Teori-teori Pertumbuhan - Teori pertumbuhan klasik, Model Pertumbuhan Neoklasik, Model Pertumbuhan Endogen


        Teori pertumbuhan ekonomi menjelaskan faktor-faktor yang menentukan kenaikan output dalam jangka panjang dan bagaimana interaksi antarfaktor tersebut sehingga terjadi pertumbuhan (Budiono, 1982). Untuk menjelaskan output per kapita, teori pertumbuhan harus mencakup teori tentang GDP total dan teori mengenai pertumbuhan penduduk. Sedangkan perspektif jangka panjang menjelaskan bahwa pertumbuhan atau minimal kecenderungan pertumbuhan terjadi dalam waktu panjang, minimal 10 tahun.

         Secara umum teori pertumbuhan dapat dikelompokkan dalam mashab analitis/teori dan mashab historian/empiris (Budiono, 1982). Beberapa teori pertumbuhan penting, yang termasuk dalam mashab analitis adalah teori-teori pertumbuhan klasik, Teori Pertumbuhan Neoklasik dan Teori Pertumbuhan Endogen (Teori Pertumbuhan Baru).

a.    Teori-teori pertumbuhan klasik

         Menurut Teori Ekonomi Klasik (Adam Smith) unsur pokok dari sistem produksi adalah sumber daya alam, sumber daya manusia (jumlah dan kualitas penduduk), dan stok modal (Budiono, 1982). Menurut teori ini, sumber daya alam yang tersedia adalah batas maksimum bagi pertumbuhan perekonomian. Pada tahap di mana unsur sumber daya alam belum dimanfaatkan maksimal, maka peningkatan produksi akan ditentukan oleh sumber daya insani dan stok modal. Apabila output terus meningkat, sumber daya alam akan sepenuhnya termanfaatkan. Pada tahap ini sumber daya alam membatasi pertumbuhan suatu perekonomian (Budiono, 1982).

          Unsur produksi kedua adalah jumlah penduduk. Menurut teori ini, jumlah penduduk bersifat pasif, akan menyesuaikan dengan tingkat kebutuhan tenaga kerja. Selanjutnya pertambahan penduduk akan melahirkan spesialisasi pekerjaan, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas. Smith menempatkan peranan sentral unsur ketiga yaitu pertumbuhan stok kapital atau akumulasi kapital dalam proses pertumbuhan output. 

         Menurut Smith, stok kapital mempunyai dua pengaruh terhadap tingkat output total yaitu pengaruh langsung berupa penambahan kapital dan pengaruh tidak langsung berupa peningkatan produktivitas lewat dimungkinkannya peningkatan spesialisasi dan pembagian kerja. Makin besar stok kapital makin besar kemungkinan spesialisasi dan pembangian kerja, dan semakin tinggi produktivitas per pekerja (Budiono, 1982). Dua faktor penting terkait akumulasi kapital yaitu perluasan pasar dan tingkat keuntungan di atas tingkat keuntungan minimal. 

         Smith menggaris-bawahi pentingnya perluasan dan kebebasan pasar (persaingan) dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang dapat dilakukan dengan menghilangan peraturan-peraturan, undang-undang yang menjadi penghambat kebebasan berusaha dan kegiatan ekonomi (Budiono, 1982).

       Teori Pertumbuhan Klasik David Recardo mengembangkan Teori Klasik Smith ke dalam model yang lebih tajam baik dalam konsep-konsep maupun dalam hal mekanisme proses pertumbuhan. Menurut Recardo dengan keterbatasan tanah, maka pertumbuhan penduduk akan menghasilkan produk marjinal (marginal product) semakin menurun yang lebih dikenal dengan the law of deminishing return. Satu-satunya peluang untuk tetap meningkatkan pertumbuhan ekonomi adalah kemungkinan kemajuan teknologi. 

       Menurut Recardo proses pertumbuhan ekonomi adalah proses tarik menarik antara kedua kekuatan dinamis ini, yang akhirnya dimenangkan oleh the law of diminishing return sehingga, menurut teori ini, keterbatasan tanah akan membatasi pertumbuhan ekonomi (Budiono, 1982).

b.   Model Pertumbuhan Neoklasik (Solow-Swan)

        Menurut Teori Neoklasik, pertumbuhan ekonomi tergantung pada ketersediaan faktor-faktor produksi: penduduk, tenaga kerja, dan akumulasi modal dan tingkat kemajuan teknologi (Arsyad, 2010). Analisis teori ini didasarkan atas asumsi-asumsi dari teori klasik yaitu bahwa perekonomian berada pada tingkat pengerjaan penuh (full employment) dan tingkat penggunaan penuh (full utilization) dari faktor-faktor produksinya. Model ini menjelaskan bahwa teknologi yang digunakan menentukan besarnya output yang diproduksi dari jumlah modal dan tenaga kerja tertentu.

        Teori Pertumbuhan Neoklasik yang disajikan dalam fungsi Cobb-Douglas menekankan peran pembentukan modal sebagai salah satu faktor penting dalam pertumbuhan. Solow (dalam Jhingan, 1983; Mankiw, 2007) menekankan pertumbuhan jangka panjang dan peranan modal, tenaga serta teknologi sebagai faktor produksi. Lebih jauh menurut Solow, pertumbuhan akan terjadi apabila ada modal, ada pertumbuhan penduduk dan ada teknologi, walaupun teknologi masih dianggap sebagai faktor eksogen. Dengan demikian fungsi produksi dapat diformulasikan ke dalam Persaman 2.1 berikut:



        dimana E adalah variabel yang disebut efisiensi tenaga kerja. LxE mengukur jumlah para pekerja efektif yang memperhitungkan jumlah pekerja L dan efisiensi masing-masing pekerja. Fungsi produksi ini menyatakan bahwa output total Y bergantung pada jumlah unit modal K dan jumlah pekerja efektif LxE. Ini bermakna bahwa peningkatan efisiensi tenaga kerja E sejalan dengan peningkatan angkatan kerja L (Mankiw, 2007). 

      Dalam model ini, tabungan akan mendorong pertumbuhan ekonomi untuk sementara, tetapi pengembalian modal yang kian menurun pada akhirnya akan mendorong pencapaian perekonomian yang mapan akan tergantung pada kemajuan teknologi (eksogenous).

c.    Model Pertumbuhan Endogen (Teori Pertumbuhan Baru).

       Salah satu tujuan dari teori pertumbuhan adalah menjelaskan kenaikan berkelanjutan standar kehidupan. Model Pertumbuhan Solow menunjukkan bahwa pertumbuhan berkelanjutan berasal dari kemajuan teknologi. Tetapi dari mana kemajuan teknologi berasal dipandang sebagai faktor eksogen yang masih bersifat asumsi, yang sering disebut Residu Solow.

       Selanjutnya muncul Teori Pertumbuhan Endogen yang dikembangkan oleh Paul Romer pada akhir tahun 80-an. Teori ini memandang pertumbuhan ditentukan oleh sistem yang mengatur proses produksi (endogenous) bukan oleh kekuatan-kekuatan dari luar sistem. Karenanya, teori ini memandang penting identifikasi dan analisis faktor-faktor yang berasal dari dalam (endogenous) sistem ekonomi, yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2006; Gordon, 2000; Mankiw, 2007).

       Teori Pertumbuhan Endogen memerhatikan pengembalian modal dalam menjaga pertumbuhan berkelanjutan. Apabila fungsi produksi adalah Y=AK dimana Y adalah output, K adalah persediaan modal, dan A adalah konstanta yang mengukur jumlah output yang diproduksi untuk setiap unit modal, maka selanjutnya , ∆K = sY - δK dimana ∆K adalah perubahan persediaan modal, sY adalah investasi dan δK adalah depresiasi, maka tingkat pertumbuhan output ditunjukkan oleh Persamaan 2.2 (Mankiw, 2007):



Dimana:
adalah tingkat pertumbuhan output
adalah tingkat pertumbuhan modal

       Selama sA>δ atau sA-δ lebih besar daripada satu, pertumbuhan perekonomian dapat berlangsung meskipun tanpa asumsi kemajuan teknologi.

        Dalam Pertumbuhan Endogen, tabungan dan investasi bisa mendorong pertumbuhan berkesinambungan, dengan K (modal) diasumsikan secara lebih luas termasuk di dalamnya adalah ilmu pengetahuan. Teori Pertumbuhan Endogen menjelaskan faktor-faktor yang menentukan besaran A yaitu tingkat pertumbuhan GDP yang tidak dijelaskan dan dianggap sebagai variabel eksogen dalam perhitungan Pertumbuhan Neoklasik Solow (Residu Solow). Paul Romer menjelaskan tiga elemen dasar dalam pertumbuhan endogen yaitu perubahan teknologi yang bersifat endogen melalui sebuah proses akumulasi ilmu pengetahuan, ide-ide baru oleh perusahaan sebagai akibat dari mekanisme luberan pengetahuan (knowledge spillover), dan produksi barang-barang konsumsi yang dihasilkan oleh faktor produksi ilmu pengetahuan akan tumbuh tanpa batas (Arsyad, 2010).

        Teori-teori di atas menempatkan faktor pertumbuhan ekonomi dalam bentuk modal (uang yang diinvestasikan baik oleh pihak swasta maupun pemerintah) dan tenaga kerja sebagai faktor penting penentu pertumbuhan. Namun dalam menjamin pertumbuhan jangka panjang, peran teknologi menjadi hal penting.



                     Konsep Pertumbuhan Ekonomi
                                  Konsep Pembangunan Ekonom
                                  Pembangunan Ekonomi Daerah
                                  Perubahan Struktur Ekonomi dan Ketimpangan Ekonomi
                                  Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
                                  Pertumbuhan Ekonomi


Sumber:
http://sinta.unud.ac.id/uploads/dokumen_dir/6fdcf13438d4598d1fb41bbdf70eacf0.pdf
 

Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad