Status Sosial Ekonomi - Pengertian dan komponennya


 Pengertian Status Sosial Ekonomi

        Dalam kehidupan sosial setiap anggota masyarakat memiliki tingkatan yang berbeda. Dalam sosiologi istilah ini sering dikenal dengan Social Stratification yang merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hirarkis). Secara teoristis semua manusia dianggap sederajat. Akan tetapi sesuai dengan kenyataan hidup kelompok-kelompok sosial tidaklah demikian. Perwujudan nyata dari stratification social adalah kelas-kelas tinggi dan kelas-kelas rendah. Hal ini bisa terjadi karena pembagian nilai-nilai sosial yang tidak seimbang dalam kehidupan bermasyarakat. Dikutip dari (Soekanto, 1990) terbentuknya lapisan masyarakat adalah sebagai berikut;

“Adanya sistem lapisan masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu. Tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Yang bisa menjadi alasan terbentuknya lapisan masyarakat yang terjadi dengan sendirinya adalah kepandaian, tingkat umur (yang senior), sifat keaslian keanggotaan kerabat seseoarang kepada masyarakat, dan mungkin juga harta dalam batas-batas tertentu.”



        Penggolongan masyarakat berdasarkan keadaan ekonomi dapat ditinjau dari penghasilan atau pendapatan keluarga. Menurut (Cahyo, 2008) membagi tingkat ekonomi masyarakat menjadi 3: 

a) Upper Class (tingkat atas). 
        Berdasarkan hasil penetapan upan minimum kota Malang Tahun 2006 sebesar Rp. 488.000 tiap bulanya sehingga pendapatan lapisan ekonomi kelas atas > 2x upah minimum propinsi yaitu lebih besar dari Rp. 976.000 tiap bulannya. 

b) Midlle Class (menegah). 
        Berdasarkan hasil penetapan upah minimum kota Malang tahun 2006 sebesar Rp. 488.000 tiap bulanya sehingga pendapatan lapisann ekonomi kelas menengah antara jumlah pendapatan tingkat ekonomi bawah dan atas yaitu Rp. 488.000-Rp.976.000 tiap bulanya. 

c) Lower Class (bawah). 
        Berdasarkan hasil penetapan upah minimum kota Malang tahun 2006 sebesar Rp. 488.000 tiap bulanya sehingga pendapatan lapisan ekonomi kelas bawah 1x upah minimum propinsi yaitu < Rp. 488.000 tiap bulannya.

         Bila diakumulasikan pada penetapan Upah Minimum Kabupaten Malang 2017, kini menjadi; a) Upper Class (tingkat atas), Berdasarkan hasil penetapan upah minimum Kabupaten Malang tahun 2017 sebesar Rp. 2.368.510 tiap bulanya sehingga pendapatan lapisan ekonomi kelas atas > 2x upah minimum kabupaten Malang yaitu lebih besar dari Rp. 4.737.020 tiap bulanya. b) Midlle Class (menengah). Berdasaran hasil penetapan upah minimum kabupaten Malang tahun 2017 sebesar Rp. 2.368.510 tiap bulanya sehingga pendapatan lapisan ekonomi kelas menengah antara jumlah Rp. 2.368.510 tiap bulanya sehingga pendapatan lapisan ekonomi kelas menengah antara jumlah pendapatan tingkat ekonomi bawah dan atas yaitu Rp. 2.368.510- Rp. 4.737.020 tiap bulannya. c) Lower Class (bawah). Berdasarkan hasil penetapan upah minimum kabupaten Malang tahun 2017 sebesar Rp. 2.368.510 tiap bulanya sehingga pendapatan lapisan ekonomi kelas bawah 1x upah minimum propinsi yaitu < Rp. 2.368.510 tiap bulanya.

        Oleh karena itu, status sosial ekonomi mungkin mempengaruhi cara pandang dan kebutuhan untuk mengakses berbagai macam informasi. Bagaimana perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin yang memiliki riwayat pendidikan yang tinggi dengan yang berpendidikan rendah serta penghasilan yang berbeda pastilah mempengaruhi mereka dalam berperilaku, ataupun juga dalam memilih media sosial yang sesuai dengan tingkat kebutuhan.

        Menurut Joseph Schumpeter dalam Soekanto (1997:260-261) mengatakan bahwa terbentuknya kelas-kelas dalam masyarakat adalah karena diperlukan untuk menyesuaikan masyarakat dengan keperluan-keperluan yang nyata. Kedudukan individu dalam suatu masyarakat tidak selamanya bersifat statis, tapi akan terus berkembang dan mengalami perubahan. Untuk itu setiap individu harus mempunyai pendidikan yang lebih tinggi, ketrampilan dan keahlian-keahlian khusus. Sehingga individu harus berjuang kejenjang yang lebih tinggi.

        Dari pemaparan tentang status sosial ekonomi diatas dapat disimpulkan bahwa status sosial ekonomi adalah tinggi rendahnya prestise yang dimiliki seseorang berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu masyarakat berdasarkan pada pekerjaan untuk memenuhi kebutuhanya atau keadaan yang menggambarkan posisi atau kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan kepemilikan materi dan lainya yang dapat menunjukan status sosial ekonomi yang dimiliki individu tersebut.



Komponen Status Sosial Ekonomi

        Untuk mengetahui status sosial ekonomi seseorang kita haruslah melakukan pengukuran terlebih dahulu. Sehingga dari situ kita akan mengetahui status sosial kelas-kelas seseoarang dari tingkatan atas ke bawah. Menurut (Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar, 1997) ukuran atau kriteria yang biasa dipakai untuk menggolongkan anggota-anggota masyarakat kedalam suatu lapisan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Ukuran Kekayaan
        Barang siapa yang memiliki kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan teratas dan yang memiliki kenyataan yang sedikit maka akan dimasukan dalam lapisan bawah. Mereka yang memiliki kekayaan paling banyak misalnya dapat dilihat pada bentuk rumah yang bersangkutan, kendaraan pribadi, cara-caranya menggunakan pakaian serta bahan pakaian yang dipakainya, kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal dan lain-lain.

2. Ukuran Kekuasaan
        Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai wewenang terbesar menempati lapisan atas. Kekuasaan adalah jembatan untuk memperoleh uang dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup untuk memperoleh pendapatan.

3. Ukuran Kehormatan
          Ukuran kehormatan tersebut mungkin terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan atau kekuasaan. Adalah orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat tempat yang teratas. Ukuran semacam ini, banyaknya dijumpai pada masyarakat-masyaraat tradisional yang masih kental dengan adat.

4. Ukuran Ilmu Pengetahuan
        Yang dimaksud ilmu pengetahuan disini adalah tingkat pendidikan dan juga yang terpenting adalah gelar kesarjaanya. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah dalam memperoleh pekerjaan, sehingga semakin banyak pula penghasilan yang diperoleh. Dengan pendidikan dapat memperluas keilmuan, meningkatkan kemampuan dan potensi serta membuat seseoarang lebih peka terhadap setiap gejala-gejala sosial yang muncul.

        Dari komponen-komponen diatas dapat disimpulkan yang menjadi tolak ukuran status sosial ekonomi seseorang adalah kekayaan, kekuasaan, kehormatan, dan juga tingkat pendidikan. Bentuk-bentuk masyarakat tersebut banyak, akan tetapi bentuk pokok tadi mempunyai hubungan erat satu dengan lainya, dimana terjadi saling pengaruh-mempengaruhi.


Baca Juga:  Media Sosial
                    Revolusi Media Informasi Komunikasi
                    Teknologi Komunikasi dan Masyarakat

Sumber:
http://eprints.umm.ac.id/37053/3/jiptummpp-gdl-fitriaherm-50780-3-babii.pdf

Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad