Teknik budidaya seledri secara konvensional, organik dan hidroponik

Teknik budidaya seledri secara konvensional

1. Benih
Seledri dapat diperbanyak secara generatif dengan biji atau vegetatif dengan anakan. Untuk tujuan komersil tanaman seledri dapat diperbanyak dengan biji. Benih berasal dari varietas unggul dengan daya kecambah > 90%.

2. Pengolahan Lahan
 Lahan ideal adalah tanah yang subur, gembur, mengandung bahan organik, mampu menahan air dan berdrainase baik dengan pH tanah antara 5,5-6,5.
 Tanah dicangkul sedalam 20-30 cm biarkan selama 15 hari, jika pH tanah kurang dari 6.5 campurkan kapur kalsit atau dolomit dengan tanah olahan, dosis kapur 1-2 ton/ha tergantung pH tanah dan jumlah Alumunium di dalam tanah, pemberian 2-3 minggu sebelum tanam.
 Buat bedengan dengan lebar 100 cm, tinggi 30 cm, panjang sesuai lahan, dan jarak antar bedengan 50 cm.
 Bedengan diberi naungan berupa alangalang atau jerami dengan tinggi 1-1,5 m.

3. Persemaian
 Benih disemai pada bedengan di dalam alur/larikan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm, sebelum disemai, benih direndam dalam air hangat (50oC) atau dalam larutan Frevicur N dengan
konsentrasi 0,1 % selama + 2 jam, kemudian dikeringkan.
 Tutup benih dengan tanah tipis dan siram permukaan bedengan sampai lembab.
 Untuk menjaga kelembaban persemaian ditutup dengan alang-alang atau jerami dan ditinggikan tutup tersebut apabila kecambah telah tumbuh.

4. Penanaman
 Setelah + 40 hari atau telah berdaun 3-4 helai cabut bibit seledri yang sehat dengan akarnya.
 Potong sebagian akar, selanjutnya akar direndam kedalam larutan pestisida Benlate atau Derosol pada konsentrasi 50% sekitar 15 menit.
 Pindahkan bibit pada bedengan yang telah dipersiapkan, satu bibit per lobang tanam, dengan jarak tanam: 25 x 30 cm; 20 x 20 cm atau 15 x 20 cm (tergantung varietas) dan padatkan tanah disekitar batang.
 Siram bedengan sampai lembab.

5. Pemeliharaan Tanaman
 Jika ada tanaman yang mati lakukan penyulaman 7-15 hari setelah tanam.
 Penyiangan gulma dilakukan bersamaan dengan penggemburan tanah pada umur 2 dan 4 minggu setelah tanam, penyiangan berikutnya disesuaikan dengan keadaan gulma.
 Di awal masa pertumbuhan, penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari, berikutnya dikurangi menjadi 2-3 kali seminggu tergantung dari cuaca. Tanah tidak boleh kekeringan atau tergenang air (becek).

6. Pemupukan
 Pupuk dasar diberikan 3 hari sebelum tanam, yaitu pupuk kotoran ayam dengan dosis 20.000 kg/ha sebaiknya pupuk kompos organik hasil fermentasi dengan dosis 4 kg/m2, diaduk dengan tanah permukaan bedengan.
 Pada umur 2 minggu setelah tanam berikan pupuk N 300 kg, P 75 kg dan K 250 kg/ha secara larikan dibarisan tanaman.
 Pupuk susulan berikutnya larutkan 2-3 kg pupuk NPK Mutiara ke dalam 200 liter air dan berikan secara kocor diantara barisan tanaman, hal ini dapat dilakukan selama tanaman masih produksitf dengan interfal 7 hari satu kali pemberian.
 Dapat juga diberikan pupuk cair dengan dosis 0,3 ml/m2 yang dimulai pada umur 3 minggu setelah tanam dengan interval 10 hari satu kali.

7. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT)
 Hama yang ditemui seperti ulat tanah, keong, kutu daun tungau. Hama dapat dihilangkan secara mekanik yaitu dipungut dengan tangan.
 Penyakit yang sering menyerang tanaman yaitu bercak cercospora, bercak septoria, virus aster yellow. Pengendalian dilakukan mulai dari persemaian hingga panen, jika terpaksa gunakan pestisida yang aman dan mudah terurai seperti pestisida biologi, pestisida nabati atau pestisida piretroid sintetik.

8. Panen
 Seledri dapat dipanen setelah berumur 40 sampai dengan 150 hari setelah tanam (tergantung varietas). 
 Saledri daun dipanen 4-8 hari sekali..
 Seledri potong dipanen dengan memotong tanaman pada pangkal batang secara periodik sampai pertumbuhan anakan berkurang.
 Seledri umbi dipanen dengan memetik daun-daunnya dan dilakukan secara periodik sampai tanaman kurang porduktif.

9. Pasca Panen
 Hasil panen diseleksi dengan cara membuang tangkai daun yang cacat atau terserang hama.
 Untuk membersihkan dari kotoran/tanah dan residu pestisida, seledri dicuci dengan air mengalir atau disemprot kemudian tiriskan di rak-rak.
 Sortasi perlu dilakukan terutama jika seledri akan dipasarkan di swalayan atau untuk eksport. Sortasi dilakukan berdasarkan ukuran dan jenis yang seragam dan sesuai dengan permintaan pasar.
 Seledri diikat pada berat tertentu yang disesuaikan dengan permintaan pasar.


Teknik budidaya seledri secara organik

Perbanyakan generatif dmulai dengan menyemaikan biji terlebih dahulu. Setelah biji tumbuh menjadi bibit, baru dipindahkan ke dalam pot atau polybag. Berikut langkah-langkahnya:
  • Sebelum biji disemai, rendam terlebih dahulu dalam air hangat kuku (50-60 derajat celcius) selama 1 jam.
  • Siapkan tempat persemaian berupa bedengan atau baki semai. Media semai terdiri dari campuran tanah dan kompos yang telah diayak dengan perbandingan 2:1. Baca cara membuat media persemaian.
  • Berikan naungan dengan plastik bening pada bedengan semai untuk menlindungi tanaman dari kucuran air hujan langsung dan terik matahari.
  • Buat alur garitan di atas bedengan sedalam 0,5 cm dengan jarak antar alur 10-20 cm. Tebarkan benih ke dalam alur tersebut dan tutup tipis dengan tanah lalu siram untuk mempertahankan kelembabannya.
  • Siram dengan air secukupnya setiap pagi atau sore untuk mempertahankan kelembaban media persemaian. Media jangan terlalu basah dan jangan pula sampai kekeringan.
  • Bibit siap dipindahkan ke pot atau polybag setelah 1 bulan atau setelah tumbuh 3-4 helai daun.

Perawatan budidaya seledri

Lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hingga tanaman berumur satu minggu. Setelah itu frekuensi penyiraman cukup dilakukan 2-3 kali dalam satu minggu. Tergantung pada kondisi cuaca, usahakan media tidak terlalu becek atau kering.
Untuk budidaya seledri organik pemberian pupuk organik cair sangat efektif diberikan sebagai pupuk susulan. Pupuk organik cair banyak dijual di toko-toko pertanian dalam berbagai merek, atau bisa juga dibuat sendiri. Silahkan baca cara membuat pupuk organik cair. Selain pupuk cair bisa juga digunakan pupuk kompospupuk kandang atau pupuk hayati.
Encerkan pupuk organik cair sebelum disiramkan pada tanaman. Biasanya 10 ml pupuk cair diencerkan dengan 1 liter air sebelum digunakan. Untuk lebih khsususnya ikuti petunjuk yang terdapat dalam kemasan pupuk tersebut. Siramkan pupuk yang telah diencerkan dengan dosis 100 ml per polybag. Frekuensi pemupukan dilakukan setiap 1-2 minggu sekali.
Budidaya seledri dalam pot atau polybag sebenarnya relatif jarang terkena hama atau penyakit. Namun pada budidaya seledri skala luas serangan banyak dijumpai. Tidak ada salahnya kita mengetahui jenis-jenis hama dan penyakit tersebut.
Terdapat beberapa hama yang sering dijumpai dalam budidaya seledri. Beberapa diantaranya adalah ulat tanah, keong, kutu dan tunggau. Hama-hama tersebut bisa diberantas dengan dipungut langsung dengan tangan. Apalagi untuk penanaman dalam polybag.
Sedangkan jenis-jenis penyakit budidaya seledri adalah cercospora, bercak septoria dan virus aster yellow. Untuk menghindari serangan penyakit-penyakit itu, lakukan pencegahan sejak dini. Pencegahan dilakukan sejak pemilihan benih, menjaga sanitasi kebun dan pemupukan yang baik.
Apabila serangan penyakit menghebat, bisa dilakukan penyemprotan dengan pestisida organik. Silahkan baca mengenai pengendalian penyakit dengan pestisida organik.

Panen budidaya seledri

Panen budidaya seledri bisa dilakukan berkali-kali. Panen pertama biasanya terjadi setelah tanaman berumur 1-3 bulan setelah tanam, tergantung varietasnya. Pertumbuhan seledri dikatakan telah maksimum setelah daunnya rimbun dan anakannya banyak.
Seledri dipanen dengan cara memotong pangkal batang secara periodik. Frekuensi pemanenan bisa dilakukan 1-2 minggu sekali. Panen berakhir apabila pertumbuhan anakan sudah tidak produktif lagi. Panen bisa juga dilakukan dengan dicabut.

Teknik budidaya seledri secara hidroponik

Persiapan media
Sebelum seledri hidroponik ditanam, tentu harus menyiapkan media tanamnya lebih dahulu. Pertama buat beberapa lubang bundar di sterofoam untuk meletakan gelas plastik. Sedangkan gelas palstiknya juga diberi lubang kecil-kecil di bagian samping dan bawah.
Salah satu dari lubang yang ada di bawah dibuat dengan ukuran lebih besar untuk meletakan sumbu dari kain flanel. Panjang kain flanel tersebut harus disesuaikan agar dapat menyentuh bagian paling bawah bak. Kain flaner ini berfungsi sebagai media untuk menyalurkan larutan nutrisi tanaman hidroponik.
Selanjutnya gelas plastik diberi arang sekam dengan ketinggian antara 1 sampai 2 sentimeter dari bagian paling atas, lalu disiram dengan air.
Proses penanaman
Biasanya benih tanaman seledri tumbuh secara bergerombol dan harus dipisah-pisah. Selain itu akarnya juga dibersihkan dengan cara dimasukkan ke dalam ember yang terisi air. Kotoran masih menempel disingkirkan secara pelan-pelan agar tidak ada batang atau akar yang patah.
Jika sudah bersih, benih seledri dapat dimasukkan dalam media yang sebelumnya sudah diberi lubang. Usahakan agar sebagian daun paling bawah ikut masuk, agar arah tumbuh tanaman seledri hidroponik tidak melengkung atau rebah ke bawah. Setiap wadah dapat dipakai untuk meletakan 2 atau 3 benih tanaman seledri hidroponik.
Pemeliharaan
Di tahap-tahap permulaan, biasanya seledri dengan sistem hidroponik akan mengalami pertumbuhan yang tidak terlalu cepat. Tapi jika mendapat pasokan sinar matahari yang cukup, pertumbuhannya bisa berlangsung lebih pesat. Karena itu sebaiknya tanaman hidroponik ini diletakan di ruang terbuka tanpa lindungan.
Karakter tanaman hidroponik seledri yang lebih cocok ditempatkan di tempat yang tidak ada atap sering membuat larutan nutrisi hidroponik lebih cepat menguap. Jadi pengontrolan harus lebih sering dilakukan agar tanaman tersebut tidak kehabisan larutan nutrisi hidroponik.
Seledri hidroponik sangat rentan terhadap serangan hama kutu kecil yang tubuhnya berwarna hijau. Bagian tanaman seledri yang paling sering diserang yaitu daun dan tangkai. Tidak lama setelah serangan tersebut terjadi, daunnya akan berubah jadi keriting.
Guna menghindari serangan hama seledri tersebut, cara termudah yang bisa dilakukan adalah memelihara ikan-ikan kecil dalam bak. Jentik-jentik kutu air yang ada di bak selalu disantap oleh ikan-ikan itu sehingga hama tersebut tidak bisa berkembang biak lagi.
Teknik atau cara menanam seledri hidroponik ini akan menghasilkan panen ketika memasuki usia sekitar 45 hari. Pemanenan ini dapat dilakukan setiap 6 hari sekali dan diambil daunnya saja. Selamat mencoba.
Sumber:

Comments

Post a Comment

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad