Negara-negara berkembang
seperti Indonesia adalah negara agraris. Sektor pertanian mendapatkan prioritas
utama dalam pembangunan negara negara berkembang, sebahagian ahli ekonomi
memandang sektor pertanian adalah sektor penunjang yang positif dalam
pembangunan ekonomi pada negara itu. Beberapa ahli telah mengemukakan
pentingnya sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi. Todaro (2003: 102) yang
mengemukakan pembangunan pertanian sebagai syarat mutlak bagi pembangunan
nasional bagi khususnya di negara dunia ketiga. Dia melihat sekitar dua per
tiga dari bangsa yang miskin menggantungkan hidupnya dari sektor pertanian,
sebagian besar kelompok miskin tersebut bertempat tinggal di pedesaan.
Johnston dan Mellor (1961)
dalam Jhingan (1990: 65) menyebutkan bahwa peranan sektor pertanian dalam
pembangunan ekonomi adalah:
1. Sumber
utama penyediaan bahan makanan.
2. Sumber
penghasilan dan pajak.
3. Sumber
penghasilan devisa yang diperlukan untuk mengimpor modal, bahan baku, dan lain-
lain.
4. Pasar
dalam negeri untuk menampung hasil produksi indus tri pengolahan dan sektor
bahan pertanian lainnya.
Daniel (2002: 41) mengemukakan
tiga alasan utama mengapa sektor pertanian perlu dibangun lebih dulu:
a. Barang-barang
hasil industri memerlukan dukungan daya beli masyarakat. Umumnya pembeli
barang-barang hasil industri sebagian besar berada dalam lingkungan sektor
pertanian. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan juga memenuhi kebutuhan peralatan
dan bahan untuk usaha di sektor pertanian diperlukan barang hasil industri.
Oleh karena itu, masyarakat sektor pertanian harus ditingkatkan lebih dulu
pendapatannya.
b. Untuk
menekan ongkos produksi dari komponen upah dan gaji diperlukan tersedianya
bahan-bahan makanan yang murah dan terjangkau, sehingga upah dan gaji yang
diterima dapat dapakai untuk memenuhi kebutuhan pokok guru dan pegawai. Keadaan
ini bisa tercipta bila produksi hasil pertanian terutama pangan dapat
ditingkatkan sehingga harganya lebih rendah dan terjangkau oleh daya beli.
c. Industri
membutuhkan bahan baku yang berasal dari sektor pertanian, karena itu produksi
bahan-bahan industri memberikan basis bagi pertumbuhan itu sendiri. Keadaan ini
bisa tercipta sedemikian rupa sehingga merupakan suatu siklus dan kerja sama
yang saling menguntungkan
Peranan sektor pertanian juga
tercermin pada saat Indonesia dilanda krisis. Sektor ini terbukti mampu
bertahan selama krisis dan dapat tetap menghasilkan devisa bagi Indonesia
disaat sektor-sektor lain ikut terpuruk terbawa gejolak krisis moneter 1998.
Depresiasi rupiah terhadap dollar yang
cukup besar pada saat itu
menyebabkan harga komoditi ekspor pertanian dalam rupiah pada saat itu melonjak
sangat tinggi, sehingga mendorong peningkatan volume ekspor. Peningkatan volume
ekspor tersebut juga karena produkproduk Indonesia dapat bersaing baik secara
kompetitif maupun secara komparatif di pasar internasional (Daniel, 2002: 42).
Menurut Soekartawi (2002: 67),
pembangunan pertanian pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi keinginan yang
ingin dicapai yaitu untuk mencapai kesejahteraan masyarakat pertanian secara
lebih merata. Pembangunan pertanian dilakukan dengan cara meningkatkan
produksi, produktivitas tenaga kerja, tanah dan modal. Dengan usaha tersebut
maka, partisipasi aktif petani dan masyarakat pedesaan dapat ditingkatkan,
sehingga peningkatan tingkat produksi pertanian dapat dicapai secara efisien
dan dinamis diikuti pembagian surplus ekonomi antar berbagai pelaku ekonomi
secara lebih adil, serta pengembangan sistem agribisnis yang efisien.
Sektor pertanian menjadi prioritas
utama karena ditinjau dari berbagai segi memang merupakan sektor yang cenderung
dominan dalam ekonomi nasional. Pembangunan pertanian didorong dari segi
penawaran dan dari segi fungsi produksi melalui penelitianpenelitian, pengembangan
teknologi pertanian yang terus-menerus, pembangunan prasarana sosial dan
ekonomi di pedesaan dan investasi- investasi oleh negara dalam jumlah besar.
Pertanian kini dianggap sebagai sektor pemimpin “leading sector” yang
diharapkan mendorong perkembangan sektor sektor lainnya (Mubyarto, 1999: 13).
Secara konseptual maupun
empiris sektor pertanian layak untuk menjadi sektor andalan ekonomi termasuk
sebagai sektor andalan dalam pemerataan tingkat pendapatan masyarakat yang
sebagian besar bekerja di sektor pertanian. Dalam proses transformasi
pembangunan juga mempunyai peran yaitu (Tripustika, 2005: 42):
1. Kontribusi
produk, yaitu sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan bagi
pekerja di sektor industri, selain itu juga sebagai penyedia bahan baku
industri.
2. Kontribusi
pasar, yaitu rumah tangga di sektor pertanian adalah sasaran utama konsumsi
output yang dihasilkan di sektor industri.
3. Kontribusi
devisa, yaitu berperan sebagai penyumbang devisa atas ekspor barang-barang yang
diproduksinya.
Menurut Mosher (1965) dalam
Mubyarto (1999: 17) ada lima syarat mutlak pembangunan pertanian yaitu:
1. Adanya
pasar untuk hasil- hasil usaha tani.
2. Teknologi
yang senantiasa berkembang.
3. Tersedianya
bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal.
4. Adanya
perangsang produksi bagi petani.
5.
Tersedianya pengangkutan yang lancar dan
kontinu.
Sumber:
Comments
Post a Comment