan biasanya dihadiri oleh seluruh anggota kelompok tani.

c. temu karya
        temu karya merupakan sarana sharing informasi dari para petani yang telah maju atau telah berhasil dengan kelompok petani yang skala usahataninya masih dalam cakupan yang biasa saja. Jenis pertemuan ini cenderung bersifat semi formal, artinya ada proses protokoler dan birokratif, namun suasana penyelenggaraannya diupayakan dibuat sefamiliar mungkin.

d. temu usaha
        temu usaha dilakukan untuk mewadahi pertemuan antara petani dengan pihak yang bergerak di bidang subsistem agribisnis yang nantinya diharapkan dapat menjadi mitra usaha petani sebagai penyedia produk pertanian.

        Secara umum prosedur keempat jenis pertemuan tersebut hampir sama, pada saat persiapan perlu ada pihak yang menentukan tema dan materi pertemuan, mengurus perizinan pada kelembagaan setempat, menghubungi narasumber, mengundang para petani atau tokoh masyarakat serta menyiapkan waktu, lokasi, tempat, sarana dan prasarana.

        Pada saat pertemuan berlangsung, pihak panitia mengatur jalannya mimbar saresehan atau pertemuan agar berjalan tertib. Adapun pasca kegiatan tersebut, semua informasi yang diperoleh sebaiknya disebarkan kepada seluruh masyarakat. Disamping itu pemberian motivasi kepada para petani tetap harus dilakukan oleh penyuluh agar mampu menerapkan hasil rembukan terutama jika ada kesepakatan usaha dengan petani atau pihak pengusaha lain.

       Metode dan Teknik Penyuluhan Secara Kelompok pada dasarnya memiliki kekuatan yang berbeda dengan Metode dan Teknik Penyuluhan lainnya, karena suatu kelompok biasanya memiliki satu suara dan dengan mudah dapat disetujui oleh seluruh anggota kelompok.


Sumber:


Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad