Cara budidaya wortel secara konvensional, organik, dan hidroponik

Cara budidaya wortel secara konvensional dan organik

Budidaya wortel paling cocok dilakukan di dataran tinggi dengan ketinggian lebih dari 1000 meter dpl. Meskipun begitu, budidaya wortel masih bisa dilaksanakan pada lahan di atas 500 meter dpl. Tanaman wortel menyukai tanah yang mengandung banyak humus dan gembur dengan tingkat keasaman antara pH 5,5-6,5.

Persiapan lahan budidaya wortel

Lahan untuk budidaya wortel harus dibajak atau dicangkul sedalam kurang lebih 40 cm. Kedalaman ini sangat penting mengingat tanaman wortel akan dipanen umbinya. Tanah yang gembur memberikan keleluasaan pada umbi untuk tumbuh dengan sempurna.
Budidaya wortel pada struktur tanah yang keras akan menghambat pertumbuhan umbi. Bentuk umbi menjadi pendek-pendek dan tumbuh cabang pada badan umbi.

Setelah tanah digemburkan buat bedengan dengan lebar satu meter dan panjang disesuaikan dengan bentuk lahan. Ketinggian bedengan sekitar 20-30 cm. Saat membentuk bedengan, campurkan pupuk kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Dosis pemberian pupuk sebanyak 15-20 ton per hektar. Jumlah tepatnya sesuaikan dengan tingkat kesuburan tanah.
Buat larikan pada permukaan bedengan untuk menaburkan benih. Jarak antar larikan 20 cm dengan kedalaman sekitar 5 cm.

Penanaman benih wortel

Penanaman benih dalam budidaya wortel bisa dilakukan secara langsung, tanpa tahap penyemaian terlebih dahulu. Kebutuhan benih untuk budidaya wortel kurang lebih sebanyak 3-5 kg per hektar.
Benih wortel berasal dari biji, bentuknya kecil-kecil dan cenderung menempel karena mempunyai serabut seperti bulu pada permukaannya. Jadi, sebelum ditaburkan gosok-gosokkan terlebih dahulu dengan telapak tangan agar benih tidak saling menempel. Atau, campurkan abu pada benih tersebut.
Taburkan benih diatas larikan kemudian tutup dengan tanah. Apabila tanahnya kering siram sedikit untuk menjaga kelembabannya. Tanaman wortel akan tumbuh setelah 10 hari.

Pemeliharaan tanaman wortel

Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman berumur satu bulan. Untuk budidaya wortel secara organik, gunakan kompos atau pupuk kandang. Bisa juga dengan mengimplementasikan pupuk cair organik atau pupuk hayati. Pupuk kompos ditaburkan dipermukaan bedengan sekitar tanaman. Dosisnya 10-15 kg per hektar.
Untuk budidaya wortel non organik, gunakan campuran pupuk urea dan KCl dengan perbandingan 2:1 sebanyak 300 kg per hektar. Pemberian pupuk ditaburkan dalam bentuk alur yang berjarak 5 cm dari pangkal tanaman.
Selain pemupukan lakukan juga penyiangan gulma dan penjarangan tanaman. Agar pertumbuhan umbinya sempurna, atur penjarangan tanaman sehingga jarak antara satu tanaman dengan yang lainnya berkisar 5-10 cm.

Hama dan penyakit

Hama yang paling umum dijumpai dalam budidaya wortel adalah ulat tanah dan kutu daun. Ulat tanah bisa diberantas dengan cara mencari sarangnya, kemudian diambil manual dan dibasmi. Lakukan pada pagi hari.
Untuk mencegah serangan ulat, jaga selalu kebersihan lahan dan siangi gulma secara teratur. Bila serangan mengganas, bisa menggunakan pestisida jenis furadan.
Kutu daun menyerang pucuk daun dengan menghisap cairan dan merusak bentuk daun menjadi keriting. Untuk mengendalikan kutu daun lakukan rotasi tanaman agar siklus hidupnya terputus. Penyemprotan bisa menggunakan insektisida.
Sedangkan penyakit yang sering menyerang budidaya wortel adalah bercak daun dan bintil akar. Bercak daun disebabkan oleh sejenis cendawan Cercospora. Penyakit ini menyerang daun tua, gejalanya berupa bercak-bercak coklat dengan pinggiran hitam.
Penyakit bercak daun bisa dikendalikan dengan memilih benih yang sehat atau benih diberi larutan fungisida terlebih dahulu. Untuk menurunkan resiko serangan penyakit bercak daun, jaga selalu kebersihan kebun.
Penyakit bintil akar disebabkan oleh nematoda. Gejalanya bentuk umbi benjol-benjol tak karuan. Pencegahan bisa dilakukan dengan rotasi tanaman. Gilir tanaman dengan jenis lain yang berbeda keluarga. Penyemprotan  kimia yang diaplikasikan adalah nematisida.

Cara panen budidaya wortel

Usaha tani budidaya wortel sudah bisa diambil hasilnya setelah 3 bulan hitung sejak benih ditanam. Waktu pemanenan harus benar-benar diperhatikan. Apabila umur tanaman terlalu tua tekstur umbi menjadi keras dan rasanya tidak enak.
Cara memanen dilakukan dengan dicabut. Kemudian cuci atau bersihkan kotoran tanah yang menempel pada umbi dengan air bersih. Batang dipangkal umbi bisa dipotong atau dibiarkan. Tergantung dari keinginan pasar yang dituju.
Budidaya wortel yang dilakukan dengan baik bisa menghasilkan 20-30 ton per hektar. Tergantung pada jenis dan varietas wortel yang ditanam.

Cara budidaya wortel secara hidroponik
Cara 1
  1. Persiapan awal
Persiapan yang Anda butuhkan untuk proses penanam wortel secara hidroponik ini antara lain adalah bibit wortel, media semai, media tanam yang berupa arang sekam, pipa air, nutrisi tanaman, gunting atau gergaji, serta alat aerator (alat penyiraman tanaman).
  1. Penyemaian
Setelah semua alat dan bahan yang dibutuhkan siap, kemudian bibit wortel harus segera disemai. Untuk menyemai bibit wortel, Anda membutuhkan beberapa media antara lain pot plastik dan arang sekam.
Tanamkan bibit wortel pada media tersebut, agar cepat memunculkan daun dan batang, bibit wortel harus sering-sering disemprot dengan nutrisi.
Pembibitan wortel ini dilakukan hingga umbi wortel menjadi kuat dan daun serta batangnya pun cukup kuat.
  1. Penanam
Jika bibit dirasa sudah siap untuk ditanam, maka langsung saja pindahkan bibit wortel tersebut pada media tanam. Cara menanam wortel secara hidroponik ini sebaiknya menggunakan alat aligator yang dipasangkan dengan media tanam.
Media tanam wortel hidroponik sendiri antara lain adalah pipa air yang diberi lubang di satu sisinya (atas), dan pada kedua ujung pipa tersebut di tutup.
Jika kedua ujung pipa sudah tertutup rapat, kemudian letakkan arang sekam (padi kering yang dibakar) pada pipa tersebut. Untuk hasil terbaik sebaiknya sebelum wortel ditanam, media tanam harus dalam keadaan lembab.
Langkah berikutnya adalah dengan menanamkan bibit wortel yang telah disemai tadi.
  1. Perawatan
Tahap perawatan dalam cara menanam wortel secara hidroponik ini paling utama mengacu pada penyiraman nutrisi. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa Anda lebih disarankan untuk menggunakan alat aerator agar proses penyiraman lebih praktis.
Jika Anda tidak memiliki alat ini, maka proses penyiraman atau pemberian nutrisi diberikan dengan cara tetes. Pembuatan nutrisi wortel hidroponik sendiri bisa dilakukan sendiri, yaitu dengan menfermentasikan kotoran kambing, jerami, bekatul, arang sekam, daun sirsak halus, gula pasir, daun lamtoro halus, bio aktivator, dan air bersih selama 1 bulan.
Dari endapan bahan-bahan tersebut ambil airnya saja, kemudian campurkan dengan air bersih dengan perbandingan 1:10. Setelah itu gunakan untuk menutrisi wortel.
Cara 2

Syarat Tumbuh Tanaman Wortel

Untuk pertumbuhan tanaman sayur wortel ini membutuhkan suhu optimum sekitar 15 – 210 derajat celcius. Suhu tersebut dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan akar dan begitu juga pada bagian atas tanaman. Suhu optimum ini dapat membuat bentuk akar menjadi sempurna dan begitu juga dengan warna yang dihasilkannya. Tanah yang memiliki drainasi yang baik merupakan tanah yang cocok untuk digunakan sebagai penunjang tanaman wortel dan begitu juga apabila tanah tersebut sangat kaya akan kandungan bahan organik dan memiliki tingkat kesuburan yang tinggi yaitu sekitar 1200 – 1500 m dpl. Jenis tanah lempung serta berpasir juga sangat cocok digunakan sebagai media tanam wortel, hal tersebut karena akar wortel nantinya lebih mudah melakukan penetrasi dan hasil pertumbuhan wortel juga akan memiliki panjang serta ukuran yang cukup optimal.
Tanah yang baik untuk pertumbuhan wortel juga harus mengandung ph 5 – 8 dan apabila ternyata ph tanah kurang dari 5 maka anda dapat melakukan proses pengapuran. Kelembaban tanah juga harus diperhatikan dan sangat berpengaruh pada tingkat pertumbuhan wortel baik pada saat penanaman berlangsung dan juga pada saat penyemaian yang dilakukan sebelumnya. Proses persemaian wortel memang sangat diperlukan untuk dapat memperoleh bibit wortel yang unggul. Cara persemaian wortel dapat anda lihat berikut ini.

Proses Penyemaian Wortel

Semai benih wortel.
Semai benih wortel.
Pertama siapkan terlebih dahulu wadah bersih untuk persemaian. Jika sudah maka semai benih wortel dengan memasukkannya kedalam wadah yang telah diberi media tanam seperti tanah berpasir atau arang sekam. Jika sudah maka rajinlah untuk menyemprot benih dan perhatikan tingkat kelembaban media tanamnya. Benih ini nantinya kan tumbuh dan memunculkan daun batang hingga umbi wortel. Ketika bagian umbi wortel sudah cukup kuat dan begitu juga dengan bagian batangnya maka semaian wortel dapat diangkat dan diambil dari media tanam persemaian lalu bersihkan bibit wortel tersebut dari sisa media tanam yang menempel. Jika sudah maka selanjutnya memindahkan bibit wortel pada sistem hidroponik.

Sistem Hidroponik Drip Irigation

Sistem hidroponik yang digunakan untuk membudidayakan tanaman sayur wortel ini juga sering disebut sebagai sistem tetes. Adapun media tanam yang diperlukan yaitu clay ball atau dengan menggunakan pecahan dari batu bata. Anda juga dapat menggunakan media yang berasal dari pecahan arang kayu. Jika sudah maka tahap selanjutnya melakukan perawatan secara rutin hingga memasuki masa panen. Dengan menggunakan sistem irigasi air ini tentunya memerlukan beberapa peralatan seperti pompa air, saringan air, pipa air, dan tabung pemupukan.
Ilustrasi penanaman hidroponik dengan sistem drip irrigation atau irigasi air / irigasi teets.
Ilustrasi penanaman hidroponik dengan sistem drip irrigation atau irigasi air / irigasi teets.
Dengan menggunakan sistem hidroponik drip irigation maka produktivitas akan tanaman sayur wortel anda semakin meningkat dan begitu juga dengan kualitas sayuran karena proses tumbuh kembang yang seragam. Cara hidroponik juga meminimalisir terjadinya kerusakan pada tanaman wortel pada saat memasuki masa panen dan tentunya sangat hemat air dan kemudian irigasi juga dapat dilakukan dalam waktu yang tepat.

Tehnik Perawatan Wortel Hidroponik

wortel-drip-irrigation
Salah satu hal yang harus diperhatikan dan harus benar benar dilakukan untuk mendapat hasil panen yang maksimal maka dibutuhkan tehnik perawatan yang benar dan tepat. Cara perawatan untuk tanaman yang dibudidayakan di ladang dengan pembudidayaan secara hidroponik sangatlah berbeda. Pada sistem hidroponik membutuhkan nutrisi yang menjadi pengaruh besar terhadap peningkatan tumbuh kembang tanaman wortel tersebut. Dan nutrisi hidroponik yang alami dapat dibuat sendiri dengan cara yang sangat mudah. Berikut ini adalah langkah langkah pembuatannya.

Membuat Nutrisi Untuk Wortel Hidroponik

Bahan Yang Diperlukan
  • Kotoran kambing 30 kg
  • Jerami 50 kg
  • Bekatul 10 kg
  • Arang sekam 10 kg
  • Daun sirsak 6 ons
  • Gula pasir 2,5 ons
  • Daun lamtoro 1,7 kg
  • EM4 / bioaktivator 0,1 liter
  • Air bersih secukupnya
Alat Yang Digunakan
  • Wadah penampung air yang digunakan sebagai wadah fermentasi pupuk.
  • Aerator berkecepatan 45 liter / menit
  • Selang aerator
Proses Pembuatan
Tumbuklah daun sirsak dan juga daun lamtoro terlebih dahulu hingga menjadi halus. Jika sudah maka campurkan tumbukan daun tersebut dengan kotoran kambing, belerang, arang sekam, bekatul, jerami, gula pasir, dan mikroorganisme. Setelah itu, tuang air ke dalam campuran tersebut hingga seluruhnya terendam. Kemudian pasanglah aerator agar nantinya proses fermentasi aerob dapat berlangsung dengan baik. Jika sudah maka diamkan fermentasi tersebut selama 1 bulan dan jika sudah jadi maka Anda dapat menyaringnya dan kemudian diendapkan. Untuk bagian yang diperlukan adalah bagian atas dari hasil endapan tersebut.
Cara Menggunakannya
Jika Anda sudah tahu bagaimana cara pembuatan nutrisi tentunya bagi Anda yang masih pemula akan bingung mengenai bagaimana cara menggunakan nutrisi tersebut. Jadi, sesuai dengan perintah di atas yaitu menggunakan bagian airnya saja yang berada di atas endapan yang kemudian dapat Anda campurkan dengan air menggunakan perbandingan 1 : 10. Jadi untuk nutrisi 1 dan air 10. Nutrisi ini dapat diberikan pada wadah yang digunakan untuk meletakkan tanaman jika tehnik yang digunakan adalah tehnik apung yang menggunakan sumbu. Nutrisi ini juga dapat diberikan pada tanaman hidroponik dengan cara disemprotkan. Untuk bagian ampas yang merupakan hasil endapan dari proses fermentasi nutrisi tersebut dapat digunakan sebagai pupuk tanaman yang menggunakan media tanah dalam pot.

Waktu Penyiraman Dan Pemupukan

Proses penyiraman dan pemupukan ini adalah tehnik perawatan yang memang harus dilakukan secara rutin karena proses ini sangat mempengaruhi dan menentukan tumbuh kembang tanaman. Jadi tanaman tidak hanya memerlukan sumber hara saja namun juga memerlukan penunjang agar pertumbuhannya menjadi sempurna. Jika ulasan kali ini lebih membahas tentang penggunaan sistem drip irigation maka sistem penyiramannya akan jauh lebih mudah.
wortel-hidroponik
Itulah beberapa informasi yang dapat Anda ketahui tentang cara menanam wortel hidroponik. Jika menanam wortel menggunakan lahan membutuhkan ladang yang cukup serta kerja keras yang diperlukan jauh lebih besar dan berat ketimbang sistem hidroponik maka Anda dapat mencoba untuk menggunakan cara hidroponik ini untuk mendapatkan hasil panen yang berlipat ganda dan tentunya sangat berkualitas.

Sumber:

Comments

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.biz ^_$
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad