Teori-teori Pembangunan dan Kinerja Pembangunan Daerah



        Kegagalan pertumbuhan ekonomi yang tinggi dalam memperbaiki tingkat kehidupan masyarakat di banyak negara dunia ketiga pada dekade 1950-an sampai dengan dekade 1960-an telah menimbulkan evolusi makna pembangunan (Todaro, 2006). Besarnya PDB dan tingkat pertumbuhan PDB belum menunjukkan tingkat dan kualitas pembangunan.

        Besarnya PDB dan tingkat pertumbuhan tidak menunjukkan perubahan-perubahan dalam cara orang-orang mendayagunakan asetnya, khususnya dalam pasar tenaga kerja (misalnya, apakah mereka bekerja dan apa macam pekerjaannya), pengaruh pilihan pekerjaan (occupational choice effects).

        Pembangunan dalam pengertian modern dikaitkan dengan pengentasan kemiskinan, pengurangan ketimpangan pendapatan, dan penurunan tingkat pengangguran. Pembangunan dimaknai sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap masyarakat dan institusi nasional disamping tetap mengejar akselerasi pertumbuhan ekonomi, penanganan ketimpangan pendapatan, serta pengentasan kemiskinan (Todaro, 2006; Arsyad, 2010).

        Dalam pengertian ini, pembangunan mempunyai cakupan lebih luas daripada sekadar pertumbuhan ekonomi. Todaro (2006) menegaskan setidaknya ada tiga komponen dasar/nilai inti untuk memahami arti pembangunan yang paling hakiki yaitu:

1) Kecukupan (sustenance), yaitu kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar mencakup pangan, sandang, papan, kesehatan dan keamanan, yang apabila tidak dipenuhi akan menghentikan kehidupan seseorang.
2)  Harga diri (self-esteem) yaitu suatu kondisi manusia yang mempunyai dorongan dari diri sendiri untuk maju, untuk menghargai diri sendiri, untuk merasa diri pantas dan layak melakukan atau mengejar sesuatu.
3) Kebebasan (freedom), kebebasan dari sikap menghamba yang merupakan kemampuan untuk berdiri tegak sehingga tidak diperbudak oleh aspek-aspek materiil dalam kehidupan ini.

        Pembangunan tidaklah sebatas pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga mencakup hal-hal yang lebih luas seperti kemajuan pranata sosial, demokrasi, kemanusiaan, lingkungan hidup, serta nilai-nilai budaya dan peradaban (Prasetyantoko, 2012). Dapat ditegaskan bahwa pembangunan adalah suatu kenyataan fisik sekaligus tekad dari suatu masyarakat yang berupaya untuk mencapai kehidupan yang serba lebih baik melalui serangkaian proses sosial, ekonomi dan institusional. Karenanya, proses pembangunan setidaknya mempunyai tiga tujuan (Todaro, 2006):

1) peningkatan ketersediaan serta distribusi berbagai kebutuhan hidup mencakup pangan, sandang, papan, kesehatan dan perlindungan keamanan,
2) peningkatan standar hidup mencakup peningkatan pendapatan, penyediaan lapangan kerja, perbaikan kualitas pendidikan, serta peningkatan perhatian atas nilai-nilai kultural dan kemanusiaan, yang tidak hanya meningkatkan kesejahteraan materiil tetapi juga juga menumbuhkan harga diri pada pribadi dan bangsa,
3)  perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial bagi setiap individu serta bangsa secara keseluruhan.

          Pembangunan berkaitan dengan perbaikan kualitas hidup rakyat, memperluas kemampuan mereka untuk membentuk masa depan mereka sendiri. Pembangunan mencakup pendidikan dan kesempatan kerja yang lebih setara, kesetaraan jender yang lebih besar, kesehatan dan nutrisi yang lebih baik, lingkungan alam yang lebih bersih dan lestari, sistem hukum dan pengadilan yang lebih adil, kebebasan politik dan sipil yang lebih luas, kehidupan kultural yang lebih kaya.

         Dengan peningkatan pendapatan per kapita, sebagian dari aspek itu akan membaik dengan tingkatan yang beragam, namun aspek lainnya tidak (Thomas, 2001). Pembangunan adalah soal manusia dan kesejahteraan atau kemakmuran mereka yang meliputi kemampuan mereka untuk membentuk hidup mereka sendiri. Karenanya pembangunan harus memikirkan generasi yang akan datang dan bumi yang mereka warisi. Gagasan pembangunan sebagai kesejahteraan berarti bahwa ukuran pembangunan harus mencakup tidak hanya laju pertumbuhan, tetapi juga pemerataan, komposisi dan kesinambungan pembangunan (Thomas, 2001).



                    Teori-teori Pertumbuhan

                     Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Ekonomi Daerah
                     Konsep Pembangunan Ekonom
                      Pembangunan Ekonomi Daerah
                      Perubahan Struktur Ekonomi dan Ketimpangan Ekonomi
                      Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
                      Pertumbuhan Ekonomi

Sumber:
http://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/6fdcf13438d4598d1fb41bbdf70eacf0.pdf

Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad