Pembangunan Pertanian - pentingnya sektor pertanian, strategi pembangunan agribisnis, upaya menghilangkan Masalah kemiskinan, dan Strategi pembangunan pedesaan





        Pembangunan secara geografi tidak dapat dilepaskan dari ruang permukaan bumi yang menjadi tempat berpijak. Oleh karena itu, tidak dapat dilepaskan dari tanah baik sebagai sumber daya maupun sebagai lahan tempat pertumbuhan dan pembangunan berlangsung. Tanah sebagai sumber daya, dapat menyediakan kesuburan tanah, bahan bangunan, bahan dasar industri termasuk penyediaan energi. Tanah sebagai lahan, memberikan tempat bagi prasarana dan sarana pembangunan. Baik tanah sebagai sumber daya maupun sebagai lahan dipengaruhi oleh lokasi.

        Lokasi merupakan sumber daya abstrak yang memiliki nilai ekonomis dan strategi. Lokasi tanah atau lahan yang baik memberikan dasar pesatnya pertumbuhan dan pembangunan. Salim, Emil (1980, hlm. 215) mengatakan bahwa:
Menjelang tahun 2000 maka tanah menjadi faktor pembatas yang semakin menonjol dalam pembangunan. Tanah bisa dipakai untuk berbagai kepentingan yang saling bersaing, seperti keperluan pertanian, lokasi industri, tempat pemukiman, jaringan jalan, saluran irigasi dan air minum, yang bisa memberi manfaat kepada manusia.

        Menurut Nurmala, dkk. (2012, hlm. 1) Pertanian merupakan kebudayaan yang pertama kali dikembangkan manusia sebagai respons terhadap tantangan kelangsungan hidup yang berangsur menjadi sukar karena semakin menipisnya sumber pangan di alam bebas akibat laju pertambahan manusia. Sedangkan menurut Mubyarto (1989, hlm. 16) pertanian dalam arti luas mencakup: Pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat dan perkebunan besar), kehutanan, peternakan, dan perikanan (dalam perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut).

        Berdasarkan definisi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pertanian adalah aktivitas pemanfaatan sumber daya alam baik hayati ataupun hewani yang bisa menghasilkan dan dapat di pergunakan untuk memenuhi kebutuhan kehidupan manusia.

        Indonesia merupakan negara agraris, seperti yang dijelaskan oleh Mubyarto (1989, hlm. 12) bahwa Indonesia masih merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal itu dapat ditunjukan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian. Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian besar daerahnya berada di daerah tropik yang langsung dipengaruhi oleh garis katulistiwa yang memotong Indonesia hampir menjadi dua.

        Di samping pengaruh katulistiwa, ada dua faktor alam lain yang ikut memberi corak pertanian Indonesia. Pertama, bentuknya sebagai kepulauan. Dan Kedua, topografinya yang bergunung-gunung.

        Pertanian Indonesia dibagi menjadi dua yaitu usahatani pertanian rakyat (small holder) dan perusaahan pertanian. Perusahaan pertanian sebagai lawan pertanian rakyat adalah perusahaan pertanian untuk memproduksi hasil tertentu dengan sistem pertanian seragam di bawah manajemen yang terpusat dengan menggunakan berbagai metode ilmiah dan teknik pengolahan yang efisien.

        Pentingnya sektor pertanian sebagai motor penggerak pembangunan atau pertumbuhan ekonomi pertama kali diusulkan oleh Irma Adelman yang terutama lewat keterkaitan pendapatan atau konsumsi. Pandangan strategis ini didasarkan pada asumsi bahwa pasar lokal akan berkembang apabila pendapatan masyarakat setempat meningkat, dan faktor terakhir ini bisa terjadi apabila ada peningkatan produktivitas di sektor pertanian. Akan tetapi, Adelman berpendapat bahwa fokus lebih baik diberikan kepada perkembangan pertanian skala kecil dan menengah, karena ini lebih cocok bagi daerah yang pembangunannya masih terbelakang.

        Sektor pertanian mendapat prioritas utama karena sektor ini ditinjau dari berbagai segi memang merupakan sektor yang dominan dalam ekonomi nasional. Misalnya kontribusinya dalam pendapatan nasional, peranannya dalam dalam pemberian lapangan kerja pada penduduk yang bertambah dengan cepat, kontribusinya dalam penghasilan devisa dan lain-lain. Penelitian yang lebih mendalam atas proyek-proyek dan program-program repelita akan mengungkapkan dengan jelas bahwa pembangunan pertanian tidak dapat berdiri sendiri.

        Pertanian mempunyai hubungan erat dan kait mengkait dengan sektor-sektor perekonomian lainnya misalnya sektor perdagangan, pendidikan dan sebagainya. Untuk mempercepat proses pembangunan pertanian terbukti diperlukan peningkatan kegiatan yang simultan dalam hampir semua sektor yang ada. Departemen dalam negeri, perhubungan, penerangan, tenaga kerja, transmigrasi dan koperasi, bahkan departemen sosial dan agama ikut mengambil bagian yang aktif dalam usaha-usaha pembangunan inti dari departemen pertanian.

        Sektor pertanian tidak dipandang sebagai sektor yang pasif yang mengikuti sektor industri, tetapi sebaliknya. Pembangunan pertanian didorong dari segi penawaran dan dari segi fungsi produksi melalui penelitian-penelitian, pengembangan teknologi pertanian yang terus menerus, pembangunan prasarana sosial dan ekonomi pedesaan dan investasi-investasi oleh negara dalam jumlah besar. Pertanian kini dianggap sebagai sektor pemimpin (leading sektor) yang diharapkan mendorong perkembangan sektor-sektor lainnya.

        Pembangunan pertanian diarahkan pada berkembangnya pertanian yang maju, efisien dan tangguh. Pengertian maju, efisien dan tangguh dalam ekonomi pertanian menurut Mubyarto (1989, hlm. 284) mencakup konsep-konsep mikro dan makro yaitu bagi sektor pertanian sendiri maupun dalam hubungannya dengan sektor-sektor lain diluar pertanian, misalnya industri, transportasi, perdagangan dan keuangan/ perkreditan. Selanjutnya pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan hasil dan mutu produksi, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani, peternak dan nelayan, memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha, menunjang pembangunan industri serta meningkatkan ekspor.

        Menurut Saragih (dalam Asriani, 2003, hlm. 148) dalam upaya perwujudan konsep pembangunan pertanian berkelanjutan di Indonesia, diperkirakan akan terwujud melalui pendekatan strategi pembangunan agribisnis nasional.

1. pembangunan agroindustri sebagai motor penggerak agribisnis. Di masa lalu, ketoka orientasi pembangunan pertanian terletak pada peningkatan produksi, yang menjadi motor penggerak sektor agribisnis adalah usahatani. Dewasa ini dan di masa yang akan datang, orientasi sektor telah berubah kepada orientasi pasar, dengan berlangsungnya perubahan preferensi konsumen yang semakin menuntut atribut produk yang lebih rinci dan lengkap, maka motor penggerak sektor agribisnis harus berubah dari usahatani kepada industri pengolahan (agroindustri).

2. Pengembangan strategi pemasaran. Pembangunan sektor agribisnis yang berorientasi pasar menyebabkan strategi pemasaran menjadi sangat penting, bahkan paling menentukan keberhasilan. Pengembangan strategi pemasaran ini semakin penting peranannya terutama mengahadapi masa depan, dimana preferensi konsumen terus mengalami perubahan.

3. Pengembangan sumberdaya agribisnis. Agar sektor agribisnis mampu menyesuaikan diri terhadap perubahan pasar, diperlukan pengembangan sumberdaya agribisnis, khususnya pemanfaatan dan pengembangan teknollogi, serta pembangunan kemampuan sumber daya manusia agribisnis sebagai actor pengembangan sektor agribisnis.

4. Penataan dan pengembangan struktur agribisnis. Struktur agribisnis nasional yang terkotak-kotak telah menciptakan transmisi dan margin ganda, yang secara keseluruhan akan merugikan perkembangan sektor agribisnis nasional. Oleh sebab itu, penataan dan pengembangan sektor agribisnis perlu memperoleh perhatian yang serius. Penetaan dan pengembangan struktur agribisnis nasional diarahkan pada dua sasaran pokok, yaitu (1) mengembangakan struktur agribisnis yang terintegrasi secara vertikal mengikuti satu aliran produk (produk line) sehingga subsistem agribisnis hulu, subsistem agribisnis pertanian primer dan subsistem agribisnis hilir berada dalam suatu keputusan manajemen; (2) mengembangkan organisasi bisnis (ekonomi) petani agar dapat merebut nilai tambah yang ada pada subsistem agribisnis hulu dan subsistem agribisnis hilir.

5. Pengembangan pusat pertumbuhan agribisnis. Selama ini, lokasi perkembangan agroindustri nasional umumnya berorientasi pada konsentrasi konsumen seperti sektor perkotaan dan di pulau jawa yang merupakan pusa-pusat konsumen. Di masa yang akan datang, orientasi lokasi agroindustri tersebut telah diubah. Dari orientasi pusat-pusat konsumen ke orientasi sentra produksi bahan baku.

6. Pengembangan infrastruktur agribisnis. Untuk mendukung pengembangan pusat-pusat pertumbuhan sektor agribisnis tersebut, diperlukan pengembangan infrastruktur agribisnis, seperti jaringan jalan dan transportasi (laut, udara, sungai dan darat) jaringan listrik, air, pelabuhan perikanan dan peternakan, pelabuhan ekspor dan lain-lain.

        Tujuan dasar pembangunan pedesaan di negara-negara sedang berkembang adalah mengurangi atau menghilangkan kemiskinan. Masalah kemiskinan ini cukup pelik, sehingga berbagai usaha untuk menghilangkannya perlu dilaksanakan secara rapi dan terpadu mencakup upaya-upaya:

1) Meningkatkan dan memperluas produksi pertanian
2) Meningkatkan kesempatan kerjabaik di dalam maupun di luar sektor pertanian
3) Mengurangi kemiskinan terutama yang mengakibatkan kekuranga gizi, dan
4) Menciptakan lingkungan yang baik untuk memperlambat pertumbuhan penduduk

        Strategi untuk pembangunan pedesaan dalam garis besarnya menurut Mubyarto (1989, hlm. 284) adalah sebagai berikut: pertama, pembangunan pertanian didasarkan pada orientasi peningkatan kesempatan kerja. Kedua, meningkatkan dan membina lembaga pelayanan sosial khususnya pendidikan dan kesehatan, dan ketiga, memperkuat serta membina prasarana kelembagaan keahlian manajemen bagi penduduk desa.



Baca Juga:
Pembangunan Pertanian - Peranan Sektor Pertanian 

Sumber:
http://repository.upi.edu/15690/1/S_GEO_1001467_Chapter2.pdf

Comments

Post Page Ad

mid ad

Bottom Ad